Prolog

446 23 14
                                    

Tiba semua yang aku khawatirkan tentangmu terjadi, tentang bagaimana aku takan pernah bisa berjumpa meski tanpa alasan sekalipun. Jika aku bertemu denganmu alasan apa yang akan kuberikan untuk dunia ini.

Mencintaimu dalam diam sekalipun selalu ada yang salah jika itu bersangkutan tentangmu, hingga sindiran yang selalu ada dalam setiap malam diperuntukan jelas untukmu. Walau memang hatiku yang terluka untuk saat ini. Tapi, kuyakin suatu saat nanti kau yang selalu mencintaiku dalam diam pula akan memberikan balasan kepedulian cintamu untuku.

Hanya rindu yang tersisa saat ini, hingga timbul kenangan yang menyenangkan berubah menjadi menyakitkan. Aku hanya mengenal antagonis, bukan untukmu saja saat ini. Bahkan inipun terjadi pada diriku, yang ingin melupakan dirimu dan menjauh.

Aku tau kau menyadarinya, jangan tanyakan kenapa?. Sebab kau yang memulainya, tapi kau masih saja menanyakan kenapa?aku takan pernah bisa menjawab semua pertanyaan itu, untuk memaafkan diriku sendiri saja terasa berat. walau, sungguh akupun takan pernah menyukai perpisahan ini.

Setiap hari dunia terasa berat ,waktu berjalan semakin cepat hingga aku tak menghargai waktu lagi dan mengabaikan waktu yang ada saat ini hingga faktanya aku sedang berada dalam kesepianan dan kesendirian. Hanya memiliki selembar foto saja dapat membuat melepaskan rinduku terhadapmu.
Butiran tetes air mata ini yang selalu membuat tenang hatiku.

🍂🍂🍂

Aroma rerumputan yang basah tercium begitu saja ketika hujan usai turun. Pohon-pohon besar tumbuh disekitarnya dengan dekorasi lampu kecil-kecil mengelilingi batang pohon. Rumah pohon dengan jembatan yang menghubungngkan kedua pohonpun berdiri kokoh , canda tawa dari anak kecil yang berlari-larian bermain bersama dibawah pohon tersebut semakin membuat suasana taman ini semaki hangat dan istimewa.

"Eciiiiiiiiiiiiii" teriakan dari seorang pria yang sangat kukenal.

Hanya ada satu suara yang persis seperti dia, suara yang bahkan sangat ingin kudengarkan setelah 3 bulan lamanya berpisah. Dunia terasa sempit bukan, jika memang panggilan itu diperuntukan untukku.

Aku mencari sosok pria yang memanggilku,tetapi terlalu banyak orang disini. Hingga akhirnya seseorang menepuk pundakku dan memberhentikan pandanganku untuk mencari pria yang kukenal itu.

Saatku menoleh kebelakang ternyata sesosok pria yang yang tidak kukenal datang, dengan menggunakan jaket hitam ,topi hitam dan menggunakan masker berwarna hitam pula. Pria itu membawa sebuah botol air mineral yang sudah tidak tersisa air sedikitpun.

Untuk sesaat aku berharap sosok pria tersebut adalah dia, tetapi saat kuperhatikan lebih dalam, ini sangatlah berbeda. Alis mata yang hitam, kerutan dahi diwajahnya,tatapan mata yang tajam, membuat matanya membendung menahan air mata seakan ingin bicara.

Aku tidak pernah ingin menatap matanya sebab aku tak suka dengan tatapan mata seorang pria yang selalu penuh dengan kerahasiaan.

Pria itu hanya berbicara satu kata, yang saat ini pula menjadi tekatekiku.

"Rapuh" ucap pria itu sembari menaruh botol mineral ditanganku yang sudah diremasnya menjadi tidak berbentuk lagi.

Aku tidak berkata sedikitpun padanya,bahkan pandanganku kualihkan dari tatapanya hingga beranjak pergi menjauh, tidak kuperdulikan dirinya lagi sembari membawa botol mineral pemberianya.

Aku menganggap semua hal itu tidaklah istimewa dan hanya menganggap seseorang yang meminta tolong untuk membuang botol air mineral tersebut dengan punuh dramatisasi.

Aku kembali duduk ditaman sendirian,dengan mendengarkan lagu favoritku,hanya dengan hal ini aku bisa sedikit demi sedikit melupakanya meski tidak semuanya kulupakan dan kubenci. Seperti taman yang kudatangi saat ini, selalu mengingatkanku pada awal kebahagiaanku dimulai.

Bahkan terkadang taman ini sudah menjadi kenanganku. Aku hanya bisa merenungkan permasalahan ini sendirian, aku bahkan bingung untuk menceritakan ini pada sahabat-sahabatku atau tidak.

Apa memang aku,sudah ditakdirkan untuk berpisah dengannya untuk selamanya. Tapi mengapa disaat aku sudah menemukan seseorang yang benar-benar ingin kumiliki semuanya berubah begitu saja. Aku akan melupakanya jika memang dirinyapun tidak mencintaiku.

Tapi ini sebaliknya,justru disaat dahulu aku tidak mencintainya dirinya, ia datang untuk membuat diriku membalas cintanya. Hanya satu kesalahan saja yang tidak kumengerti hingga saat ini.

Mengapa dia begitu kejam disaatku sudah mencintainya. Apa semua ini hanya hal biasa yang ia lakukan pada semua wanita atau dia sangat mencitaiku pula. Tapi, dirinya bingung bagaimana membiasakannya tanpa kehadiranku karena dirinya yakin aku dan dia takan bisa bersatu maka perpisahan yang kejamlah yang ia pilih.

Menurutku hidup adalah kejutan yang terbaik saat kita berada dipuncak dunia. Inilah puncak dari semua permasalahanku dan sekarang aku bingung bagaimana memulainya dan menyudahinya.

Jangan lupa komenya ya😄

Biar aku semangat nulisnya😙

Sampai ketemu nanti ya 😄😄

See you😍

SEKASA(SEbuah Kisah terbiASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang