Bully

89 19 3
                                    


•Happy Reading!•

"Bapak gak mau tau! pokoknya kalian keliling lapangan sekarang juga!" Pak Rudi sudah tak habis pikir dengan ketiga muridnya ini

"Pak kita gak telat pak," bohong Alea dengan gimick wajah melas

"Iya pak siapa si yang ngadu ke bapak? hoax itu," sambung Aera ikut berbohong

"Kita udah dateng dari jam 6 tadi pak," Nessa pun ikut berusaha

"Kalian pikir saya bodoh? saya gak mau tau, lari 50 putaran sekarang juga!"

"Tapi Pakkkkk," ucap mereka bertiga serempak dengan wajah yang sangat melas

"Kalian mau lari atau gak sekolah sama sekali?" ancam Pak Rudi

mereka bertiga terdiam lalu dengan amat terpaksa berlari memutari lapangan yang cukup luas

bel istirahat sudah berbunyi dan mereka bertiga masih terus berlari, mereka menjadi tontonan siswa siswi yang berlalu lalang melihatnya tapi tidak ada yang berani tertawa atau pun menghujatnya

"Awas aja kalo ampe gue tau ada yg ngetawain kita, jadi bubur tuh bocah," kesal Nessa

"Gua lebih kesel sama yang ngaduin kita,sampe gue tau siapa oranya gue kubur idup-idup." Alea juga tak mau kalah melampiaskan kekesalannya

"Tar istirahat kita cari tau siapa yang cepuin kita, kuy gak?" ajak Aera

"Abis itu kita pisahin ginjal dari badannya," tambah Aera

Gurau mereka, mereka gak sesedih itu kok.

Setelah 50 putaran, tapi lebih tepatnya 20 putaran, mereka hanya berlari 20 putaran tapi ngakunya 50, ya gila aja ngotak dikit kek, lapangan yang ini luas banget. Ya kali ampe 50, 10 aja uda capek pake banget itupun udah ditambahin jadi 20.

Ssssttt, gak usah bilang mereka bandel barbar urakan, lari di lapangan itu capek secapek ngejar masa depan yang tak kunjung pasti. So, no bachott!

*BRAKKK*

Terdengar suara gebrakan meja

"LO KAN YANG NGADU SAMA PAK RUDI KALO KITA TELAT?!" teriak Nessa memenuhi seisi kantin

"NGAKU LO! GAK USAH BELAGAK BEGO MASANG TAMPANG SOK POLOS ENEG GUA LIATNYA," sewot Aera yang sama emosinya

"Banyak omong lo semua, LANGSUNG MULAI AJA SESI MAENNYA. ORANG KAYAK DIA GAK BAKAL NGAKU, DASAR PENGECUT!" Alea menarik kerah baju gadis itu

Gadis itu gemetar ketakutan, seisi kantin menjadi saksi pembullyan ini

Seekor singa gak akan ngamuk kalo gak ada yang mengusik keberadaannya.

"Enaknya diapain?" tanya Alea

"Gua saranin sih siram aja mukanya pakek aer panas," ucap Aera

"Klasik, aer keras sekalian," ujar Nessa

Seisi kantin hanya menjadi saksi tak ada yang berani membantu gadis berkacamata itu

Alea berjalan lalu mengambil gelas yang berisi es teh manis yang entah milik siapa, dia tak peduli

Byurrrr

Alea menyiram gadis itu
dengan segelas es teh yang tadi diambilnya

Nessa mengambil spidol yang sudah ia siapkan di kantong seragamnya, lalu mencoret dahi gadis itu

'Cepu' itu yg Nessa tulis di dahinya, bukan hanya di dahi tapi juga di bajunya dan pipinya

Aera mengambil kecap yang ada di meja kantin lalu menumpahkan di baju seragam gadis itu

absurd.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang