BAB 2

20 4 4
                                    

Diapun mulai memperkenalkan ekskul yang di bawah naungannya cukup lama dia berada di kelas ku karena banyaknya minat murid di kelas untuk masuk ke ekskul tersebut.tibalah saat team basketnya selesai mempromosikan ekskul tersebut saatnya aku menunjukkan wajahku lagi dan ternyata aku semakin sial dia berdiri persis di depan aku duduk untuk mengarahkan kegiatan ekskul tersebut.
Aku mencoba untuk tetap tenang dan tenang hasilnya tetap nihil dia malah menawarkannya kepada ku.

"Gak mau masuk?" ia bertanya dengan nada yang cukup lembut.
"nggak minat kak,maaf." jawabku dengan nada yang sambil gugup.
"kalo mau masuk ini hubungin aja Christ."tawarnya sambil menulis no-nya.
"iya kak makasih ya" dengan wajah yang tersenyum.
"manis." ucapnya dengan nada halus sehingga membuat wajahku kembali memerah.

Dia keluar dengan wajah yang kalau bisa dibilang sih stay cool tapi orangnya juga buaya.
Saatnya Aku,Alice,Arra dan Rose mulai menggosipin anak anak basket tersebut,benar saja mereka tergila-gila dengan ekskul tersebut tetapi sepertinya ada yang janggal "Oh iya Dian!" kami melupakannya soalnya dia sendiri yang terpisah dari kami.
Kami mendatangi kelas Dian yang tak jauh dari kelas ku,Aku melihat Dian sedang berbicara dengan teman sekelasnya.Arra meneriakinya.

"Dian kampret!sini join nggak usah jadi sok polos din."sambil tertawa melihat dian yang sudah mengerutkan wajahnya.
"Apaasih Ra,orang lagi kenalan juga.Emang mau kemana kok rempong banget?
"nyari cowok ganteng Din!"sahutku sambil merangkulnya.
"Dih,Vanna gatel ah."Sambung Alice.
"udah yuk ke kantin sekalian cuci mata.Daritadi belum ada liat kakak kelas yang ganteng nih."Rose menarik kami untuk tak membuang waktu.

Sampailah kami di kantin sembari memesan makanan kami menceritakan kenangan dulu semasa SMP ternyata Arra sengaja masuk disini karena dia menyukai kakak kelasnya dulu yang bernama Jensen.Arra sudah lama mengincar Jesen tetapi Jensen belum meresponnya.

Selama kami makan ternyata ada segerombolan Kakak kelas masuk ke kantin dengan gaya yang sangat sombong.Rose pun langsung membisikkan kepada kami tentang mereka.

"Eh kalian tau gak?itu kakak yang tadi lewat udah terkenal sejak SMP katanya anak konglomerat.Jadi gitu deh kelakuannya sok banget kan?
"Dih,sementang anak orang kaya gitu amat tingkahnya."Sindir Arra dengan nada yang lumayan keras hingga tersampailah kata tersebut ke telinga Amber.

Langsung Amber melirik kami dengan mata yang sangat tajam.
"Heh udah,udah dia liatin kita tuh aduh." Kata Rose
"Iya nih aduh mati kita Ra!." Kata Dian
"Aduh udah diem diem." Kata Alice
"Udah kayak gak tau apa apa aja." sambungku.

Tibalah Amber dan Kawannya kemeja makan kami dengan tangan yang di lipat dan kesombongannya.

"Oh jadi kamu yang ngomongin aku?" Tanya Amber kepada Arra
"Lah,kok jadi aku sih?emang ada buktinya?" Jawab Arra
"Masih jadi Murid baru udah berani bohong ya?!"Bentak Wesley.
"Etdah busyet halu ah jadi orang." Sambungku dengan gaya yang tak kalah songong. "Emang kalau aku yang omongin kamu kenapa?gak suka?" Tanyaku.

Karena kata ku tadi mulailah Amber melayangkan tamparan di wajah ku dengan keras.

"Woy!enak aja kamu main nampar temen aku!" Bentak Arra
"Lah emang kenapa nggak boleh?!"Tanya Valley
"Aduh Arra udah deh malu diliatin orang banyak." Bujuk Alice dengan wajah yang takut.
"Ngapain kita takut sama orang kayak gini cuman menang anak kaya doang? Hah,basi." Jawabku.
"Vanna udah deh,malu kita masih anak baru nih." Tak kalah Rose juga membujukku.
"Gara-gara Rose nih jadi gini deh keadaannya." Sahut Dian.
"Ya maaf,din tadinya sih cuman mau bilang gitu aja eh malah di sindir si Arra." Jawab Rose dengan rasa bersalah.

Waktu kami sedang berantam terdengar suara laki-laki yang berteriak.

"SALAH TEMPAT KALO MAU BERANTAM."

Langsung kami terdiam dan menoleh kearah sumber suara tersebut ternyata anak itu bersama teman-temannya sedang melihat kami.

"Dih apaan sih,gak jelas banget." jawabku tak mau kalah.
"Ikut campur aja sih jadi cowok!" Bentak Eura.
"Mau di tempat yang lapang gak berantamnya?malu di kantin diliatin orang."

Deg,jantungku mulai berdegup cukup kencang karena mendengar suara itu lagi harus berapa kali aku mendengarnya?bukannya suara itu membuatku cukup membuatku mati sesaat.
Dia pun menanyakan kepadaku..

"Kok diam?udah selesai nih?yah sayang kali aku gak liat mungkin teman aku yang diujung tadi ngelihat. Tanya dia kepadaku.
"Mike"panggilnya kepada cowok yang berteriak kepada kami tadi.
"Oit,apa Christ?lama amat,gak liat tadi ada drama kakak kelas VS adek kelas yang imut-imut."Seru Mike
"Hahaha liat kok aku tadi,lucu berantamnya" Ejek Christ kepadaku.
"Hahahaha macem nggak tau cewek aja Christ" goda Jensen.
"Ntah tu macem nggak tau aja" sambung Lian.
"Namanya Christ udah lama gak ada cewek lupalah gimana si." Ledek Steven sambil menyenggol badannya ke Christ.
"Sotoy." Kata Christ

Akupun mulai malas mendengar perkataan yang dikeluarkan Amber kepadaku dan si Christ yang meledekku.
Ketika aku jalan keluar dari kantin Christ pun menyenderkan badannya di depan pintu kantin.

"Gitu aja?"

Ini anak maunya apaan sih?gak bisa gak jumpa 1 hari aja lama-lama bikin gerem sendiri liatnya kayak ada aja angin yang berhembus menyampaikan sesuatu padanya.
Akupun memberanikan diri menatap matanya dan berdiri sedekat itu.

"Kenapa?tapi katanya disini bukan tempat berantem yaudah kami pindah tempat.mau liat kak?"Jawabku.

Dengan wajahnya yang sudah berubah menjadi tak mengenakkan.Dia menarikku keluar dan bertanya kepadaku.

"Masih mau ngelanjutin?"Dia bertanya padaku
"Lah tadi udah mau siap malah ditanya begitu."jawabku sembari memalingkan muka.

Dia memegang bahu dan daguku sembari berkata : "kalau bicara itu liat orangnya jangan yang lain kayak bicara sama tembok aja kamu Van."

Gila gak sih? Betapa gemetarannya aku disaat dia memberlakukan aku seperti itu.














Haiiii ini aku update lagiiii makasi buat teman-teman yang masih setia baca tulisanku ❤ hpy reading temannn -Ponpon

Please Don't leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang