Putih dan Hitam

196 32 4
                                    

Ah, ini empuk dan lembut. Dimana aku?

Terakhir kali yang ku ingat adalah aku tertidur dalam pelukan seorang penyihir misterius.

Aku membuka mataku secara perlahan.

Cahaya yang cukup silau mengintimidasi kedua mataku.

Aku terduduk, lalu mengedar pandang ke segala arah.

Dua orang pria berdiri dengan tegap seakan sedang menungguku sedari tadi.

Dua orang pria berdiri dengan tegap seakan sedang menungguku sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua pria ini tersenyum saat melihatku bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua pria ini tersenyum saat melihatku bangun.

Satu pria dengan serba hitam, yang satunya pria dengan serba putih.

Tanpa aba aba pria serba hitam itu sedikit menunduk dan berkata sesuatu yang tidak aku mengerti.

"¥£€€¢€¥¢¢€¥£€."

Lalu pria serba putih itu juga berjalan mendekat namun tidak menunduk.

Tangannya seolah memberi petunjuk arah lewat pintu.

"^°£¥€£^¢°,¥£¥£¥"

Aku berdiri lalu berjalan mengikuti si putih.

Si hitam berada di belakangku.

Tunggu sebentar, luka luka ku? Tulangku? Mereka semua sembuh.

Aku melihat tubuhku sendiri seakan aku terlihat bodoh di mata mereka.

Lalu si putih itu tertawa dan mengatakan hal yang tidak aku mengerti lagi.

Tapi saat aku mengeluarkan ekspresi tidak suka ku, tiba tiba saja dia berhenti tertawa dan malah seperti ketakutan.

Dia mengalihkan pandangannya seakan kabur layaknya anak kecil.

Si hitam yang berada di belakang ku malah tertawa melihat si putih.

Aku benar benar tampak bodoh karena tidak mengerti bahasa mereka.

Tunggu, bukankah aku tampak seperti dikawal?

Aku harus mencari tau mengapa aku berada di tempat seperti kastil ini.

Nuansanya sungguh menyeramkan kau tau?

Di depan lorong tampak ada pertigaan.

Tepat saat aku melewati lorong itu, aku berlari ke lorong kiri.

Si putih tampaknya terperangah dan kalah cepat dengan si hitam.

Apa si hitam ini seekor monster?

Tiba tiba saja dia berada di depanku menghalangi jalanku.

Si putih ini malah teriak teriak seakan memarahi ku.

"^£¥¥£€£¥£¢! £¥¥£¥££,£€¢€£¢€¥!!!"

Aku hanya bisa mengeluarkan ekspresi penuh kasihan dari wajahku.

Si putih kembali berbicara sambil sedikit membungkuk.

"¥£€€¢€¢££€"

Lalu aku dituntun kembali ke lorong tadi.

Aku berhenti melangkah saat melihat seorang wanita berdiri jauh di ujung lorong.

"Siapa dia?"

Aku menunjuk ke arah wanita itu.

Mereka berdua diam dan tampaknya sama sama tidak mengerti bahasa kita berdua.

Aku melangkah maju dan melewati si putih.

Aku mendekati wanita itu.

Tatapannya seakan tidak percaya, dan malah seakan ingin menangis.

"¥£¢€€£€¥£? £€¥££€¢£?"

Lagi lagi berbicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti.

Sedetik kemudian dia memelukku dengan erat, sangat erat.

Secara teknis tubuhnya lebih tua dari ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara teknis tubuhnya lebih tua dari ku.

Aku berumur 16 tahun secara fisik.

Tinggi tubuh ku hanya 163cm.

Tubuhnya lumayan mungil.

Ia memiliki mata yang biru pucat.

Rambutnya anggun berwarna putih.

Ia menggunakan pakaian yang mirip dengan penyihir malam itu.

Hanya saja tinggi badannya saja yang berbeda.

"€¥¢£€¥€€•¥¢¢¥¥¢¢¥•"

Ia merangkul kedua lengannya di leherku.

Sedetik kemudian, dia mencium ku dengan ganas seolah dia sangat merindukan diriku.

Tubuhku tidak menolak.

Hati ku menerimanya.

Entah mengapa, aku rindu kepadanya.

•••••••••••••••

A Secret Of The World In New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang