Kenan

32 4 0
                                    

Suasana pagi di SMA Negeri Dinata II berubah menjadi ramai bak konser artis terkenal saat seorang laki laki dengan motor ninja hitamnya masuk ke halaman sekolah.

Belum ia lepas helm miliknya sudah banyak perempuan yang menyapanya. Bahkan tidak ada wanita satupun yang absen untuk tidak menyapanya, hanya sekedar modal dusta agar wajahnya dipandang olehnya atau sekedar ingin mendengar suara beratnya.

Namanya Januar Kenan kelas 11-4. Laki laki berkulit putih dengan matanya yang bulat dan hidungnya yang mancung. Bibir merah muda tipisnya membuat wajahnya tampak mempesona, jangan lupakan rambut hitamnya yang sedikit berantakan karena rambut hitam lembutnya terkena helm miliknya. Jangan lupakan juga tubuh atletisnya. Maklum Januar adalah atlet Taekwondo disekolahnya. Selain itu, Januar adalah seorang ketua OSIS dan ketua kapten basket tim A disekolahnya. Definisi terlalu sempurna.

Mayoritas perempuan memanggilnya dengan JK. Tak sedikit juga perempuan yang menambahkan embel embel oppa pada nama Januar . Jadilah JK oppa. Alasannya cukup sederhana. Januar mirip dengan salah satu idol asal korea selatan namun dengan kearifan lokal. Sedikit aneh memang jika kata kata oppa digunakan dinegeri +62 ini.

Tetapi sayangnya wajah mempesonanya hanya bisa dinikmati saja. Karena Januar termasuk dalam deretan laki laki yang sangat jutek jika dengan orang yang tidak dia kenali. Apalagi dengan perempuan. Jika sudah kenal pasti dia sering tersenyum. Jika Januar tersenyum seakan akan juteknya luntur entah kemana. Karena senyumannya terlihat manis dan lucu. Tapi jika sudah tidak dengan orang yang dekat dengan kembalilah pada Januar yang jutek dan dingin.

"Woy, Yan" ucap salah satu sahabat Januar.

Teman teman dekatnya memanggilnya dengan sebutan "Yan" karena mereka mengganti huruf J pada nama Januar dengan Y agar tidak ribet katanya.

"Eh tumben lo udah dateng, Ma" ucap Januar sambil memberikan tos persahabatannya.

"Yakan Bisma nungguin lo, Yan. Biasa dia kan mau nyontek PR matematika lo yang kemarin" ucap Juna.

"Lo kan juga mau nyontek!" ucap Bisma dengan sedikit emosi. Januar hanya tertawa melihat kedua karibnya itu.

"Udah kita kekelas dulu" ucap Januar sambil merangkul kedua sahabatnya itu.

Baru saja Januar masuk kedalam kelasnya. Namun matanya menatap mejanya yang menurut dia menjadi kotor. Dengan sabar Januar mengambil satu persatu benda dimejanya.

"Idih ada nasi goreng. Wah fans lo sweet juga. Sampe masakin nasi goreng buat lo loh" ucap Bisma sambil mengambil kotak bekal berwarna biru langit yang ada di meja Januar.

"Mau lo buang semua nih hadiah dari fans fans lo?" tanya Juna memastikan.
Bagaimana tidak. Diatas meja Januar bukanlah barang barang yang bernilai murah. Bahkan pewangi dari fansnya saja bermerk mahal. Belum lagi botol dan tempat makan yang isinya macam macam jus dan makanan juga turut memenuhi mejanya.

"Nggak gue buang. Cuman gue kasih ke anak anak basket" ucap Januar.

"Terus surat suratnya?" tanya Juna.

"Buang aja" ucap Januar setelah selesai memasukan semua benda benda itu kedalam kantong plastik yang selalu dia bawa. Karena hal ini selalu terjadi setiap hari.

"Nih buat lo Jun. Lo suka soto ayam kan?" tanya Januar. Dengan semangat Juna mengambil kotak bekal yang Januar bawa dan memakannya.

Tinggal satu kotak bekal komplit. Tampaknya Januar harus membereskan satu kotak makan ini. Januar melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

"Mau kemana lo, Yan?" tanya Bisma.

"Ke pak Ujang bentar. Buku mat gue ada di tas. Ntar ambil ae" ucap Januar sambil berjalan ke arah post satpam.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang