21 || It's my Fault

42 4 15
                                    

Ten berlari menyusuri koridor sekolahnya ini dengan ponsel yang masih setia di telinganya. Jantungnya berdegub kencang saat orang itu tak jua mengangkat panggilannya.

Brak!

Ia membuka sebuah ruangan kelas dengan kasar. Lalu mengumpat kesal saat tidak menemukan orang itu di sana.

"Lo tuh bego apa gimana, sih...!!! Arghhh!!" Ten mengacak rambutnya frustasi sesaat setelah keluar dari ruangan tersebut.

Kepalanya mengadah ke langit. Matahari hampir menyelesaikan tugasnya hari ini. Langit mulai gelap, tetapi Ten tak kunjung menemukan orang itu.

"Gak mungkin mereka bawa dia ke kelas, pasti ke suatu tempat yang susah ditemuin!" gumam Ten, lalu berlari menuju sebuah tempat yang tiba-tiba terlintas di kepalanya. Namun, saat hampir saja sampai di tempat itu...

Brugh!

Seorang laki-laki yang berlari dari arah berlawanan tak sengaja menabraknya saat berada di belokan koridor. Laki-laki itu tampak cemas dan ketakutan. Dengan napas yang masih memburu, laki-laki itu hendak melanjutkan langkahnya, tetapi berhasil ditahan Ten dengan wajah penuh amarah.

Ten mencekal kuat lengan laki-laki itu. "Jaehyun dimana?" tanya Ten dengan penuh penekanan.

Laki-laki itu diam. Wajahnya masih terlihat begitu shock sampai ia bingung harus menjelaskannya darimana.

"GUE TANYA SAMA LO, TAEYONG. JAEHYUN DI MANA SEKARANG!!!?!" Ten menarik kerah seragam Taeyong dengan perasaan begitu cemas.

"CK!" decak Taeyong. "GUE MAU NELPON POLISI SAMA AMBULAN, BANGSAT! DIA DI GUDANG BELAKANG SEKARANG!" jawab Taeyong, kesal.

Tangan Ten perlahan melepaskan cengkraman itu dari kerah Taeyong. Tubuhnya melemas. Pertahanannya runtuh seketika mendengar kata itu.

"G-gue .... gak sengaja...." lirih Taeyong dengan suara melemah, lalu seperskian detik kemudian berlari untuk meminta bantuan.

TRINGGGGG!!!

TRINGGGGG!!!

16.30

Suara alarm dari jam weker itu berbunyi, sontak membangunkan Ten dari mimpi buruknya di tidur siangnya kali ini. Ia menggapai jam weker yang berada di nakas samping tempat tidurnya, lalu mematikannya dengan nyawa yang masih belum terkumpul sempurna.

Ten terduduk di kasurnya. Ia mengusap wajahnya, lalu memijat pangkal hidungnya. Ia lelah memimpikan hal yang sama berulang kali—kejadian dari masa lalu itu selalu hadir di mimpinya. Hal itu sangat menyiksanya. Ia menoleh ke arah nakasnya yang terdapat sebuah bingkai foto masa alaynya bersama seseorang.

Jaehyun, lo apa kabar...? batin Ten. Ia menghela napas berat, lantas memutuskan bangkit dari kasurnya karena tak ingin berlarut-larut memikirkan masa lalu itu lagi.

Ting Tong!

Ting Tong!

Suara bel rumahnya itu berbunyi. Ten bergegas turun ke bawah untuk membukakan pintu.

Pintu itu terbuka, menampilkan sosok seorang gadis yang selama ini begitu ia rindukan. Ten bahkan kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan keterkejutannya saat ini. Rambut kecoklatan yang tergerai indah itu, hidung sumpurna pada wajah menawan itu, serta bibit tipisnya—Ten masih ingat betul kenangan-kenangannya bersama gasis ini.

"Ryujin...?" gumam Ten.

Ryujin tersenyum lalu memeluk laki-laki itu dengan erat. "GUE KANGEN BANGET SAMA LO!!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANOTHER SIDE OF TAEYONG [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang