1.Dia Datang

5 3 0
                                    

Anindira Azzahra Bhuana,gadis berumur 17 tahun berkulit putih,dengan tubuh yang tinggi itu pun melangkah keluar dari Bandara Soekarno-Hatta,di dampingi oleh lelaki paruh baya,yang terlihat sangat akrab dengan Dira,itu adalah Bram Bhuana ayah kanduhg Dira.

Mereka berdua langsung memasuki mobil Avanza hitam yang mungkin telah di khususkan untuk menjemput mereka.

Sesampainya didepan rumah yang tidak terlalu mewah dan besar namun indah di pandang,Dira dan Bram turun,di susul oleh supir yang membawa barang-barang mereka.

Terlihat raut wajah Dira yang tak sabar untuk bertemu seseorang."Mas Bram,Dira..."ucap wanita cantikk berumur sekitar 40-an

Dira langsung berlari dan memeluk wanita ituu "Bundaaaa"teriak Dira histeris." Kalian kok ndak bilang kalo mau pulang ke Jakartaa"Ucap bunda Dira yang bernama Kasih."Dira juga nggak tau bun,tiba-tiba waktu Dira bangun tidur,Ayah langsung nyuruh Dira masukin semua barang Dira ke koper".

******

Malam hari nya di ruang keluarga yang kecil namun sangat rapi itu Dira,Kasih,dan Bram sedang menonton televisi sambil sesekali tertawa bersama ,entah apa yang mereka tertawakan.

"Mas" Panggil kasih memecahkan tawa mereka
"Hmm,iya sayang?" Jawab Bram lembut sekali.
"Apakah proyek mas di Singapore sudah selesai?"

"Udah selesai,tapi ini ada proyek baru di Jepang,kurang lebih 1 bulan kedepan aku akan kerja lagi"

Seketika raut wajah Kasih yang tadi nya ceria kini berubah menjadi cemberut.

"Apakah mas mau membawa Dira lagi?Kasian mas Dira dari SMP selalu pindah-pindah sekolah,dia sampai gak punya temen lo"

"Yaa kalo Dira ya tetep ikut aku" Kata Bram mulai terpancing emosi.

"Kasihan Dira lho mas ,Dia selalu kamu oper kemana-mana"

"Udah ga papa Dira aku ikut ayah aja" Ujar Dira sangat tenang seakan ga ada beban.

"Tapi sayang...kamu kan udah kelas 2 SMA sekarang masa mau pindah pindah sekolah lagi,kamu gak pengen punya teman yang tetap gitu?Lagian kan temen kamu SMP di sini banyak lho,jadi misalnya kamu pindah sekolah ke Jakarta kamu gak bakal kesulitan buat cari teman baru,Lagian kalo kamu di Jepang kamu kan harus adapta...." Belum selesai Kasih berbicara.Terdengar suara pukulan mejaa.

"HEH KASIH!!KAMU ITU BANYAK NUNTUT NYA YAA,UDAH BAIK AKU RELA KERJA SAMPEK KE NEGARA ORANG KAMU DI RUMAH TINGGAL ENAK-ENAK AN MASIH AJA KOMEN!AKU DI SANA JUGA BUTUH TEMEN.KAMU DI SINI ENAK ADA BI MARMI SAMA PAK GUNAWAN,SESEKALI JUGA KAMU AJAK TU TEMEN-TEMEN KAMU ARISAN YANG GAK JELAS KESINI!AKU DI SANA GAK ADA TEMEN!!CUMA SAMA DIRA!DIRA LAH YANG MENJADI TEMAN CURHAT AKU KETIKA PULANG KERJAA.APA KAMU MAU AKU CARI TEMAN SELAIN DIRA HAA??APA KAMU MAUU?LAGIAN SETIAP 2 BULAN SEKALI AKU DAN DIRA JUGA SELALU PULANG KE JAKARTA!" Ucap Bram yang terlihat sangat marah

"Mas kenapa sih dari dulu ga pernah berubah,kita ini masih sah sebagai suami istri mass tapi seakan kita sudah cerai......" Belum sampai Kasih Melanjutkan kalimatnya Bram sudah bersuara lagi"HEH!!Tutup mulutmu!atau perlu aku bungkam mulutmuu???"Ucap Bram lebih keras.

Dira yang mendengar pun langsung menaiki tangga dan menuju kamar nya,dan dia kunci rapat-rapat pintu kamarnya.

Lalu tangan mungil Dira pun lincah menulis di buku bercorak doraemon

Dari dulu Bunda dan Ayah memang seperti ini,Bunda yang keras kepala,dan Ayah yang emosional.Memang benar tadi yang di ucapkan Bunda,Mereka masih Sah suami istri namun seakan bercerai,karena Ayah selalu saja keluar negeri untuk urusan kerja,setahuku dari aku masih  TK ayah gak pernah tinggal di rumah melebihi 1 bulan.Dan ketika aku SMP kelas 2 ayah selalu mengajakku kerja dan berpindah-pindah negara.Kasihan Bunda di rumah gak ada temen,tapi juga kasihan ayah

Dira menutup bukunya dan merebahkan badan ke kasur,masih terdengar teriakan-teriakan Kasih dan Bram.
Dira pun sudah tak heran lagi kejadian seperti ini,bahkan masalah sepele pun akan mereka permasalahkan sampai seperti ini.

Untung saja ,walaupun Bram emosional dia tak pernah tega untuk menyakiti secara fisik.

"Ayah dan Bunda kalo romantis ya bikin orang iri,tapi kalo lagi berantem bikin orang pengen nangis" Ucap Dira pelan ,tak terasa air matanya menetes.

******

Suara lembut Kasih membangunkan Dira dari tidurnya "Dira,hari ini kamu siap-siap berangkat ke sekolah baru kamu ya sayang,di sekolah barumu itu ada Ayla sahabatmu waktu SMP kan kamu pernah sekolah di Jakarta selama satu tahun"

"

Jadi,Dira tinggal di Jakarta bun?La terus Ayah gimana?" Kata Kasih setengah tidur.

"Ayah sudah ngizinin kamu sama Bunda disini"

*******

Kaki mulus Dira berbalut kaos kaki pendek putih dengan rok selutut mulai memasuki SMA Mahardika.

Ada sebagian yang terheran-heran melihatnya dan ada juga yang biasa-biasa saja.

Ketika Dira memasuki Ruang Kepsek,ia mengisi beberapa data dan di tanya-tanya oleh Bapak Kepsek.

"Dia pikir gue mau ngelamar kerja" Jengkel Dira dalam hati.

"Oke Anindira melihat nilai nilai kamu yang cukup baik,kamu masuk ke kelas XI IPA-1,mari saya antar ke ruang kelas mu yang baru" Kata Pak Kepsek mengakhiri pertanyaan-pertanyaan yang membuat Dira budeg.

Dira berjalan membelakangi Kepsek,ketika ia sampai di depan kelas baru nya ,ia ragu untuk masuk,tapi mau gimana lagi,masa dia mau melarikan diri kan lucu.

Suasana kelas yang gaduh pun berubah menjadi sunyi ketika Dira bersama Kepsek datang.

"Selamat pagi anak-anak ku"" Pagi pakkk"
"Perkenalkan ini Anindira Azzahra Bhuana,dia asli Jakarta tapi pindahan sekolah dari Singapore" "Pagi temen-temen" Sapa Dira canggung."Pagiiii"

"Ya sudah Dira,Bapak mau kembali ke kantor,menurut permintaan orang tua kamu,kamu duduk sebangku dengan Ayla,kebetulan bangku samping Ayla kosong" Pamit bapak kepsek.

Dira pun berjalan menuju bangku Ayla yang berada di tengah.

"Woyy Diraaaa" Teriak Ayla histeris sambil memeluk Dira"Santuy aja kali ay"kata Dira santai.

*******

Bel istirahat berbunyi,Penghuni kelas XI-IPA 1 pun mulai berkurang,ada yang keluar ke kantin,dan banyak juga yang masih di dalam kelas ya mengingat ini kelas unggulan.

"Eh dir,ke kantin kuy,gue kenalin nih masakan Bu Sri yang paling cetar se sekolah" Ajak Ayla"Ayo ay"

Sesampai nya di kantin Dira duduk manis di bangku kantin,sedangkan Ayla sibuk mengantri dan teriak-teriak memesan di kantin.

Dira hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu,"Dari dulu gak pernah berubah kamu Ay,tetap saja heboh"gumam Dira kecil.

Tak berapa lamu pun Ayla datang membawa 2 piring rujak.Dira pun mulai memakannya,dan benar Ayla si tukang bercanda itu kali ini dia nggak bercanda memang enakk.

DIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang