ㅡ20190609
Breakfast.
▪◽▪
"Satu jam lagi mereka datang."
"Iya, bu. Aku ngerti."
Mark menjadi yang pertama memutuskan sambungan telepon. Menjerit di balik bantalnya dengan kesal sebelum berbalik dan terlentang di atas kasurnya yang lumayan luas. Mark ingin menghilang saja dari dunia, sumpah!
Sebenarnya Mark anti dititipi keponakannya itu. Karena Mark tahu seberapa jahilnya anak itu kalau berada di dekatnya. Mark bahkan pernah menahan kencing gara-gara bocah itu membuat masalah dan sengaja memasukkan squishy miliknya ke closet. Menyebalkan, waktu itu Mark kira kantong kemihnya sudah meledak karena closetnya mampet tak kunjung benar-benar juga. Mimpi buruk.
"Kak Mark ayo sarapan!"
Double menyebalkan.
Mark semakin tenggelam di atas kasur. Menarik selimut kasar dan membungkus tubuhnya hingga tak nampak sedikit pun.
"Kak ayo! Nanti Teo keburu datang, akan susah sarapannya."
"Ugh!!!" Mark menggerutu mulai melepaskan diri dari balik selimut.
Oh! Mark nyaris melupakan Haechan yang subuh tadi menggedor pintu rumah setelah membuat seisi rumah bising akibat pencetan bel yang tak kunjung berhenti.
Mark kira dirinya sedang mimpi buruk ketika dua matanya menemukan Haechan yang tersenyum lebar dengan kedua tangan penuh dengan gumpalan kresek di depan pintu.
Mark tentu tidak bisa langsung percaya. Biar dirinya kasih tahu, Haechan itu sama malasnya dengan dia, mana mungkin bangun pagi.
Namun fakta itu akhirnya terpatahkan ketika dirinya yang masih ngantuk berat mencubit lengannya kencang, perih!
"Kenapa tidak buka pintu sendiri? Seperti bertamu saja." Mark dengan kedua mata masih setengah terpejam bersandar di tembok terdekat.
"Haechan ingin dibukakan pintu oleh Kak Mark, biar romantis."
Sebal, dirinya dibangunkan paksa hanya karena hal sepele seperti itu.
Niat malas-malasan hari ini sepertinya hanya akan berakhir sebagai wacana saja. Padahal sudah lama sejak dirinya bisa mendapatkan hari bebas tugas dan laporan. Tapi, kenapa takdir tidak pernah berpihak padanya akhir-akhir ini.
"Kak!"
Nah, Mark didatangi benaran oleh Haechan. Dengan apron milo dan sapuan tepung di beberapa bagian wajahnya, Mark seketika melompat duduk dengan kerutan dahi tercetak jelas, "Kau apakan dapur rumah?!" merasa sedikit was-was karena bentukkan Haechan yang seperti barusan bertarung melawan gorila buasㅡyang dimaksudkan Mark, dirinya jadi khawatir kalau-kalau Haechan membuat kebakaran kecil, bisa-bisa uang dari kerja sambilannya dua bulan kemarin ludes karena harus merenovasi ulang satu rumah.
Yang lantas Haechan jawab dengan percaya diri, "Tentu saja aku pergunakan dengan sangat baik Kak."
Mark beranjak juga dari atas kasurnya. Sedikit terbirit-birit dengan haechan yang mengekor di belakangnya, Mark yang tiba di dekat meja makan akhirnya dapat bernapas lega.
Oh, syukurlah.
Pasalnya Mark sendiri tidak pernah melihat Haechan di dapur selain untuk memasak ramyun, merebus air, dan menyeduh teh. Mark kan anti masak-memasak. Dan Mark sama sekali belum pernah menemui penampilannya kacau seperti Haechan ketika menggunakan dapur rumah.
"Ayo makan Kak!" Haechan yang kali ini menggiring Mark untuk segera duduk di salah satu kursi. Mengambilkan semangkuk nasi dan meletakkan telur gulung di atas nasinya, "jalmeokgessseumnida."
Mark dengan tangan dipaksa memegang sumpit akhirnya menurut dan mulai memasukkan nasi serta telur ke dalam mulutnya dengan kedua sedikit mengernyit.
Ya Tuhan sayangilah tubuh umatmu ini. Andai umatmu ini keracunan, di kehidupan mendatang tolong jauhkan umatmu ini dari reinkarnasi sang pencipta makanan di atas meja makan ini. Amen.
"Enak tidak Kak?"
Mark lantas mengangguk.
Tidak memedulikan kikihan Haechan yang horornya minta ampun, intinya Mark sedang tidak ingin ribut. Kan hari ini hari bebasnya, Mark ingin menyimpan energi.
"Kak Mark bagaimana sekarang?" Haechan lagi-lagi bertanya. Membuat Mark yang awalnya hanya memerhatikan nasi serta lauk-pauk di meja menjadi beralih menatapi Haechan. Mark kembali dibuat mengerutkan dahi, "Apanya yang bagiamana?"
"Perasaan Kak Mark," Haechan terkikih dulu sebelum melanjutkan, "Sudah makin tertarik padaku belum, Kak? Aku sudah memasakkan makanan loh pagi ini. Naik satu level mendekati sempurna buat dijadikan jodoh sungguhan."
Mark malah illfeel jadinya. Tanpa merubah ekspresinya yang biasa-biasa saja Mark berdeham, "Perasaanku tidak semurah itu Haechan. Kau pikir hanya karena masak aku bisa langsung suka padamu? Kalau seperti itu jadinya, aku bakal suka sama banyak orang yang masak buatku."
Aduh tertohok.
Haechan jadi kehilangan selera tersenyum. Senangnya seketika meluap-luap di bawa angin. Kenapa susah sekali sih mendapatkan hati si tampan ini, Haechan antara ingin menangis tapi juga ingin mencubit, greget.
"Kalau begitu Haechan salah paham dong sejak semalam." Haechan dengan sedikit kekecewaan berujar. Meletakkan sendoknya bersisian dengan sumpit. Bibirnya mengerucut tidak senang.
Sementara Mark mengerutkan dahinya. Mengingat-ingat tentang kejadian semalam. Memang apa yang terjadi semalam antara dirinya dengan bocah ini.
Jadi setelah Mark memutuskan bolos kuliah karenaㅡya kalian tahulah, Mark tidak mau memperjelas soalnya, kemudian menyeret Haechan untuk pulang bareng dan mampir sebentar ke supermarket untuk membeli es krimㅡ
Shit!
Mark memejamkan matanya sejenak. Sedikit menyesalㅡbanyak berbungah! mengingat tekstur kenyal milik Haechan yang begitu enak saat disesap, astagaㅡsudah mengingat. Mark memilih berdeham sebelum berkata, "Jadi kau tiba-tiba bangun pagi dan memasak karena hal semalam?"
See? Haechan mengangguk.
"Aku kira Kak Mark sudah mulai cinㅡ" Haechan memukul pelan bibirnya, "Tidak-tidak! Mulai suka padaku. Kan saat pemberkatan Kak Mark hanya cium pipi Haechan, jadi Haechan kira Kak Mark akan cium bibir Haechan kalau sudah mulai suka. Jadi yang semalam itu bukan karena Kak Mark sudah mulai suka Haechan ya?"
Mark menggeleng pelan. Jadi tidak enak. Dada kirinya jadi berdenyut nyeri begini.
Pantas bocah ini bertingkah kelewatan dari biasanya. Sungguh, Mark tidak pernah tahu kalau Haechan bisa memasak semenjak mereka satu rumah. Apalagi Haechan pergi membeli stok bahan makanan di subuh raya. Bukan Haechan pada umumnya.
Melepas keheningan, detik selanjutnya Haechan memilih terkikih pelan. Memunculkan semburat senyum lebarㅡyang entah dipaksakan atau bagaimana. Sampai membuat Mark yang sebelumnya melamun kembali sadar.
Melirik sekilas ke arah Haechan yang sibuk menopang dagu memerhatikan dirinya, "Ya sudah tidak apa-apa. Lagipula perasaannya Haechan kan sudah murah untuk Kakak, jadi tidak bagus juga kalau perasaannya kakak murah pada Haechan. Nanti kita disebut pasangan murahan."
Mark sepertinya perlu suntik anastesi bagian dadanya biar tidak semakim nyut-nyutan.
ㅡ끝.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudahkah Kamu Jatuh Hati Padaku? ㅡ L. Mark + L. Haechan
Fanfiction🍻 °Special Project MarkHyuck Summer Party 2019° 🍻 Kiat-kiat Haechan mengejar cinta jodohnya. "Kak Mark sudah jatuh cinㅡEh! Suka dulu deh yang stratanya lebih rendah dari jatuh cinta." ➡ Dimulai : 20190606 ➡ Berakhir : 20200606 YAOI! Boy x Boy ...