Setelah si Om dedemit jelmaan gendoruwo itu pergi, rasa lega banget berasa di hati. Akhirnya gue bisa sedikit mendinginkan kepala gue, karena setiap ngeliat dia, senyumnya, dan sok -- perhatiannya itu. Cuma bikin gue tambah kesel.
Kesel karena dia yang jadi suami gue saat ini. Karena waktu itu...
"Mas, mau tanya ruangan kapten Alex sebelah mana ya?"
Laki-laki dengan kaca mata hitam itu tersenyum manis kearah Ana, dia melihat dari ujung kaki sampai kepala dan berdecak kagum. "Ana? Anak kapten Alex?"
Ana mengangguk ragu.
Dari mana dia tahu?
Bahkan ini kali pertama Ana berkunjung ke sekolah tinggi penerbangan tempat ayahnya mengajar, tapi kenapa laki laki ini bisa tahu?
"Sorry, mas bisa bantu?" Ana menepuk bahu laki laki itu.
Sepertinya laki laki itu terlalu sibuk menatap Ana dengan-- pandangan nyeleneh. Alias mata keranjang!
"Saya kasih tahu, tapi boleh minta id line kamu? Senang kali Abang dikirim pap senyum kamu kalo kita chatting.."
Hell, apa dia bilang?
Ana menatap laki laki itu dengan pandangan menjijikkan. "Apa sih.. gaje Lo"
Laki laki itu menarik tangan Ana saat Ana beranjak pergi, dia menahan sambil bilang, "sombong amat sih cantik cantik."
"Lepas atau gue teriak?"
"Teriak aja, ini kan basement gak ada yang denger"..
Ana menimang nimang, kalau saja dia tidak nyasar sampai ke basement yang memang dekat dengan pusat tehnik mesin penerbangan pasti dia tidak akan bertemu dengan laki laki ini.
"Hell, no! Jauh jauh ga"
"Awas"
"Ihh!"
Ana menarik tangannya dengan berusaha kuat tapi tetap saja laki laki itu hanya tersenyum, kekuataan yang Ana keluarkan hanya 1 : 3 jika ditaruhkan dengan laki laki.
"Ayo ikut,"
Laki laki itu menarik Ana masuk ke salah satu ruang tehnik yang sepi dia memojokkan Ana kesalah satu dinding. Tiba tiba wajahnya dimajukan ke arah wajah Ana yang membuang muka, ditariknya dagu Ana dan...
*Bruk*
Laki laki itu terjatuh, entahlah kenapa Ana hanya bisa memejamkan mata.
"Tolol! Pergi lo, disini bukan tempat buat ngajak mesum cewek Lo!"
Apa?
Ana membuka matanya paksa, apa-apaan ini sebut Ana pacar dari laki laki kurang ajar itu.
Ana menarik tangan seseorang yang ada didepannya dan tanpa Ana tahu orang itu mendekap Ana. "Tenang ada saya, saya yang akan jadi calon suami kamu"
What! Gila kali ya
"Heh om! Umur saya masih 16 tahun gila gila aja saya mau jadi calon istri situ!"
"Omongan kan doa?"
"Dih, doa yang asal mah ga di-ijabah sama Allah! Kalo doa tuh harus manusia dengan akal sehat, situ udah gak sehat!?!"
"Saya kan berakal sehat kok,"
"Kalo berakal sehat pikir saja dengan baik ya, umur situ pasti 20 tahun lebih lah saya? Baru enam belas! Ena-m be-las! Paham gak sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus, MAS PILOT? [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[Cerita ini sudah terbit di E-Book] beberapa part mungkin terhapus. ... Ana menolak habis-habisan rencana Alex, Ayahnya sendiri untuk menjodohkannya dengan Arkana Yusuf Al-hakim. Ana bersikeras untuk membatalkan perjodohan, sedangkan Arkan yang suda...