P-Dy | IV

8 3 1
                                    

*————
Sebuah mata berlinang menatap kearahku
Mengucapkan sebuah kalimat
Yang hampir tak terlintas dipikiranku

Membulat mataku yang tak besar ini
Dengan sekuat tenaga aku berlari menjauh
Mencari kebenaran dari kalimatnya

Mengapa begitu cepat, Tuhan
Pikirku merasa tak adil saat itu
Pintu coklat sudah berada di depan mataku
Lututku yang memar takku hiraukan lalu

Dengan satu hentakan
Aku melihat wajah damainya mulai kaku
Senyumnya tak dapatku rasakan lagi
Aku menangis, meraung, menyebutkan namanya

Kakek, kakek, kakek
Jangan tinggalkan aku!
Teriakku bak orang tak waras.
Semua keluargaku menangis melihatku.
Melihat kehancuranku.
Melihat kepatah-hatian anak usia delapan tahun

Yang menangis melihat satu-satunya orang
Sangat mengerti dirinya
Terbujur kaku membiru
Bahkan istrinya, tak sanggup melihatku

Aku bak kehilangan sayap yang membuatku terbang
Aku kehilangan sinar yang membuatku bercahaya
Karena dia, adalah orang yang mencintaiku
Sejak awal aku dilahirkan pada malam yang dingin itu

————*

#PuisiDiary by meessyx
Turut berduka cita, ya atas meninggalnya kakek kamu❤

Diary Of Golden Writer'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang