NAYARA 3

312 18 0
                                    

**

Gavin baru keluar dari club dini hari. Ia sampai kerumah sekitar pukul 2 malam.

Keadaan rumah sudah gelap. Ia berjalan Gontai menaiki tangga menuju kamarnya.

Farhan yang tengah mengambil minum didapurpun melihat kepulangan Gavin.

Gavin masuk ke kamar dan melompat ke atas kasur berukuran king size dengan sprai yang dominan berwarna putih. Ia merebahkan tubuhnya disana dengan posisi telungkup. Matanya tertutup. Perlahan kesadarannya pun menghilangan. Ia terlelap dengan jaket yang masih melekat ditubuhnya dan sepatu yang masih terpasang sempurna.

**

Gavin mengerjap begitu sinar matahari mengenai wajahnya dari balik jendela. Membuatnya Beringsut memeluk bantal dan menghempasnya. Lalu ia bangkit, melepas jaket dan sepatu dengan malas yang belum sempat ia lepas semalam karna terlalu lelah. Setelahnya ia mengambil pakaian dilemari dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah keluar dari kamar mandi dengan kaos putih dan celana selutut serta handuk yang ia gunakkan untuk mengeringkan rambut, ia mencari ponselnya diatas kasur dan mengeceknya. Setelah itu ia letakan kembali diatas nakas karna memang tidak ada notif apapun.

Ia berjalan keluar kamar menuju ruang makan.

"Gak ke kampus?" tanya Farhan begitu melihat Gavin menghampiri meja makan.

Gavin duduk meneliti makanan. "Lagi gak ada kelas." Ia menuangkan air mineral ke gelas dan meneguknya.

"Papah liat kamu pulang larut malam lagi."

Mira yang sedang menata brownis didapur melirik kearah mereka. Sepertinya akan ada perdebatan pagi ini.

Gavin hanya mengangkat bahu menanggapi ucapan Farhan.

"Kamu ini kapan akan berubah?" Tanya Farhan mencoba sabar. "kamu harus fokus sama kuliah kamu! Karna nanti, kamu akan meneruskan perusahaan papah!"

"Justru itu, tanpa kuliah pun Gavin akan tetap jadi penerus perusahaan papah. Jadi sebenarnya buat apa cape cape kuliah," jawabnya santai.

Mira menghampiri meja makan dan meletakan brownis disana. Gavin mencomot satu potong brownis dan menggigitnya.

"Tapi kamu harus memiliki gelar Gavin! Apa nanti kata karyawan mu jika atasan mereka tidak memiliki gelar pendidikan yang tinggi." Farhan mulai menatap Gavin serius.

"Ucapan mereka tidak akan berpengaruh. Itu tidak akan merubah posisi," balasnya masih dengan santai. Dan kembali menggigit brownis ditanganya.

Farhan menghembuskan nafas mulai jengkel dibuatnya. "Apapun yang kamu pikirkan, ikuti saja kata papah! Fokus sama kuliah kamu dan jangan pergi ke club lagi," ucapnya penuh penekanan.

Mira yang sudah duduk dikursi ikut bersuara. "Papah bener Gavin. Jadi atau tidaknya kamu sebagai penerus perusahaan papah, kamu harus tetap memiliki gelar yang baik."

Gavin meneliti brownis ditangannya. "Hm, makanya Gavin kuliah sekarang."

"Percuma kamu kuliah jika tidak sungguh sungguh menjalaninya. Kamu bisa gak lulus Gavin!" ralat Farhan, "kalo sampai 2 minggu ini kamu masih tetap seperti itu, papah akan pertimbangkan kembali untuk menjadikan kamu sebagai penerus perusahaan papah," lanjutnya.

NAYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang