6

34 7 0
                                    

-arinihp


Hyeri dan jimin sampai di rumah. Hyeri langsung memasuki rumah dan diikuti oleh jimin yang memegang tas belanjaan.

"aku akan memasak makanan. Kau tunggu disini saja. Nanti kalau sudah selesai aku akan memanggilmu"hyeri tersenyum ke arah jimin lalu dia segera pergi ke arah dapur.

Sedangkan jimin, dia langsung saja menonton siaran kesukaannya itu.

Menit demi menit sudah berlalu, dan sekarang masakan hyeri pun sudah selesai. Hyeri segera memanggil jimin.

"jimin-ah, masakannya sudah selesai" teriak hyeri kepada jimin

"aku tahu"ucap jimin dengan nada sedikit 'berbisik' di belakang hyeri, membuat hyeri sedikit terkejut. Dia mengira kalau jimin sedang berada di ruang keluarga, ternyata dia sudah berada di belakangnya.

Dan, kenapa suaranya membuat hatinya jadi berdebuk tak karuan? Ah,tidak tidak.

"ya sudah, cepatlah makan"hyeri langsung saja menarik kursi untuk diduduki jimin.

"kau juga harus makan"ajak jimin

"aku tidak lapar jim"hyeri menolak. Memang sesudah kejadian tempo hari,hyeri tidak ada nafsu untuk makan.

"kau harus makan hyeri, setidaknya biar kau tidak sakit. Sedikit saja"bujuk jimin

Hyeri menghela nafasnya,"baiklah"

Hyeri duduk berhadapan dengan jimin. Dia benar benar tidak ada nafsu untuk makan,tetapi karena suruhan dari lelaki itu, terpaksalah hyeri harus menurutinya.

Selama mereka makan, suasana hening. Jimin sibuk berkukat dengan makanan makanan itu, sedangkan hyeri dia hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

"makananmu sangat enak"puji jimin tanpa menoleh ke arah hyeri.

Hyeri tersenyum. Tetapi di menit selanjutnya, dia menangis tanpa suara. Dia merindukan sang appa, setiap hari hyeri selalu memasakan makanan untuk apanya. Karena memang hyeri tinggal berdua dengan appanya itu,eommanya sudah meninggalkanmya sejak hyeri berusia 2tahun.

Hyeri benar benar merindukan appanya, merindukan di manja olehnya, merindukan di omeli olehnya karena memasakan makanan terlalu pedas untuknya. Merindukan segalanya.

Hyeri ingin pulang, hyeri ingin meminta maaf kepada appanya lagi,tetapi dia takut, takut tidak di maafkan lagi.
Memang seharusnya hyeri tidak boleh berpikiran negatif dulu, Tetapi rasa takut itu selalu tertanam di hatinya dan juga pasti dia akan ditolak lagi dan lagi.

Hyeri terisak. Jimin yang mengadari itu langsung saja menoleh ke arah hyeri. Dan menghentikan aktifitasnya.

"eoh,kenapa?" tanya jimin dengan mulut yang masih penuh dengan nasi.

Hyeri segera menghapus air matanya."eh,ta-tak a-apa. Tadi aku ke-kelilipan jim"

"aku tahu kau menangis"jimin memandang hyeri.
Pandangannya seperti ingin mendapatkan penjelasan dari hyeri.

Hyeri tahu, sekarang jimin bingung dan butuh penjelasaan darinya.

"aku hanya merindukan appa"ucap hyeri lalu memasukan sesendok nasi kemulutnya.

Jimin tak banyak bicara,dia hanya mengangguk ngangguk saja. Lalu kembali pokus makan.

Hyeri juga,dia makan walau hanya sedikit demi sedikit.

"hyeri"panggil jimin

"hm"dehem hyeri

"sebenarnya lelaki yang membuatmu seperti ini siapa?"tanya jimin, ya memang jimin sudah tahu semua cerita hyeri secara detail.

Hyeri tersedak,"uhuk"

Jimin langsung saja memberi hyeri minum dan menepuk nepuk punggung hyeri."pelan pelan"

Hyeri meneguk air yang diberi jimin dengan cepat. Setelah sedikit reda, dia langsung melihat jimin.

"bolehkah kau tidak mengingatku kepada mereka lagi?" ucap hyeri sembari tertunduk

"mianhae, aku tidak bermaksud seperti itu"sesal jimin

"tak apa, lanjutkan makanmu"ucap hyeri lalu memasang senyuman terbaiknya

---


Kini langit yang cerah pun berganti menjadi gelap, itu artinya kini siang sudah berganti menjadi malam.

Jimin dan hyeri kini keduanya sedang menonton siaran tv

"hoamm"hyeri mengantuk

"kamu ngantuk?Tidurlah sana"titah jimin

"tidak, aku akan tidur disini. Kamu sekarang tidur di kamarmu saja"

"tidak, aku yang tidur disini. Kau tidur di kamarku"

"tidak, aku disini. Kau di kamarmu"kekeh hyeri

"tidak kau saja yang tidur di kamar"kekeh jimin pun.

"yasudah, kita tidur di kamar"final hyeri

Jimin kaget, lalu dia menatap hyeri dengan tatapan bertanya."kita?"

"hmm,kita bisa berbagi ranjang bukan? Lagi pula itu kamarmu, dan jika kau tidur di sofa terus menerus kau bisa sakit. Eum sebagai pembatas, kita bisa letakkan guling di tengah tengah"ucap hyeri sembari tersenyum

"eum, ta-tapi ranjangku terlalu kecil untuk kita berdua. Apalagi memakai pembatas"ucap jimin miris

"tak apa. Aku akan tidur, apa kau tidak mengantuk?"tanya hyeri

"yaa aku mengantuk"jimin mengikuti langkah hyeri

"eum benar tak apa jika kita tidur satu ranjang? Takutnya kau tidak nyaman"kata jimin memastikan

Hyeri tersenyum,lalu membaringkan tubuhnya."cepat tidur, kau pasti lelah"kata hyeri

Jimin pun membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Lalu mereka berdua terlelap.

Malam ini, kemarin, dan seterusnya. Jimin akan selalu menemani hyeri, akan selalu menjaganya,akan selalu membagi keceriaannya kepada gadis malang itu.

Dan akan selalu memberi rasa nyaman dan aman kepadanya.

















#TBC

ANYEONGG GAIS!
UDAH LAMA AKU ENGGA UP HEHEHE.
BUKAN LUPA AKUTUH GAIS,TAPI EMANG JADI SEDIKIT MALES BUAT UP. SOALNYA VOTE DIKIT AJA😢

JADI SEKARANG AKU MAU TANTANG KALIAN, KALO PART INI YANG VOTE 4, AKU BAKAL UP LAGI GAIS!

JADI PLISS INI TUH VOTE YA😩
I NEED HUHUHU😩
TINGGAL VOTE DOANG KOK GAIS GA SUSAH KAN?😢
TERIMAKASIH YANG SUDAH MAU NGEVOTE YA, LOVE.

OIYA GAIS DOAIN JUGA AKU MAU PAT,EHE.

JUGA KALO KALIAN MAU NGASIH SARAN TENTANG CERITA INI ATAU APA AJA LAH YA, BISA FOLLOW IG AKU : @ARINIHAZARP
            @CHARYNNN
MINTA FOLBACK? TINGGAL DM AJA YAA!1!1 AKU BAIK KOK MWHEHEHEH.

JANGAN LUPA YA VOTE, POKONYA KALO YANG VOTE ADA 4 ORANG AKU UP LAGI, JANJI!

HAPPY READING💖

Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang