ITOYA #6

9 4 0
                                    

Rapat guru dadakan saat ini sangat menguntungkan bagi siswa SMA Manggala.Jam 10.15 pengumuman pulang terdengar melalui mikrofon.

Murid Manggala berbondong-bondong untuk keluar gerbang.Ada yang naik motor,naik mobil,bahkan ada juga yang berjalan kaki.

Raquel,gadis 16 tahun itu berjalan kaki,ia berangkat sekolahnya di antar sang Ayah.Ia tak minta di jemput karena akan mengambil motor yang ia titipkan di bengkel kemarin yang berjarak 500 m.

Motor scoopy milik Raquel terpampang jelas di depan bengkel.Langsung ia menghampiri laki-laki yang memakai baju kuning khas montir di dekat motornya itu dan membayar.

"Motor,gue ambil ya bang?"

"Yoi.Oh ya Raq,gimana kabar Lexan?"

Raquel yang sedari tadi fokus motor,sekarang menatap wajah montir itu.Montir itu adalah sahabat Kakaknya semasa SMA dulu,Rivaldo Arendra,pemilik bengkel Arendra.

"Kak Lexan belum pulang,masih di Jepang,"

Alexandre Christie Kaylan,anak sulung dari keluarga Kaylan yang berumur 24 tahun,pemegang perusahaan ayahnya yang berada di Jepang.

Valdo mengangguk paham."Kalo udah pulang,suruh main ke sini,Raq,bilangin ke Lexan,"

"Siap bang.Raquel pulang dulu,bye,"

Raquel yang sudah siap berada di atas motor,melajukannya dengan kecepatan sedang meninggalkan bengkel mewah itu.

Raquel tak langsung pulang ke rumah,ia menuju ke sekolah adiknya.Menuruti perintah Mamanya untuk menjemput Fiena.

Sesampainya di sekolah Fiena,ia  melihat masih banyak anak-anak yang di jemput orang tuanya.Raquel menjelajahi semua tempat setalah tak melihat adiknya di kelas.

"Cari siapa,Kak?" tanya salah satu guru yang melihat kebingungan Raquel di area taman sekolah.

Raquel sedikit terlonjak."Saya cari Fiena,Bu,Fiena Stephanie Kaylan,"

Guru itu menatap Raquel dengan tatapan tak percaya."Kamu tidak tahu ya,"

"Tau apa,Bu,?"

"Tadi..Fi..Fiena kecelakaan.Fiena ketabrak motor,"

Raquel mendelik kaget dengan raut wajah tak biasa."Ke-kecelakaan,Bu,?"

Guru itu mengangguk lemah."Ibu tidak tau kejadiannya.Yang jelas,Fiena ketabrak oleh anak sekolah.Sekarang Fiena udah di bawa rumah sakit Madeva sama pelakunya," jelasnya.

"Makasih infonya Bu,saya pamit." Raquel berlari menuju motornya.Pikirannya tertuju pada keadaan adik kesayangannya.Apa dia tak apa-apa?

______

Raquel berlari di lorong rumah sakit tempat Fiena berada.Ruang UGD,tujuannya sekarang.Air matanya terus membasahi pipinya sejak tau adiknya masuk ruang UGD,itu artinya adiknya tak baik-baik saja.

Terlihat seorang cowok duduk di kursi yang tersedia dengan kepala tertunduk.Cowok itu memakai baju sama dengan yang Raquel pakai.Berarti ia satu sekolah dengan Raquel.Cowok itu mengangkat kepalanya setelah mengetahui ada orang di depannya.

Raquel mencoba menetralkan nafasnya yang tersengal-sengal karena lari.Matanya terbelalak melihat seseorang yang sangat ia kenali duduk di bangku depannya."Raphael!Ngapain disini?"

"Ibu tidak tau kejadiannya.Yang jelas,Fiena ketabrak oleh anak sekolah.Sekarang Fiena udah di bawa rumah sakit Madeva sama pelakunya,"

Raquel teringat ucapan guru Fiena,jika adiknya di bawa kesini oleh pelakunya.Artinya,orang di depannya ini adalah orang yang menabrak adiknya.

Raquel menggeleng kepala tak percaya.Sorot matanya menunjukan kebencian sekaligus kecewa."Jadi,lo orang yang nabrak adek gue,hah,"

"Gue gak sengaja,Raq,gue.."

"LO PASTI SENGAJA.KALO LO BENCI GUE,GAK KAYAK GINI,LO...," Raquel menunjuk wajah Raphael.

"ARRRGGSS,hiks..hiks," teriaknya frustasi.Lutut Raquel jatuh ke lantai tiba-tiba.

Seorang Raquel Geovana Kaylan menangis dihadapannya,tak di sangka."Raq,gue bener-bener gak sengaja,"

"Kenapa harus Fiena,Rap,kenapa gak gue aja," lirihnya.Tangisnya semakin terlihat pilu.Orang-orang yang melihat mereka,mungkin mengira jika Raphael cowok yang jahat.

Seorang wanita dan pria paruh baya datang menghampiriereka dengan tergopoh-gopoh.Pipi wanita itu sudah basah.Mereka langsung datang ke sini setelah mendapat kabar dari guru Fiena.

Pria itu jongkok tepat di depan Raquel lalu memegang bahunya."Berdiri Nak,jangan kayak gini," pintanya pelan.

Raquel menatap Erlan, Ayahnya."Maafin El,Ayah.Kalo aja El gak telat jemput Fifi,pasti gak kayak gini," ujarnya sambil menyeka air mata.Ia menurut saat Ayahnya membantu berdiri.

Raquel menghampiri Kay,Mamanya yang terisak di depan pintu.Tangannya mengusap punggungnya yang bergetar."Maafin El,Ma,"

Mama Raquel membalikan badan menghadap anaknya."Belum puas kamu bikin Fifi kayak gini.Kamu emang gak becus jadi Kakak.Kalo sampe Fifi kenapa-napa,Mama gak akan maafin kamu," bentaknya sambil terisak.

Raquel yang mendengar bentakan Mamanya,kembali terisak."Maafin El,Ma.El janji bakal jagain Fifi lebih baik,"

Mama Raquel tak mengindahkan permintaan anaknya.Ia terus menangis tersedu-sedu di depan pintu."Fifi..semoga kamu gak pa-pa,Nak.Mama janji,kamu gak akan mama izinin deket-deket Kak El lagi," lirihnya.Raquel masih bisa menangkap baik apa yang Mamanya ucapkan,itu membuat dadanya sesak.

Raquel memeluk Kay dari samping, menyenderkan kepalanya ke bahu lebarnya."Maafin El,Ma.El sayang sama Fifi,El gak mau jauh-jauh dari Fifi,"

Tanpa di duga,Kay mendorong Raquel hingga tergeletak di lantai,tepatnya di depan Raphael berdiri.

Erlan dan Raphael sama-sama membatu dan menenangkan Raquel.

"Kamu temannya Raquel kan?Tolong bawa El pergi dari sini dulu ya," pinta Erlan pada Raphael.Tanpa pikir panjang, Raphael mengangguk."Iya Om,"

Raphael memegang lengan Raquel yang nganggur,belum sempat ia membawa pergi,tangannya di tepis."Gak usah pegang-pegang,"

Erlan mengusap puncak kepala Raquel."El sayang,kamu sama temen kamu dulu ya,"

"Enggak,Yah.Gara-gara dia Fifi jadi celaka.Figi celaka gara-gara di tabrak dia,bukan gara-gara El,Yah,bilangin sama Mama"

Erlan tak menyerah membujuk anaknya yang masih menangis."Sayang,kamu dengerin ayah dulu.Kalo Mama kamu udah tenang,Ayah pasti ngomong,kamu sama temen kamu dulu ya,"

Raquel mengangguk pelan,memeluk Ayahnya,lalu pergi tanpa memperdulikan Raphael.

============================

Sasa_Firlya

Its Turn Out You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang