***
Aku tak menyangka bahwa waktu telah berlalu begitu cepat.
Seolah semua ini hanyalah sebuah mimpi. Ketika aku membuka mataku, semuanya terasa berbeda. Mataku terasa bengkak dan tak bisa terbuka secara lebar. Aku menangis seharian-Tidak, selama 3 hari berturut-turut.
Hari itu langit tidak berada di pihakku. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya hingga membasahi pakaian kami. Kim Taehyung, Lee Taeyong, Lee Hongbin, mereka masuk ke dalam ambulance dengan diiringi air hujan dan juga tangisanku.
"Kim Taehyung, aku mohon buka matamu dan lihat aku! Aku ada di sini, aku takkan pergi darimu!"
Aku mencoba menenangkan diriku, namun aku terlalu panik sehingga tak bisa mengatasinya. Jihoon terus menahan diriku, begitu pula dengan gege-Winwin.
Bisa dibilang sekarang aku menyesal. Sangat menyesal. Setelah Kim Taehyung terluka, rasa takut itu terus menghantuiku setiap hari. Bahkan setelah memasuki UGD, aku tak hentinya menangis dan terus berdoa agar mereka selamat.
Namun takdir berkata lain.
Hongbin dan juga Taeyong sudah meninggal di tempat. Mendengar kalimat itu membuat seluruh tubuhku terasa kehilangan tulang-tulangnya. Aku tak mampu menumpu tubuhku sendiri, aku terlalu sedih dan juga kecewa. Kecewa akan sikapku yang sangat egois.
Aku menyalahkan diriku sendiri atas kejadian ini. Kalau Taehyung tak selamat, aku akan pergi menyusulnya. Aku akan meminta maaf padanya dan memohon padanya untuk menghukumku seberat-beratnya.
Perempuan bodoh sepertiku tak layak hidup di dunia ini setelah keberuntungan yang Tuhan berikan padaku lewat kesusahan ini.
Rasanya,
Aku ingin mati.
Aku tak menghadiri pemakaman Taeyong maupun Hongbin. Aku terlalu takut. Aku takut arwah mereka bergentayangan di sekitarku sembari mengutukku. Aku takut. Apalagi anak buah Taeyong yang begitu murka padaku, aku tak mau menghadapi mereka semua.
Aku masih ingat ketika dokter keluar dari UGD, raut wajahnya begitu meyakinkan diriku bahwa Taehyung tidak baik-baik saja.
"Maafkan kami, maafkan kami nona."
"What's happen to him? Tell me!"
"Dia selamat, tetapi dia tidak akan bangun untuk beberapa waktu."
"Berapa lama?"
"Kami tidak tahu, kami harap anda mau bersabar untuk menunggu perkembangan kondisinya."
Seketika tubuhku hancur berkeping-keping. Ini lebih buruk dari mimpi buruk. Kenapa hal mengerikan ini harus menimpa padanya, dan bukannya padaku?
Aku memeluk Jihoon dengan sangat erat, kemudian menangis sejadi-jadinya. Jihoon hanya mampu mengusap punggungku yang basah karena air hujan. Dan Winwin dengan tangan dinginnya menyentuh bahuku yang bergetar.
Ah, ini yang namanya karma.
Tapi kenapa begitu menyakitkan?
Setelah itu, Taehyung dipindahkan ke ruangan intensif dengan berbagai macam alat yang menempel di badannya. Melihatnya menderita seperti ini membuatku semakin yakin untuk membunuh diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Precious Boss✔ || Kim Taehyung
Mystery / Thriller[Season 2 of My Psychopath Boss] Jiyeon menyesal, sangat menyesal akibat rasa egois yang ada dalam dirinya. Sehingga dia harus kembali berjuang untuk cintanya, namun Taehyung kehilangan ingatannya, dan melupakan segalanya-Termasuk kenangannya tentan...