Min

1K 130 2
                                    

Di hari sabtu pagi ini keluarga Min resmi pindah rumah ke perumahan yang lumayan dekat dengan sekolah anak sulung keluarga Min, katanya supaya tidak lelah dijalan.

Bukan itu saja sebenarnya, rumah lama nya itu secara tertulis milik sang istri dan dua hari yang lalu sepasang suami istri itu resmi bercerai, Ayah Min memutuskan untuk pindah rumah bersama anak sulungnya, Min Yoongi.

Ibu Min yang kembali dengan marga Lee itu terlebih dahulu yang meminta untuk bercerai, ada lelaki lain yang katanya lebih mapan daripada ayah Min yang sekedar hanya seorang penjual roti di toko sebrang jalan.

Ayah Min awalnya tak terima tapi karena tersadar latar belakang sang mantan istri yang terbiasa dengan dikelilingi harta membuat Ayah Min setuju untuk bercerai walau hatinya sangat menolak karena hati nya sangat mencitai sang istri secara tulus.

Yoongi itu sangat dekat dengan ibu nya tetapi disaat sang ibu pertama kalinya membawa lelaki mapan itu kehadapan ayah nya, ia menjadi benci dengan ibu nya. Sebenarnya orang tua Yoongi belum memberitahukan perihal perceraian mereka sampai detik ini, tetapi karena dasar nya Yoongi adalah anak yang cerdas dan terlalu cepat berpikir dewasa diusia nya yang masih muda, ia bisa mengerti saat ia mengintip keruang tamu dan mendapati mereka bertiga sedang berbicara sesuatu yang terlihat sangat serius, itu bisa diliat dari mimik muka sang ayah yang terkejut dan kata-kata tegas yang ibunya katakan.

Yoongi sangat marah saat ibunya dengan tegas dan lumayan nyaring menyuruh sang ayah membawa dirinya ikut pergi, kasarnya sang ibu mengusir dirinya dan sang ayah.

"Pergi lah dari rumahku dan jangan lupa bawa Yoongi ikut pergi dengan mu!"

Yoongi menggeram kesal karena ayah nya hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan 'mantan' ibunya. Yoongi menutup pintu kamar nya pelan supaya mereka tidak curiga.

Menenggelamkan wajah nya di bantal empuk itu terisak pelan sambil menggeluarkan air mata nya. Sungguh kejam sekali ibunya, ia masih berusia 12 tahun sekarang kenapa takdir nya harus memiliki kisah keluarga yang hancur seperti ini hanya karena perihal harta.

Ayah Min dan Yoongi tiba dirumah barunya yang sedikit lebih kecil dari rumah dulunya. Yoongi segera berlari memasuki rumah itu, berkeliling rumah supaya ia hafal dengan posisi ruangan yang ada di rumah ini, setelah itu kembali menuju ayah nya yang sedang membawa beberapa koper.

"Sini aku bantu", Yoongi mengambil salah dua dari beberapa koper itu yang tentu saja ukuran nya tidak lebih besar dari tubuhnya. Setelah menyimpan koper-koper dan beberapa kardus yang berisi barang-barang itu didalam rumah, Yoongi segera membuka kamar nya yang terletak disebelah kanan dapur itu.

"Ayah, apa kamar ini tidak terlalu luas untuk diriku sendiri?" Tanya nya sambil membuka lebar pintu kamarnya memperlihatkan pada ayahnya betapa luasnya kamar itu.

Ayah Min tersenyum dan terkekeh pelan, "Ayah sengaja, mungkin ayah akan membelikan mu komputer untuk kau membuat lagu, itu yang Yoongi inginkan bukan?"

Yoongi melebarkan mata nya terkejut. Yang benar saja! Membuat lagu adalah cita-cita saat ia masih berusia 6 tahun. Menurutnya membuat lagu itu terlihat sangat keren!

"Ayah serius? Tapi alat untuk membuat lagu itu sangat mahal" Ucap nya sedih mengingat harga-harga itu tertulis dengan angka yang sangat banyak dan diakhiri dengan 2 kata yaitu 'Juta Won'

Ayah nya hanya tersenyum dan lalu menyuruh Yoongi untuk membereskan barang-barang tersebut.

Yoongi hanya menurut saja, diam-diam ia sudah berniat untuk membantu ayah nya untuk mencari uang entah itu menjadi seseorang yang suka membersihkan jalanan atau seorang pembantu rumah tangga, mungkin? Walaupun Yoongi masih berusia 12 tahun ia sudah di didik oleh ayah nya untuk hidup mandiri walapun dulu ibunya sangat memanjakannya.

Ayah nya mengingatkan dirinya untuk tidak terlalu bergantung dengan seluruh harta milik sang ibu, karena nanti disaat Yoongi dewasa pasti Yoongi akan lebih senang menggunakan uang hasil kerja keras nya dari pada hasil ia meminta dari orang tua nya.

Bukan berarti ayah Yoongi sangat pelit, itu demi masa depan anak nya karena sifat Yoongi yang pendiam dan tertutup dengan sekitar terkecuali keluarga nya, mungkin akan membuat anaknya kesulitan nanti. Jadi ayah Min mangajarkan tentang hidup mandiri untuk Yoongi saat ia berusia 9 tahun.

"Rapihkan kamar mu, ayah akan memasak, jika butuh bantuan panggil ayah saja" Ucap ayah Min lalu bergegas menuju dapur untuk membuat beberapa makanan untuk mereka berdua dan beberapa tetangga barunya.

Yoongi mengangguk lalu membawa barang miliknya menuju kamar baru nya, menata kamar nya sesuai keinginannya tanpa satu orang pun ikut campur.

                             ————

"Yoongi!" Panggil ayah Min dari arah dapur, Yoongi segera mendatangi ayahnya.

Setiba didapur ia dikejutkan dengan beberapa kotak bekal yang sudah dibungkus dengan tas jinjing itu.

"Semua itu untuk siapa?" Tanya nya sembari melihat-lihat isi kotak bekal itu penasaran.

'Wah, kimchi!'

"Ini untuk beberapa tetangga baru kita" Yoongi mengangguk paham lalu melihat ayahnya sedang mencuci wajan dan mangkuk kotor.

"Mau aku bantu membagikannya?" Tanya nya sambil meraih beberapa tas jinjing itu. Ayah Min melirik Yoongi sambil tersenyum

"Baiklah, tolong antarkan itu semua ke tetangga ok? Ayah harus memotong rumput liar di halaman belakang dan sedikit menghias nya".

Yoongi mengangguk lalu membawa tas jinjing itu keluar. "Aku pergi dulu!" Teriak nya lalu dibalas teriak juga oleh Ayah nya, "Ya! Hati-hati Yoongi!"

Voment juseyo ^^!

—Ulin

Daegu -YoonVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang