Mengenal

233 13 8
                                    

"kamu ini kenapa sih,setiap hari sedihhhhhhh terus. Emangnya nggak bosen apa? Aku sampai nggak kenal Eci yang dulu ceria lagi, Kamu itu kalo lagi marah jangan dipamerin"

Agil ini sahabatku sejak SD,dia selalu ada disetiap permasalahanku.

Dia selalu memberikan jawaban dari semua masalahku. Dia selalu bisa menghiburku dan tau isi hatiku. Bisa dibilang dia itu paket lengkap yang kudapatkan dilingkunganku, sebab dia hanya memiliki aku sebagai sahabatnya.
Jadi mau tidak mau dia selalu bersamaku. Karena, sebenarnya Agil ini tidak pandai bergaul alias pemalu.

"siapah yang pamer sih, emang kalo lagi marah harus senyum terus, kan yah enggak." Dengan nada yang kesal kuucapkan pada Agil, sebab kata-kata ini sering ia tanyakan kepadaku.

"loh bukanya emang itu keahlian kamu ya Eci Putri" tanya agil

"iyain nggak nih?Apah lagi yang mau ditanya?, cepet aku mau lupain." jawabku kesal.

"emangnya yah kamu itu nenek-nenek muda hahahaha, setiap saat marah dan lupa. Kamu itu inget nggak ada teman aku bilang kalau dia itu bahagia disetiap pagi dan"

Tidak sempat Agil meneruskan ucapanya, tiba-tiba aku ingat kata-kata itu dan meneruskanya

"Dan diam disetiap malam, kayak pernah denger. Hmmmm (sambil memikirkanya dengan jari jempol dan telunjuk dibawah bibir) tapi itu kata-kata siapah ya?" tanyaku

"Tuhkan kata-kata sendiri aja dilupain dasar nenek,hahahaha" jawabnya

"Puas ketawanya,plis deh gil jangan panggil nenek lagi nanti kalau aku manggil kamu gila emang kamu mau?" jawabku dengan kedua mataku melirik tak suka kepadanya

"hehehe udahlah,lagian inikan masih pagi nggak baik nelan ludah sendiri, mending sarapan pagi?ngapain sih sedih-sedih nanti malem aja sedihnya sekalian aku mau nanyain laki-laki kaya apasih yang bisa bikin kamu galau sampai seperti ini"

"Bilang aja mau numpang makan malam, kalau dipikir sekarang kamu udah pinter ngomong ya hahahaha, nggak kayak dulu Kamu inget nggak dulu?.
Aku kira,dulu kamu itu nggak bisa ngomong loh. Ginih-ginih juga otak nenek-nenek itu otak seribu kenangan hahaha" kataku

"Nah ginih dong ketawa, walau ketawanya ngerendahin sih. Nggak apa-apalah demi seorang sahabat, cerita yang mana? kan hampir semua cerita aku sama kamu." jawabnya

"yang dulu aku ketemu sama kamu pertama kali didepan rumah waktu kelas 1 SD itu loh." tanyaku,berusaha mengingatkanya.

"oh iya, aku inget. Lanjut nanti aja ya ceritanya,sarapan dulu yukkkk, di bubur Mang oleh.Aku udah laper banget nih dari tadi ngomong sama kamu terus." ucap Agil mengajakku sarapan pagi, padahal aku tidak terbiasa sarapan pagi.

Tapi bagi Agil sarapan pagi sangatlah penting, karena sarapan pagi selalu mengingatkannya kepada kedua orang tuanya. Sebelum kejadian yang menimpa kedua orang tuanya saat kecelakaan mobil, Agil tinggal bersama kakek dan neneknya. Nenek Agil sudah tidak sanggup untuk memasak lagi, maka dari itu Agil sering membeli makanan untuk keseharianya.

Kata Agil dahulu ibunya tidak mengizinkanya untuk pergi kesekolah sebelum ia sarapan pagi.

Kebiasaan itulah yang selalu dilakukan oleh Agil hingga dewasa. Aku dan Agil berjalan menuju ke tempat biasanya mang oleh mangkal berjualan bubur ayam


"Gil jangan makan dibubur mang oleh napah, kayak bayi tau nggak makan tiap hari yang lembek-lembek." tanyaku berusaha membujuknya.

"kamu kan nggak biasa sarapan? kalo emang nggak suka, yaudah kamu liatin aku makan aja." jawab Agil

"ishhhh(sambil menendang batu kecil), aku tuh ngehargain kamu,makanya aku ikut kamu. Peka dikit gek, harusnya kamu itu bilang ke aku gini. Emang eci mau sarapan apa? Gitu!"

"idih jijik amat, yaudah gini aja, kamu mau aku pesenin cilok nggak?" tanya Agil berusaha membujuku

"emang ada?hehehe kalo ada mah mau banget atuh,kamu ituh terbaikkkk banget the best lahhh" pintaku sembari mengangkat kedua jempol

"tapi inget jangan pedes-pedes masih pagi." ucap Agil

"iyaiya,nggak kok." jawabku

"lagian cewek suka banget makan pedes sih" ucap Agil dengan nada yang pelan diucapkanya dan wajah mengesamping

"hah,kamu ngomong apa tadi?" tanyaku

"nggak ngomong apa-apa" jawab Agil

🍂🍂🍂

Bunyi jangkrik terdengar menandakan semakin sunyinya malam hari, jam menunjukan pukul 22.00 . Udara semakin terasa dingin Agil masih belum saja datang. Aku sudah sangat mengantuk,saat ku menuju keruang tamu ingin menutup pintu rumahku tidak disangka ternyata Agil sudah tertidur dengan piring berserakan dimeja,cemilan yang ia makan tersisa bungkusnya saja.

Agil memang persis seperti orang gila, terkadang dia tidak suka kotor ,tetapi setelah itu dia sangat-sangat menjijikan. Salah satu kebiasaan buruk Agil selalu datang tak dijemput pulang tak diantar.

Bisa dibilang itu udah menjadi prinsip Agil.Dia persis seperti setan yang muncul dimana saja dan kapan saja.
Aku tidak tega membangunkanya, jadi kubiarkan dia tidur disofa rumahku. Kuambilkan selimut untuknya, setidaknya ia tidak merasa kedinginan.Aku dan Agil sudah seperti adik kakak. Tidak ada hubungan apa-apa antara aku dan dirinya. Hubungan kami hanya sebatas seorang sahabat saja.

Agil pernah bilang kepadaku kalau sebenarnya diantara wanita dan pria tidak mungkin ada hubungan yang tidak spesial. Menjadi seorang sahabat atau mungkin lebih dari itu hanya ada dua pilihan. Dia laki-laki yang apa adanya,dia jujur,kerja keras juga keras kepala. Agil tidak mengerti apa arti dari cinta, yang Agil tahu arti dari seorang sahabat.Jadi Agil berkomitmen dari arti yang ia pahami.

🍂🍂🍂

Pagi-pagi sekali agil membangunkanku dengan hal-hal yang bisa dibilang aneh. Kedua orang tuaku sedang pergi untuk acara arisan keluarga, selama kurang lebih 3 hari. Orang tuaku berpesan kepada Agil untuk sering-sering menengokku. Secara tidak langsung orang tuaku sangat memperbolehkan Agil bermain dengan pintu terbuka lebar.

" aciiiiiiii beliiiiiiiii,beliiiiiii aciiiiiiii,beliiiiii eciiiiiii"teriakan agil yang berniat membangunkanku.

"agilllllllll berisikkkkkk,masih jam 05.00 pagi!!!" jawabku kesal

"buruan ceritain atau aku kekamar kamu nih" pinta agil berusaha meminta janjinya

"Tampol nihhhhhh, kalo kekamar.iya-iya sabar bentar" ucapku

Saatku keruang tamu,Agil sudah siap mendengarkan ceritaku. Senyuman lebar terpampang diraut wajahnya, dengan tangan kanannya menopang sebagian wajahnya.Seperti anak kecil yang siap diceritakan dongeng oleh orang tuanya

"jadi gimana ceritanya awal kamu ketemu sama dia?dia baik nggak?trus siapa nama dia?sejak kapan kamu kenal sama dia?" tanya Agil yang tak sabaran

"satu-satu dong pertanyaanya nggak sabaran amat sih" Aku mulai menceritakan semuanya kepada Agil.

Jangan lupa komennya ya😚

Aku tunggu komen dari
kalian semua💕

Jangan lupa difollow juga

See you next gaisss😇

SEKASA(SEbuah Kisah terbiASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang