Sora

10 3 0
                                    

Seorang gadis manis memasuki halaman sekolah dengan gitarnya yang dia jinjing. Rambut hitam panjangnya dikuncir rapi. Kulit putihnya terkena cahaya matahari membuat kedua pipinya memerah. Mata coklat dan hidung mancungnya terlihat sempurna. Mungkin dia bukanlah gadis gadis yang digandrungi banyak laki laki. Dia hanyalah seorang gadis cantik yang sederhana penyuka petikan gitar.

"Eh, non Sora. Barusan selesai to lombanya?" tanya pak Ujang sambil membuka gerbang sekolah. Sora tersenyum manis.

"Iya pak barusan selesai" ucap Sora.

"Kalau gitu masuk gih non. Udah mau masuk jam kedua ini" ucap pak Ujang mempersilakan.

"Oke pak. Makasih ya pak" ucap Sora kemudian melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Walaupun Sora tidak terlalu terkenal tetapi banyak yang menyapa. Karena Sora adalah gadis yang ramah. Jika disapa Sora selalu membalasnya dengan senyumannya.

Sesampainya dikelas, Sora mendapatkan tatapan tajam dari teman teman dikelasnya. Sora melangkahkan kakinya ke bangkunya. Kedua sahabat karib Sora langsung memasang mata curiga.

"Lo berdua kenapa sih?" tanya Sora jengah. Sebab baru saja masuk kelas sudah mendapatkan pandangan tidak enak.

"Lo ada hubungan apa sama Januar?" tanya Mika.

"Januar kelas 11-4 itu?" tanya Sora. Kedua sahabatnya mengangguk.

"Nggak ada tuh" ucap Sora santai.

"Kalau nggak ada ngapain dia nyariin lo" kata Bella.

"Ya mana gue tau. Lagian juga kalau dia nyariin gue belum tentu juga gue ada apa apa sama dia" ucap Sora sambil mengeluarkan kotak bekalnya.
"Tapi masalahnya Januar itu jarang banget nyari perempuan selain anggota OSIS" ucap Mika.

"Ya gue nggak peduli sih" jawab Sora santai.




Jam pelajaran kedua dimulai. Tetapi belum ada guru yang datang. Baru saja ketua kelas mendapat panggilan untuk segera ke ruang guru. Tak lama kemudian Langit memasuki kelasnya.

"Hari ini jamkos. Bu Mira ada urusan. Bu Mira nggak ngasih tugas gara gara nilai Bahasa Indonesia kita satu kelas diatas 90" ucap Langit. Kelas yang awalnya tenang menjadi ricuh. Sora mengambil novelnya dan pergi keluar kelas.

"Mau kemana Ra?" tanya Bella.

"Ngembalikin buku di perpustakaan" ucap Sora kemudian melangkahkan kakinya ke perpustakaan.

Udara siang yang panas cukup membuat Sora ingin segera sampai di perpustakaan dan menikmati dinginnya pendingin ruangan. Sora mempercepat langkahnya. Dirinya sudah tidak tahan dengan udara siang.

Bruk

Sora tidak sengaja menabrak seseorang. Sora mendongak.

"Maaf nggak sengaja" ucap Sora. Sora berjalan menuju ke perpustakaan.




"Yan, Yan. Woi!" ucap Bisma membuat Januar menoleh.

"Lo ngapain bengong? Kita gak lagi mannequin challenge" ucap Bisma.

"Nggak. Ayo masuk kelas keburu pak Hari masuk kelas" ucap Januar.

Memang langkah Januar menuju kekelas namun matanya masih menetap pada gadis yang baru saja dia temui. Sora.



Disinilah Sora didalam perpustakaan. Rasanya sangat lega setelah masuk ke perpustakaan. Setelah selesai mengembalikan bukunya, Sora duduk disofa perpustakaan. Menikmati ademnya pendingin ruangan serta tenangnya suasana perpustakaan.

Dor

Hampir saja Sora berteriak jika dia tidak ingat jika dia masih di dalam perpustakaan. Sang pembuat kaget pun hanya terkekeh pelan. Langsung Sora pukul dengan kekuatan seribu tangan.

"Aduh ampun ampun" ucap Langit.

"Lo mah! Ih kesel gue" ucap Sora kesal. Langit duduk disamping Sora.

"Shhh jangan keras keras napa sih. Ini perpustakaan. Noh harap tenang" ucap Langit sambil menunjuk ke tulisan besar yang selalu ada di perpustakaan. Sora hanya menatap Langit kesal.

"Iya iya maaf ya" ucap Langit.

"Lo ngapain kesini?" tanya Sora.

"Ngadem" ucap Langit santai.

"Oh ya Ra. Lo ada hubungan apa sama Januar? Dia sampe nyariin lo ke kelas" ucap Langit sambil memejamkan mata. Sora menghela nafas panjang.

"Capek gue. Serasa artis tau gak sih daritadi ditanyain itu mulu. Gue gak ada hubungan apa apa sama Januar" jelas Sora kesal.

"Iya iya udah napa, mukanya gak usah ditekuk gitu" ucap Langit sambil mencubit pelan hidung Sora. Sora hanya mengadu kesakitan pada Langit.

"Lagian kenapa sih lo tanya gue ada hubungan apa nggak sama Januar? Lagian gue cuman sekedar tau nama dia Januar dan dia kelas 11-4 doang" jelas Sora sambil memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya dimeja.

"Karena nggak ada yang boleh milikin lo selain gue, Ra" ucap Langit. Sora hanya diam tak menanggapi.

"Ra" sapa Langit. Ternyata sang empunya nama sudah terlelap.

Langit memandangi wajah Sora yang tenang. Hatinya sering bergejolak saat menatap wajahnya. Tampaknya Langit sudah jatuh cinta yang paling dalam.

Kapan ya Ra. Kata kata gue beneran kejadian?


Sora membuka matanya. Dia menoleh kearah sampingnya. Langit sudah tidak ada disampingnya. Sora menatap jam. Sudah pukul tiga sore lebih lima belas menit. Berarti sudah limabelas menit yang lalu bel pulang berbunyi. Sora segera keluar perpustakaan dan bergegas menuju ke kelasnya. Hatinya berdoa semoga tasnya tidak sendiri dikelas.

"Tunggu" kata seseorang yang membuat langkah Sora terhenti. Sora membalikan badannya.

"Lo Sora kan?"

Sora mengangguk membenarkan ucapannya. Laki laki itu berjalan mendekati Sora dan menyodorkan beberapa buku pada Sora.

"Titipan bu Mira" ucapnya dingin. Sora mengambil buku buku yang dia berikan.

"Oh iya. Makasih ya" ucap Sora. Sora segera berjalan menuju ke kelasnya.

Beruntung jarak mereka berdua bicara tidak terlalu dekat. Bisa dijamin bahwa Sora akan mendengar jantung-nya yang sedang maraton.

Januar mengusap wajahnya. Rasanya dia sudah lama tidak merasakan hal seperti ini selama beberapa tahun.

"Lah Yan, napa telinga lo merah gitu?" tanya Juna.

"Enggak. Buruan cabut" ucap Januar kemudian menaiki motornya dan pergi dari halaman sekolah.



Langit membawa tas dan gitar Sora dengan sedikit kewalahan. Bagaimana tidak, bawaan Langit menjadi bertambah banyak.

"Ya ampun Langit. Makasih banyak ya" ucap Sora sambil mengambil tas dan gitarnya.

"Dasar" ucap Langit kesal. Sora hanya tersenyum polos.

"Lo pulang naik apa?" tanya Langit.

"Pesen ojek online mungkin" ucap Sora santai.

"Mau gue anter pulang nggak?" tanya Langit. Sora mengangguk semangat.

"Sekalian mampir minimarket depan gang rumah ya. Mau beli snack gue" ucap Sora.

"Dasar banyak maunya" ucap Langit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang