"Psychopaths are rarely in touch with their own feelings, emotional well-being, and psychological needs."
― Asa Don BrownYosefril Dahlan, gadis remaja berambut hitam pekat sepanjang bahu ini merupakan seorang belia kelahiran tahun 2000, tepatnya di bulan November.
Ia terkenal dengan kepribadiannya yang friendly dan easy-going dengan siapapun. Selain itu Yosefril juga merupakan gadis yang ramah tamah dan termasuk kriteria pemikir sehingga tak jarang ia meraih prestasi di sekolahnya. Uniknya, mayoritas teman-temannya adalah laki-laki daripada perempuan.
Bagi Yosefril, berteman dengan lawan jenis bukan berarti dirinya adalah wanita murahan yang suka mencari perhatian kaum lelaki. Sebagian besar rutinitas kaum wanita adalah suka berkumpul untuk gosip dan Yosefril bukan termasuk cewek yang suka gosip seperti cewek-cewek pada umumnya yang setiap hari selalu update hot news.
Ya, meskipun dengan kepribadian Yosefril yang friendly, gadis berdomisili Jakarta ini ternyata lebih cenderung menutup diri. Ia suka menjadi pendengar daripada bercerita tentang kehidupannya yang terpandang biasa saja―tak ada yang istimewa.
"Hai Sef, lagi ngelamunin apa?" tanya seorang gadis yang terlihat sebaya dengan Yosefril.
"Eh kamu, Van? Sejak kapan ada di sini?" Yosefril membalikkan badan, memasang raut wajah cengo.
"Hmm," gadis itu bergumam cukup panjang lalu melanjutkan kalimatnya, "Kamu ada masalah?" Gadis bernama Zevanya itu langsung menyerbu kursi taman yang masih kosong di sebelah Yosefril seraya berlagak siap mendengarkan cerita.
"Oh, nggak. Nggak ada apa-apa kok, Van. Oh iya, gimana tugas dari Pak Supriyadi udah kelar? Nanti kalo ada yang nggak paham, kamu bisa kok chat aku nanti sore." Yosefril mencoba mengalihkan pembicaraan.
Zevanya mengernyitkan dahinya. Rupanya ia tahu bahwa Yosefril mengalihkan pembicaraannya untuk kesekian kalinya. "Sef, kenapa kamu selalu mengalihkan pertanyaanku? Aku merasa ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan dari aku. Sef, kita berteman sudah lama, tolong jangan tutupi segala hal yang bikin kamu resah. Kita bisa berbagi cerita," ungkap Zevanya panjang lebar, sedangkan Yosefril hanya diam sambil menunduk.
"Sef? Kenapa diam?"
"Aku rasa nggak ada hal yang perlu aku ceritakan sama kamu, Van." Yosefril angkat bicara setelah sepersekian detik diam merenung. Mimik wajah dibuatnya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kamu serius?" Yosefril mengangguk mantap, "Tolong tinggalkan aku sendiri, Van." Zevanya pun menuruti pinta Yosefril lalu segera berlalu.
Dalam benak Yosefril yang paling dalam, ia ingin bercerita, menyampaikan segala hal yang saat ini terjadi padanya. Tapi ia takut kalau suatu hal buruk menimpa dirinya atau bahkan keluarganya.
Sedangkan dari kejauhan―dibalik pohon jati yang berada di sudut taman, seseorang tertawa puas memperhatikan Yosefril sambil sesekali memainkan pisau tajamnya.
"Aku senang melihatnya ketakutan seperti ini.."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO's The Psychopath? [On Going]
Mystery / Thriller"Aku takut. Dia mengincarku, memainkan pisau tajamnya dan sedang berdiri menatapku dalam kesunyian malam gelap sambil sesekali tersenyum tanpa arti di balik topeng dan jubahnya." "Laki-laki itu mendekatiku penuh harap. Sesekali ia mencari kesempatan...