NAYARA 4

258 17 0
                                    

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan pulang mereka dari kampus, kini mobil Gavin sudah sampai didepan rumah Naya. Dari dalam mobil, Gavin melihat ada sebuah mobil lain terparkir agak jauh dari sebrang sini. Gavin menyipitkan mata. Ia seperti mengenali mobil itu.

"Makasih ya. Kamu hati hati pulangnya," ucap Naya membuka seltbet.

Ahhh iya Gavin ingat. Itu adalah mobil yang hendak ingin menculik Naya.

Naya baru saja membuka pintu mobil.
Gavin kembali menarik pintunya. Dengan kepala yang sedikit melewati Naya.

Naya menoleh heran. Gavin kembali menegakkan duduknya.

"Mana hp lo?" Gavin mengangkat sebelah telapak tangannya ke arah Naya.

Naya mengerutkan kening.
"Buat apa?" tanya Naya heran.

"Gue pinjem bentar."

Naya menatap Gavin tidak yakin. Lalu merongoh ponsel didalam tas. Menoleh lagi kearah Gavin dan menyerahkan ponselnya.

Begitu menerima, Gavin mengetik nomor ponselnya disana dan memanggil agar nomor Naya juga masuk ke ponselnya. Naya hanya menatap Gavin bingung. Lalu Gavin menyerahkan kembali ponselnya.

"Setelah ini lo jangan keluar rumah! Kalo lo mau pergi, telpon gue! Dan jangan keluar sebelum gue dateng," ucap Gavin penuh penekanan.

Naya mengerutkan dahi semakin bingung.
"e-emangnya kenapa? Kalo aku ada urusan mendesak gimana?"

"Gue gak akan sampe lima menit nyampe kesini! Atau lo minta nganter orang kek. Jangan coba coba keluar sendiri pokonya."

Naya terdiam menatapnya. Gavin menatap mobil yang dicurigainya.

"Cepet masuk!" perintah Gavin.

Naya mengangguk kikuk dan keluar dari mobil.

Naya menoleh kearah Gavin sebelum berlalu kedalam rumah.

Setelah memastikan Naya benar benar masuk, Gavin melajukan mobilnya. Melewati mobil yang tadi dan menoleh kearahnya. Benar saja, didalam mobil itu terdapat dua pria yang mungkin sama dengan yang ia maksud. Gavin tidak bisa melihatnya dengan jelas. Sadar atau tidak, rahang Gavin mengeras. Ia merasa marah ketika mengetahui Naya dalam bahaya. Entahlah...

__

"Tuan. Gadis itu sekarang slalu pulang diantar oleh seseorang. Mungkin pria yang waktu itu menolongnya."

"Kalau begitu ubah strategi. Ikuti kemana pun gadis itu pergi. Atau perlu datangi rumahnya! Pasti orang yang slalu bersamanya akan lengah sesekali," ucap seseorang disebrang telpon.

"Baik tuan."
__

Sesampainya dikamar, ponsel Naya bergetar. Ternyata pesan dari Tika yang masuk. Menanyakan apakah Naya sudah sampai dirumah atau belum. Tika benar benar mengira Gavin akan menculiknya. Naya menggelengkan kepala. Tidak habis pikir dengan sahabatnya ini.

Setelah membalas pesan dari Tika bahwa dia sudah dirumah, ia meletakan tas dan ponsel diatas kasur. Ia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai dengan acara mandi dan berpakaian. Naya berlalu keluar kamar untuk melihat keadaan mamanya.

Naya membuka perlahan pintu kamar orang tuanya. Tidak sampai ia masuk, ia melihat Tamara tengah terlelap. Dan piring setengah kosong diatas nakas. Naya tersenyum dan kembali menutup pintu sangat hati-hati.

Kemudian ia berjalan menuju dapur. Disana ada bi Suti yang tengah merapikan isi kulkas.

"Ehh non." Bi Suti berdiri begitu menyadari kehadiran Naya. "Udah makan?"

NAYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang