• Jihan Sakina

1.9K 209 49
                                    

Cantik.

Jihan adalah anak yang sangat cantik. Semua orang berkata demikian ketika bertemu tatap muka, makannya Jihan terbiasa menganggap dirinya sendiri seperti itu. Cantik sama dengan, Jihan. Jihan sama dengan, cantik. Mata bulat, hidung kecil menggemaskan, dengan tambahan bibir tipis yang lucu menjadi daya tarik tersendiri, ditambah hal paling utamanya adalah bentuk alis sempurna tanpa perlu direkayasa lagi.

Haqiqi, tidak bisa diganggu-gugat. Berani protes Jihan dan kata cantik? Siap-siap nanti kalian di cepret (pukul) sama Ayah Heijino.

Pada sore yang cerah, Jihan duduk lesehan di atas karpet sambil memainkan boneka barbie beserta sebuah ponsel pintar pemberian Ayahnya.

"Dedek Uli lambutnya kita sisil dulu, habis itu kita poto."

Gadis mungil tersebut asik saja bermain bersama bonekanya, ia mengabaikan 3 orang perempuan lainnya di sana. Yaitu, ada Ibu Yashinta, Adek Jesslyn, dan juga Teteh Julia. Ibu Yashi sedang sibuk packing produk jualannya. Sedangkan adek Jesslyn tengah disuapi oleh Teteh Julia, pengasuh dua putri kecil bapak Jino.

"Bu, ieu Jesslyn atos rengse dihuapanna." (Udah beres disuapinnya) Lapor Julia setelah menyelesaikan tugasnya. Sehabis menyuapi Jesslyn, wanita yang lebih muda dari Yashinta tersebut selesai dengan tugasnya. Ia akan pulang sekarang, sebab haripun sudah sore.

Yashi menghentikan kegiatannya. Mungkin cukup dulu, dia bisa melanjutkannya nanti karena dirinya harus memasak makan malam. Sekarang adalah hari Jum'at, itu artinya suaminya akan berada di rumah.

"Oh enya sok bade uwih ayeuna mah bisi sonten dijalan." (Sok mau pulang sekarang takutnya kesorean dijalan)

Julia mengangguk, lalu dirinya seperti biasa berpamitan dahulu pada Jihan. Bila tidak begitu, bisa-bisa Jihan akan ngambek dan berpura-pura tidak kenal hingga beberapa lama.

"Jihan, Teteh Uli pulang dulu nya."

Atensi Jihan teralihkan, ia kemudian segera menggerakan lengan bonekanya. "Dedek Uli dadah dulu cama Teteh Uli."

Yang disebut namanya hanya bisa mendengus sabar. Wanita bernama asli Julia Chairunnisa ini harus rela nama panggilannya 'Uli' dijadikan nama sebuah boneka oleh anak asuhnya. Biarkan, suka-suka Jihan sajalah. Ketimbang dia menangis, ngambek, dan tiba-tiba amnesia.

"Mangga ah, Bu. Assalam'mualaikum."

"Waalaikum'salam."

Yashi berpesan sambil menggendong Jesslyn dan menggerakan lengan anaknya untuk melambaikan tangan, "dilan Uli, hadi-hadi di jalan."

"Teteh Uli helt-helt (heart-heart) yaaa, sampai beltemu hali senin."

Julia tersenyum sebelum keluar dari kediaman keluarga asli Tasikmalaya tersebut, dirinya sudah ditunggu oleh jemputannya di luar pagar. Julia sudah terbiasa seperti situsi saat ini dan dia akan kembali lagi bertemu Jihan dan Jesslyn pada hari senin, sebab jika weekend Julia tidak diminta untuk mengasuh kedua putri Yashinta.

Selepas kepergian Julia. Yashi meletakan putri keduanya pada roda dorong miliknya, Yashi harus cepat bersiap takutnya Jino sampai rumah sebelum magrib.

"Ibu Yashinta, Teteh Uli dijemput cama kol goleng yah?"

Jihan bertanya sambil kembali memainkan Dedek Uli, gadis cilik itu mulai bergaya di depan kamera.

Yashi menyerngit bingung, "kol goreng? Siapa itu? Itukan nama makanan, kak."

"Itu loh, kol goleng, pacalnya Teteh Uli."

Oooh, kalau itu sih Yashi juga tahu. Tetapi kenapa jadi kol goreng? Bukannya namanya itu Rendi, ya?

"Aa Rendi juga, kenapa jadi kol goreng?"

Keluarga Park (Lokal Vers.)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang