7

26 7 1
                                    

Hallo!! Udah lama aku ngak update ya?
Aku ngak update karna sibuk mudik. Udah pulang mudik cape..
Jadi rasanya bikin cerita tuh maless🙈
Jangan lupa vote ya guys!!!
Semoga menyenangkann!!!
Happy reading💖



Lima bulan setelahnya. Hari demi hari hyeri lalui bersama jimin. Hyeri sudah terbiasa dengan jimin. Bahkan Hyeri sudah tidak canggung jika bercerita tentang apapun kepada pria itu.

Jimin selalu memberi Hyeri semangat, selalu memberi dukungan, selalu memberikan kehangatan sebisa mungkin jika gadis itu bersedih.

Kini dipagi hari yang sangat cerah. Hyeri sudah bergelut di dapur dengan pasakannya. Menyiapkan sarapan untuk pria yang akan pergi mengantor.

"Selamat pagi" Sapaan dari pria yang sudah rapih memakai jas kantor. Aroma parfum yang begitu Hyeri kenal menyengat di seluruh juru ruangan.

Hyeri memberikan masakan yang sudah siap kepada pria tersebut. Senyuman mengembang di bibirnya membuat mata pria itu membentuk bulan sabit.

Tanpa aba-aba pria itu memakan masakan Hyeri dengan sangat lahap.

Hyeri tersenyum melihat si pria di hadapannya begitu fokus menyantap sarapan paginya.

Tiba tiba handpone pria itu berbunyi. Menandakan ada pesan masuk. Pria tersebut dengan spontan membulatkan matanya.

Hyeri yang bingung akan raut wajah si pria dihadapannya,langsung bertanya. "Jimin?Ada apa?"

Jimin yang menyadari akan pertanya Hyeri langsung menoleh."Aku lupa. Hari ini aku ada janji dengan perusahaan sebelah. Astaga"Dengan langkah tergesa, Jimin langsung berlari kesana kemari membawa peralatan kantornya.

Hyeri yang mengerti keadaannya lalu berlari kecil kekamar untuk menyusul Jimin. Gadis itu membantu menyiapkan peralatan yang Jimin butuhkan.

"Kenapa bisa lupa, Jimin?" Tanya Hyeri yang sedang tergesa, begitupun Jimin.

"Aku juga tidak tahu. Aku harus pergi sekarang. Hati hati dirumah" Ucapnya lalu segera keluar kamar

Hyeri yang ingat pria itu tidak memakai dasi segera berlari mendekat.

"Jimin-ah"

Jimin berbalik, menampilkan wajah yang sedikit cemasnya. "Ada apa lagi Hyeri?! Aku harus segera pergi!" Jimin sedikit membentak.

Hyeri langsung menyosorkan dasi Jimin yang belum pria itu pakai. "Ini. Kau lupa pakai ini"

Jimin menepuk jidatnya sendiri. "Astaga. Maafkan aku"Lalu dengan cepat Jimin mengambil alih dasi ditangan Hyeri.

"Jimin? Memangnya kau bisa memasangnya sendiri?"Hyeri sangat berhati hati.

Jimin menggeleng, lalu mengembalikan dasi itu kepada Hyeri. "Ayo, pasangkan. Cepat!"

Hyeri dengan sangat hati hati tetapi temponya yang sangat cepat itu membuat Jimin kagum padanya.

Jimin terkekeh. Melihat keseriusan Hyeri yang telaten memasangkan dasi untuknya.

"Selesai"Hyeri terlihat masih fokus merapihkan dasinya itu. Dengan tempo cepat Jimin mengecup bibir mungil Hyeri, lalu segera menjauh dan berlari.

"YAK! PARK JIMIN!"

---

Jimin tiba dikantor sangat telat. Dengan langkah tergesa pria itu berjalan langsung menuju ruang rapat.

"Apa perusahaan sebelah masih menunggu?" Jimin sedikit panik. Takut jika perusahaan sebelah membatalkannya bisa hancur perusahaannya. Karena perusahaan itu adalah kesempatan untuk membuat lebih maju perusahaan milik jimin.

Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang