5

32 5 0
                                    


Suasana dimalam hari sangatlah ramai, disana sudah terdapat anak anak yang berkumpul untuk mengikuti acara api unggun bersama.

Mereka bernyanyi, menari, bahkan ada yang menjahili temannya satu sama lain.

Aksa dan Ara pun sudah kembali ke tempat perkemahan setelah satu jam berjalan.

Aksa duduk sambil melamun, ia masih memikirkan kejadian dimana Sheeva kekasihnya itu bersama pria lain.
Apakah ia harus marah? Entahlah. Aksa pun sangat menyayanginya, dia tidak mau melepaskan Sheeva.

Tapi apa yang dilakukan Sheeva? Bukankah itu hal yang salah? Berselingkuh dibelakang Aksa dan dilihat oleh Aksa sendiri.

Tak lama kemudian Sheeva datang menghampiri Aksa dengan membawa pria lain. Aksa yang melihatnya hanya tersenyum masam. Hatinya terluka melihat kekasihnya bersama pria yang tidak dikenalinya.

"Aksa"-ucap Sheeva sembari menyembunyikan rasa takutnya.

"Hm?"

"Emm, aku....aku mau kita udahan aja"

Aksa bersikap santai, seolah olah dia tidak masalah. Tapi dalam hatinya, dia sebenarnya sudah tidak sanggup untuk melepaskan Sheeva.

"Karna kamu udah dapet yang baru gitu?"-ucap Aksa sesantai mungkin.

"Ng...gak gitu"-ucap Sheeva terbata bata karena ia takut jika Aksa marah dengannya.

"Terus APA?" Kini Aksa tidak bisa memendam amarahnya, seluruh wajahnya merah, ia marah.

"Hei, bisa santai nggak Lo? Yang salah itu elo sa, Lo yang salah" saut Gio, pria yang bersama Sheeva.

"Maksud Lo apa?" Jawab Aksa sembari menatapnya penuh amarah.

"Lo yang kemaren malem ngilang, dihubungi nggak aktif, trus tiba tiba Lo gandengan ama cewek pagi pagi keluar dari dalam hutan. Lo tau nggak? Sheeva nyariin Lo, dia tanya semua anak di kelas Lo. Katanya Lo nyari orang tersesat, tapi Lo malah gandengan trus ketawa ama tu cewek. Bego Lo!"-ucap Gio yang sudah tidak bisa menahan amarahnya ke Aksa.

"Udah Gi, udah"-ucap Sheeva menenangkan Gio.

Setelah menenangkan Gio, Sheeva berjalan menghampiri Aksa.

"Cewek itu siapa Sa?" Tetes demi tetes air mata pun membasahi pipinya.

"Ara" jawabnya jujur.

"Kalo kamu suka dia, relain aku sama yang lain ya Sa"

Perkataan Sheeva sungguh membuat Aksa terkejut, tubuhnya kaku. Ia tidak menyangka, gadis yang sangat dicintainya berkata seperti itu.

Lalu apa kabarnya dengan yang dilihat Aksa sebelum pergi ke dalam hutan untuk mencari Ara kemarin? Mereka berdua malah saling bahagia. Dan serasa dunia ini milik mereka berdua!

Tapi Aksa tidak mengungkit hal itu, ia sudah melupakan kejadian itu.
Yang terpenting adalah Aksa tidak rela jika Sheeva malah lebih memilih bersama Gio daripada dirinya.

"Nggak, gue sayang sama kamu, aku cintanya sama kamu Va. Plis, jangan ngomong gitu" jujur Aksa. Masalah hati memang ia tak main main.

"Dan aku nggak mau kamu berpaling dengan dia" tunjuk Aksa ke Gio dan menarik Sheeva ke dalam pelukannya.

_____________________

"Ara" ucap seseorang dari arah belakang.

Ara berbalik dan mendapati Dylan di sana.

Dylan berjalan menghampiri Ara.
"Mau gue bantu?" Tawarnya.

"Ng..gak usah, gue bisa sendiri kok" jawab Ara dengan gugup.

"Yaelah, santai aja kalo ama gue. Lagian gue juga udah selesai kok daritadi"

Tanpa pikir panjang dan tanpa persetujuan gadis itu, Dylan sudah membawa barang barang Ara untuk dimasukkan ke dalam bus.

Dan hari ini adalah hari terakhir untuk meninggalkan tempat perkemahan. Setelah itu mereka akan kembali lagi ke sekolah untuk memulai pelajaran seperti biasa.

"Udah selesai Ra, gue duduk dulu ya"-ucap Dylan lalu ia duduk disamping Linda setelah mendapat anggukan dari Ara.

Tak butuh waktu lama, bus tersebut melaju dengan kecepatan normal untuk kembali ke Jakarta.

_________________________

Mereka sekarang sudah sampai di Jakarta, dan semua siswa siswi SMA North Jakarta Internasional School (NJIS) sedang menunggu untuk dijemput. Kepulangan mereka dari perkemahan sangat melelahkan, buktinya ada banyak sekali murid yang mengoceh karena lelah dan kepanasan.

Ara, gadis itu kini menunggu di depan pintu gerbang sekolah, ia menunggu jemputan supir pribadinya.

Tak lama sebuah mobil berhenti di depan Ara, kaca mobil tersebut terbuka dan nampak wajah lelaki paruh baya tersenyum ke Ara. Lelaki tersebut segera membukakan pintu dan berjalan ke arah Ara, membawa barang Ara ke bagasi. Sedangkan gadis itu langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di kursi belakang supir.

"Mau kemana lagi non?" Tanya supirnya yang bernama Pak Nurdin.

"Langsung pulang aja Pak, Ara capek"
Pak Nurdin pun mengangguk dan segera menjalankan mobilnya menuju rumah.

________________________

Malam telah tiba, hembusan angin malam yang dingin pun terasa di kulit.

Gadis itu sekarang berada di kamarnya, kesepian. Maklum karena ia dirumah sendirian. Ara adalah anak tunggal, kedua orang tuanya pun ke luar negeri selama tiga bulan. Rumahnya pun kini hanya dihuni oleh Ara, pembantu dan supir pribadinya.

Entah apa yang dipikirkan gadis itu saat ini. Sesekali ia tersenyum sambil memegang kameranya. Ia melihat gambar yang ada di kamera tersebut.

Gambar seorang laki-laki yang tidak sengaja dan tanpa permisi telah membuat hatinya tenang dan nyaman.

Thank you for melting this heart batin Ara
Lamunannya buyar ketika ada yang mengetok pintu kamarnya. Pintu terbuka dan menampakkan wanita paruh baya sedang membawa segelas air putih.

"Non Ara, ini diminum dulu baru tidur. Jangan kemalaman, besok bisa telat bangunnya"-ucap pembantu rumah tangga yang bernama Bi Narsih, istri dari Pak Nurdin.

"Iya Bi"

Ara tersenyum dan meminum air putih tersebut. Setelah meminumnya Bi Narsih pun pamit pergi dan menutup pintu.

Ara pun merebahkan tubuhnya sambil memikirkan apa yang tadi dipikirnya sebelum Bi Narsih datang.

"Kok gue jadi gini sih? Gue tadi mikirin tu cowok? Kan dia udah punya pacar. Au ah gelap"-ucapnya kepada diri sendiri dan segera tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang