3

64K 3.1K 47
                                    

Setelah membantu merapikan beberapa barang dan perabotan yang aku bawa, Bi Ida dan suaminya pamit, tinggalah aku dan Arkan. Arkan duduk di sofa putih sedangkan aku duduk di bangku ayun menghadap ke akuarium yang ditaruh Arkan diruang tengah.

Arkan menyesap minumannya, sebelum mulai pembicaraan Arkan sedikit terbatuk-batuk. Sebagai Opening pembicaraan ala Anak perempuan dan Om-nya.

"Aku mau kamar bawah,"

Arkan menatapku bingung, "Pisah kamar? Kenapa?"

"Ya, gue kan gatau. Kalo gue tidur Lo ngapain aja,"

"Maksud kamu?.."

"Kalo gue tidur terus Lo ngerepe-grepe gue mana tahu, yakan?"

"Ana, aku berusaha gak nyetuh kamu untuk saat ini. I'm sure,"

Ana memutar bola matanya.
"Belajar agama gak sih Lo? Kalo berduaan yang ketiga itu setan. Kalau ada setan, disitu ada nafsu, dimana ada nafsu disitu ada cowok! Cowok dan nafsu itu sejalan lurus kayak tol."

"Lagian pernikahan ini kan kemauan sepihak, hak gue dong buat nuntut apapun?"

celotehan Ana justru membuat Arkan tertawa, dan membuat Ana semakin sebal.

"Haha, Ana sayangku, gini ya posisi kamu kan masih SMA, Iya gak lucu aja kalo bajumu nanti sempit karena ngandung benih saya,"

Barusan dia bilang apa? Benih?
Harus nganu dulu kan?

Wahh bener bener nih otak dedemit,
Mikirnya langsung kesana! Emang dasar mesum.

Ana menatap tajam Arkan, Arkan masih tertawa.

"Lagipula, saya sudah janji sama ayah untuk jaga kamu. Bukan untuk berbuat yang begitu dulu, Tapi kalau besok atau kalo kamu minta ya saya kasih."

Arkan bergerak menghampiri Ana, namun Ana bangkit dan menghindari, "Dih najis, inget ya! gue mau ngasih mahkota sama pangeran, bukan dedemit kayak Lo,"

"Makin kamu songong, aku makin gemas sama kamu."

"Masa bodo,"

"Tapi satu hal yang saya gak suka! Saya gak suka kamu pakai baju minim bahan kayak gitu didepan cowok lain. Kalo aku liat kamu pakai baju itu..."

Arkan menahan ucapannya, Ana menatap penampilannya dari atas sampai bawah dan menyilangkan tangannya didepan dada.

"Kamu harus tanggung jawab bikin syahwat Saya naik!"

Ana melonggo. Sedangkan Arkan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ana yang tegang itu.

"DASAR OM MESUM!"

*

Waktu menunjukan pukul 9 malam biasanya jam segini Ayahnya sedang asik mengisi TTS ditemani segelas kopi buatan Ana, baru 2 hari tapi Ana sudah begitu rindu. Dia lantas mengetik nomor Ayahnya dan menghubungi beliau,

Sambungan tersambung.

"Halo?"

"Ayah, kangen.."

Nada manja Ana malah membuat Alex diseberang sana terkekeh, "Ya kamu peluklah suami kamu. Dikasih suami kok masih nyari ketek ayah?"

"Ayah apasih! Lagian Aku gak cinta dia,"

"Belum Ana, belum sampai kamu nanti jadi gila kalau tidak ada Arkan disisi kamu, baru deh.."

Kenapa Harus, MAS PILOT? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang