C H A P T E R 7

22 5 0
                                    

🍀🍀🍀

Pagi ini Thalita sudah sampai disekolah nya dan kini ia sedang memeriksa hasil power point kelompok nya karena hari ini akan dipresentasikan. Ia benar - benar memastikan semuanya sudah lengkap, mulai dari penjelasan - penjelasan serta gambarnya.

Mengapa ia sangat memikirkan itu?  Karena Thalita adalah ketua kelompok nya,  jika salah sedikit maka ketua nya lah yang akan kena hukuman dan Thalita tidak mau hal itu terjadi, apalagi guru di bidang study ini sangat killer.  Sudah banyak murid yang terkena hukumannya. Setelah ia benar - benar yakin jika power point nya sudah lengkap,  Thalita menutup macbook nya dan menaruh nya kembali meja nya.

Bel masuk sudah sepuluh menit lagi dan Bilqis belum juga datang.  Thalita yang mengetahuinya merasa gelisah.  Kenapa?  Karena makalah power point nya dibawa oleh Bilqis. Ya,  selain di suruh membuat power point,  masing - masing kelompok juga disuruh membuat makalah sesuai materi yang di dapatnya. Tebir? Emang.

Thalita akhirnya bernapas lega saat melihat Bilqis yang baru saja datang.

"Qis, makalah nya lu bawa kan?" Tanya Thalita. Bilqis yang merasa ditanya pun langsung menoleh ke arah Thalita

"Hah?  Makalah? " Tanya Bilqis yang kebingungan

"Makalah Ipa yang kelompok"  Jawab Thalita yang mulai merasa tidak enak dengan perasaannya

"Yah kayanya gua ga bawa deh"

Thalita yang mendengarnya langsung membuang nafas nya dengan gusar.  Bilqis ini keras kepala,  Thalita sempat bilang jika makalah nya biar Thalita saja yang bawa, karena Thalita tahu jika sahabat nya itu orang nya pelupa. Namun Bilqis tetep kekeh dengan kemauannya dan lihatlah sekarang dia tidak membawa makalah nya.

"Ck, lu gimana si qis.  Kenapa bisa lupa? " Tanya Thalita sedikit kesal

"Ya gua lupa, lagian nanti ga bakal di omelin juga ko, bilang aja kelupaan. Udah selesai" Ucap Bilqis dengan santai. Thalita merasa kesal dengan sahabat nya itu.  Apakah dia lupa jika disini Thalita yang menjadi ketuanya? Yang artinya semuanya ditanggung oleh nya. Jika ada yang terjadi sesuatu kepada kelompok nya,  maka Thalita lah yang akan terkena imbas nya. Apalagi pelajaran ini pelajaran pertama jadi dia tidak bisa mengerjakannya ulang,  atau  melakukan cara - cara lainnya.

Tiba - tiba seorang guru datang. Suasana kelas seketika menjadi hening.  Thalita yang menyadari itu langsung menoleh ke arah pintu. Ya Tuhan, bahkan dia tidak tahu jika sudah bel.  Thalita segera duduk ke tempat nya.

"Assalamualaikum semuanya" Sapa guru itu

"Waalaikummussalam" Jawab semua murid serempak

"Ibu harap kalian tidak lupa jika hari ini akan ada presentasi kelompok. Ibu beri waktu lima menit untuk mempersiapkan power point nya sekaligus dengan makalah nya. Seperti biasa,  jika ingin presentasi harus menyerahkan makalah terlebih dahulu" Ucap guru itu panjang lebar. Masing - masing kelompok mulai sibuk dengan tugas nya. Ada yang mempersiapkan laptop, makalah,  dan mempersiapkan diri untuk tampil.

"Oke, ibu mulai dari kelompok terakhir kelompok enam" Perintah guru tersebut.  Thalita yang mendengar itu seketika wajah nya memucat.  Ya, dia adalah kelompok enam. Entah kenapa nasib nya sangat sial hari ini.

"Woy ayo maju" Kata Kenzo yang melihat Thalita masih duduk di bangkunya. Thalita menghela nafas panjang, dia sudah mempersiapkan diri jika akan kena omelan oleh guru tersebut. Kemudian dia mulai berjalan kedepan diikuti dengan anggota kelompok nya yg lain.

"Mana makalah kelompok kamu Thalita? " Tanya guru itu

"hmm itu bu itu"

"Ngomong yang benar Thalita" Bentak guru itu

"Itu bu Bil-"

"Thalita kelupaan bu" Potong Bilqis tiba - tiba. Mendengar itu, sontak Thalita melihat ke Bilqis. Apa yang Bilqis bilang? Ko dia ngomong gitu?

"Bukan bu bukan saya yang bawa" Ucap Thalita berusaha membela diri

"Thalita, kamu ini ketua kelompok. Dimana tanggung jawab kamu? " Kata guru itu yang masih tidak percaya dengan Thalita

"Sekarang kamu ibu hukum, bersihkan perpustakaan sekarang! " Perintah guru itu dengan penuh penekanan.  Thalita hanya menghela nafas kemudian mulai berjalan ke ruang perpustakaan

🍀🍀🍀

Di sinilah Thalita sekarang.  Membersihkan buku - buku yang berserakan.  Entah siapa yang menaruh buku asal - asalan seperti ini. Bahkan ada yang tidak menaruh nya sesuai dengan kategori bukunya. Nasib nasib.

Jujur,  Thalita merasa kecewa dengan sahabat nya itu.  Bagaimana dia bisa bicara seperti tadi? Tega. Walaupun Thalita merasa kesal tapi dia tidak bisa membentak ataupun marah dengan sahabatnya itu. Thalita merasa tidak enak hati jika harus melakukan hal seperti itu kepada sahabat nya. Namun, di sisi lain dia juga merasa kesal dan kecewa.

Thalita melihat jam yang ada di ruangan tersebut. Sebentar lagi sudah jam pulang namun,  dia masih belum selesai membereskan buku buku sialan ini.

"Gue bantuin"  Ucap seseorang yang membuat Thalita menoleh dan kaget melihat cowok ini ada di samping nya.  Kenzo.

"Jarang - jarang loh gua jadi baik kaya gini sama cewe"  Kata Kenzo. Apa maksudnya jarang bersikap baik sama cewek?  Trus kenapa kalo setiap sama Bilqis dia lembut banget? Cih, bullshit.

Thalita tidak menghiraukan perkataan cowok itu dia masih sibuk membereskan buku-buku.

"Gua ga percaya kalo lu lupa bawa makalah nya" Kata Cowok itu. Thalita masih tidak menghiraukan perkataan nya.

"Bilqis yang kelupaan kan?" Tanya cowok itu.  Thalita bingung,  sejak kapan Kenzo jadi banyak bicara seperti ini.  Namun untuk yang ketiga kalinya,  Thalita masih tetap diam.

"Buat apaan? " Tanya Thalita saat Kenzo memberikan sebuah kardus obat kecil

"Itu obat sariawan. Lu sariawan kan?" Tanya Kenzo yang membuat Thalita mengerutkan dahinya

"Apaansi kagalah ngaco" Kata Thalita sambil menjauhkan kardus obat tersebut

"Trus ko lu ga jawab pertanyaan gua tadi? Lu bisu? " Tanya Kenzo dengan seenaknya

"Sembarangan lu kalo ngomong" Kata Thalita sambil memukul lengan cowok itu.

"Kasar" Katanya sambil mengusap - usap lengannya yang di pukul Thalita tadi

"Huh selesai" Kata Thalita tidak menghiraukan perkataan cowok itu. Thalita pun langsung mengambil tas nya dan bergegas untuk pulang.

"Eh gaada terimakasih nya ya lu ama orang, udah di bantuin juga" Kata Kenzo. Thalita pun menoleh ke cowok tersebut

"Makasih" Kata Thalita dan langsung keluar dari ruangan tersebut.

TBC






A L L O WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang