Jimin akui, perempuan berperawakan mungil yang bernama Suga tadi, sangatlah manis.
Dengan proporsi tubuh mungil, itu terlihat sangat menggemaskan.
Dan Jimin sukses dibuat terpanah ketika suara dinginnya mengalun ketika menyapa pengunjung cafe.
Hebatnya, pengunjung cafe tidak ada yang beranggapan bahwa perempuan itu sombong. Mereka lebih memilih asumsi bahwa Suga itu sosok dingin.
Tapi memang kenyataannya begitu, sih.
Dan untuk sekali lagi, Jimin dibuat terpana dengan tuts piano yang Suga tekan membuat nada yang menyatu dengan instrumen gitar dan juga suara milik penyanyi.
Intinya, Suga benar-benar paket lengkap untuk definisi sempurna.
Saat-saat yang ditunggu tiba. Saat dimana Suga akan melakukan solo.
Tapi Jimin tidak menyangka bahwa kedua temannya akan membiarkan si mungil sendirian bersama dengan grand piano diatas panggung.
Ini benar-benar keren!
Jika saja Suga seorang idol, mungkin saja Jimin akan mendeklarasikan dirinya sebagai fanboy nomor satu perempuan mungil itu.
Saat dimana teman-temannya atau pengunjung lain memejamkan matanya untuk menikmati lagu yang dibawakan Suga, Jimin lebih memilih membuka lebar matanya untuk melihat sosok mungil yang mungkin hanya bisa Jimin nikmati selamat dua jam kedepan.
Selebihnya? Hanya takdir yang mengetahui.
Agaknya, Suga sedikit mencuri pandang kepada pengunjung cafe. Melihat betapa mereka menikmati lagunya.
Walaupun genre mellow seperti ini bukan tipe Jimin sekali, tapi dia tetap menikmatinya. Apalagi Suga yang menyanyikannya.
Mata kelam Jimin menangkap netra milik Suga yang juga memperhatikannya. Ini benar-benar gila!
Tubuh Jimin menegang seketika. Netra Suga seakaan mengajaknya tenggelam bersama. Menyusuri dalamnya netra milik Suga.
Hingga lagu selesai, netra Yoongi tidak lepas dari pandangan Jimin. Keduanya seakan tidak berniat sama sekali untuk mengalihkan. Keduanya benar-benar tenggelam bersama pada dalamnya tatapan masing-masing.
Hingga pada akhirnya Kookie memecah keheningan, dia berkata bahwa setelah ini mereka akan membawakan lagu bersama.
Suga dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada adik manisnya yang sedang berbicara dan berbincang sedikit dengan beberapa pengunjung.
Semuanya terasa asing. Tatapannya matanya asing namun terasa begitu menyenangkan saat tenggelam pada netranya.
Seolah-olah keduanya berbincang hangat dalam tatapan tersebut. Tidak memperdulikan hal sekitarnya. Tidak ada niat mengeluarkan suara sekedar berbicara dengan artian sesungguhnya.
Keduanya menikmatinya. Tanpa rasa canggung—tetapi tetap terasa asing, namun nyaman.
"Suga-eonnie?"
Hingga suara Jungkook mengintrupsi. Membangunkan lamunan Suga—sekaligus Jimin.
"Kami akan membawakan lagu So Far Away yang ditulis oleh Suga-eonnie. Kami harap kalian menikmatinya~"
Riuh tepuk tangan membuat Jimin lagi-lagi kembali pada fokusnya.
Dua jam yang terasa sangat singkat.
Inilah anggapan Jimin ketika melihat tiga sosok perempuan yang dua jam mengisi panggung cafe milik Hoseok itu turun. Undur diri karena sudah waktunya mereka berhenti.
Dan selama dua jam tersebut, mereka berhasil membawakan banyak lagu. Dan beberapa kali diselingi oleh candaan juga obrolan yang dilontarkan untuk pengunjung.
Dan selama itu juga, Jimin habiskan waktunya untuk menatap sosok mungil tersebut.
Matanya tidak berniat untuk melepaskan sosok yang berhasil mengobrak-abrik pikiran serta hati milik Jimin.
Ah, Park Jimin telak jatuh cinta dengan Suga, si pengisi acara Cafe Sunshine.
Dari tatapan matanya, Jimin telak tertarik—sangat amat tertarik dengan si mungil.
Maka saat mereka turun, Jimin sedikit menghela nafas kecewa, tapi segera meminta perhatian teman-temannya.
"Suga, itu nama aslinya atau nama panggung?" tanya Jimin langsung pada intinya.
Karena nama Suga cukup asing didengar. Apalagi ini adalah Korea. Suga tidak menunjukan bahwa dia akan menyebutkan marganya.
"Bukan. Itu nama panggungnya," jawab Hoseok seadanya.
"Begitu juga dengan Jinnie dan Kookie, bukan?" tembak Jimin tepat sasaran.
Dan yang lain mengangguk.
Hell! Jimin merasa seperti idiot disini. Hanya dia yang tidak mengetahui apa-apa tentang tiga sosok perempuan tersebut.
Jimin mendengus dan memilih menyeruput latte miliknya yang tinggal sedikit.
"Hei, Suga, Jinnie, dan Kookie, kalian akan langsung pulang?"
Suara khas Hoseok dengan volumenya besar, membuat Jimin mau tak mau menoleh.
Dan menemukan tiga sosok yang mengisi panggung selama dua jam tadi.
Namun atensi Jimin sepenuhnya hanya pada Suga. Perempuan itu benar-benar terlihat mungil—diperparah dengan mengenakan coat.
Benar-benar menggemaskan!
"Tentu kami akan langsung pulang, ada apa?" jawab Jinnie.
"Bagaimana kalau kita makan malam? Kita bisa pergi ke restaurant yang dekat darisini, oke?" ajak Hoseok.
Binar mata Kookie langsung bersinar, dengan sedikit pekikkan, dia menjawab, "Tentu! Ayo kita makan malam! Aku ingin ke restaurant Italia, boleh?"
"Tentu saja boleh, Kookie. Ayo!"
Bukan. Bukan Hoseok. Melainkan Taehyung. Pemuda asal Daegu itu benar-benar terlihat tertarik dengan sosok Kookie.
"Aku yang akan traktir," ujar Namjoon lalu segera bangun dari kursinya.
Yang lain memekik riang ketika mendengar kata traktir. Artinya mereka akan makan enak tanpa membayar sepeserpun.
Yoongi kiyowo sangattt
Yoonlea here!😆
KAMU SEDANG MEMBACA
your eyes ; minyoon
Fanfictioncomplete✔ Berawal dari tatapan mata. Pub; 19 June 2019 special for @KimCia69 birthday!✨