CHAPTER 3 : A Bridal Inn

2.7K 288 1
                                    

Sakura menatap matahari yang baru terbit di ufuk timur. Pagi ini, Sakura akan menempuh langkah baru. Setelah sekian lama, akhirnya Sakura bisa ikut serta dalam perjalanan panjang bersama Sasuke.

"Tunggu aku, Sasuke-kun!" Sakura berlari menyusul Sasuke, menyamakan langkahnya dengan pemuda itu.

Tangan Sakura bertaut di belakang tubuhnya, matanya melirik Sasuke melalui ekor matanya. Perjalanan panjang sekali pun, tidak akan terasa selama Sasuke berada di sampingnya.

"Nee, Sasuke-kun."

"Hn?" Sasuke menoleh sekilas.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan ketika berkelana? Apa tujuannya?" tanya Sakura penasaran.

Sasuke tampak berpikir sejenak, pemuda itu memperhatikan jalanan berbatu yang menjadi pijakan mereka.

"Untuk melihat sisi dunia melalui sudut pandang kita, dan tentunya untuk membantu orang-orang, juga melindungi Desa Konoha."

Sakura tertegun. Ia belum pernah melihat sisi Sasuke yang begitu hangat. Pemuda itu sudah sangat berbeda dari terakhir kali mereka bertemu.

Dua pasang kaki melangkah menyusuri hutan belantara, mencari jejak-jejak musuh yang mungkin masih mengintai dari kejauhan. Sudah terhitung lebih dari sepuluh jam sejak pertama kali mereka meninggalkan desa, namun keduanya belum sempat mengistirahatkan diri.

Sakura terperangah melihat sebuah tebing yang menjulang tinggi berada tepat di hadapannya. Ia mengikuti Sasuke yang mulai memanjat tebing itu. Sebagai orang yang awam dalam berkelana, Sakura harus mengikuti beberapa saran yang Sasuke berikan, mereka harus menghemat chakra sebagai persiapan jika musuh datang di luar dugaan.

Keringat Sakura mengalir, cukup melelahkan ketika ia harus memanjat tebing setelah melakukan perjalanan jauh tanpa beristirahat. Sakura bertanya-tanya, bagaimana bisa Sasuke melakukan perjalanan ini selama bertahun-tahun?

Sakura hampir kehilangan seluruh tenaganya, tangannya gemetar saat hampir menyentuh batu terakhir. Satu panjatan lagi, ia bisa menyusul Sasuke. Lamunan Sakura terpecah ketika sebuah tangan terulur di hadapannya. Itu tangan Sasuke, pemuda itu tengah menawarkan bantuan. Sakura tersenyum lembut, ia menerima uluran tangan itu dan menggenggamnya erat.

Sasuke menarik tangan Sakura hingga seluruh tubuh gadis itu berada di atas tebing. Napas Sakura terengah, keringat mengalir dari pelipis dan lehernya.

"Kau lelah? Kita bisa mencari tempat untuk beristirahat," ujar Sasuke.

"Apakah boleh?" tanya Sakura dengan napas yang tersenggal-senggal.

Sasuke merogoh tasnya, mengambil sebotol air yang sempat ia siapkan sebelum meninggalkan desa.

"Minumlah."

Sakura menatap botol air yang Sasuke berikan, dan berkata, "Tapi, itu milikmu."

"Tak apa, kita bisa berbagi."

Dengan sedikit rasa malu, Sakura memerima air itu dan meminumnya.

"Terima kasih, Sasuke-kun." Sakura mengusap bibirnya yang basah.

"Hn."

Sasuke mengambil alih botolnya dan meminumnya. Mata Sakura tertuju pada jakun Sasuke yang bergerak naik-turun ketika buliran air minum masuk ke dalam tenggorokannya.

"Kau masih kuat berjalan?" tanya Sasuke, dibalas dengan anggukan kecil dari Sakura.

Sebuah pohon besar yang dikelilingi semak-semak menjadi tempat peristirahatan sementara. Meski pun tak begitu nyaman, masih ada tempat aman bagi mereka.

For You • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang