Adalah siang hari di kemudian-kemudian hari. Siang yang cukup melelahkan kali ini. Karena Haechan sudah memiliki jadwal kuliah sejak jam setengah delapan pagi tadi. Sementara jam istirahatnya mau tidak mau diboikot oleh dosen-dosen yang gila story telling sampai tidak sadar kalau mereka-mereka sudah melewati batas jam memberi kuliah.
Haechan kan jadi tidak bisa menyambangi kelas Kak Mark untuk sekedar bertegur sapa.
Padahal hari ini adalah hari penting. Sebab Kak Mark-nya balik dari retreat dan sudah dipastikan akan berangkat ke kampus. Haechan yang sudah bersabar selama seminggu lamanya tentu tidak mau kehilangan momen berharga seperti ini. Apalagi seminggu sebelumnya Kak Mark juga sibuk menyelesaikan tugas laporannya, yang mana membuat Haechan harus pikir-pikir untuk mendekati si tampan itu. Dua minggu tanpa Mark, Haechan rindu.
Sialan memang dosen hari ini.
Karena itu, sejak memasuki kantin dirinya sudah memajukkan bibir. Memberengut kesal karena kehilangan kesempatan berduaan dengan si calon ayah dari anak-anaknyaㅡnanti kalau kak Mark sudah setuju sih.
"Jangan bersedih gitu dong, Chan. Kan masih ada waktu lain." Jeno mencoba menghibur temannya ini. Menyodorkan segelas teh dingin pada Haechan yang kehilangan semangatnya secara tiba-tiba meski akhirnya ditolak mentah-mentah.
"Tidak minum manis-manis."
Halah.
Jeno mendengus. Langsung menegak teh dingin yang sebelumnya dirinya tawarkan secara cuma-cuma pada si ngambekan di sampingnya ini. Menggeleng pelan karena gagal memahami tingkah Haechan kali ini.
Iya, Jeno itu tidak pernah menemukan sisi Haechan yang semacam sekarang ini. Yang Jeno tahu, Haechan itu macam begundal tidak bisa diam. Cerewet ke sana ke mari sampai kakak tingkat pun hafal pada bocah itu saking berisiknyaㅡbahkan dari hari pertama ospek dimulai, ouch! Jeno malu sendiri dekat-dekat Haechan saat itu.
"Memang apa kerennya Kak Mark sih. Sampai sesedih ini hanya karena tidak bisa melihat wajahnya saja. Bukannya tadi pagi sudah papasan di parkiran ya?"
"Ini beda! Kak Mark itu spesial di dalam sini." Haechan menunjuk dadanya, "Laki-laki kaku sepertimu mana tahu rasanya tidak mengobrol dengan kesayangan."
Sial, Jeno malah kena semprot.
"Daripada menunggu yang tidak pasti kenapa tidak pacaran denganku saja sih? Aku rela mendengar keluh kesahmu loh." Jeno menoel pipi Haechan. Yang segera direspon dengan satu pukul kencang meninggalkan rasa pedas hingga Jeno meringis keperihan.
"Sembarangan. Kau pikir aku sepertimu yang jomblo menahun? Begini-begini Kak Mark itu sudah jadi masa depanku. Sudah pasti! Dan tidak perlu diperjelas lagi, Lee Jeno."
Jeno meringis saja. Salah bicara dia pada si cerewet ini.
Bosan meletakkan kepalanya di atas meja. Haechan kemudian menegakkan tubuhnya. Merentangkan tangannya sembari menguap dan menatap ke setiap penjuru kantin.
"God!" kedua matanya langsung membola. Menemukan siluet Mark yang melintas berjalan melewati pintu kantin barusan.
Kalau jodoh memang tidak kemana.
Dengan tangan kanan menutup mulutnya yang sudah menganga kesenangan, Haechan beringsut berdiri sembari menepuk-nepuk pundak Jeno cepat, "Jeno aku duluan. Sampaikan salamku pada Nana dan Injun. Bye!" Haechan berlari menjauh secepat mungkin. Meninggalkan Jeno yang clueless dengan mood aneh Haechan sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudahkah Kamu Jatuh Hati Padaku? ㅡ L. Mark + L. Haechan
Fanfiction🍻 °Special Project MarkHyuck Summer Party 2019° 🍻 Kiat-kiat Haechan mengejar cinta jodohnya. "Kak Mark sudah jatuh cinㅡEh! Suka dulu deh yang stratanya lebih rendah dari jatuh cinta." ➡ Dimulai : 20190606 ➡ Berakhir : 20200606 YAOI! Boy x Boy ...