17 Oktober, 2018
Jisung berjalan dengan santai menuju kelasnya. Telinganya yang disumpal dengan earphone membuat Jisung terlihat seperti jenis anak emo yang tidak peduli dengan dunia.
Yah, kenyataannya memang begitu.
Jisung adalah jenis e-boy yang sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya. "As long as it doesn't effect me, I'm cool with it," adalah kalimat kesukaan pria yang tengah beranjak dewasa itu.
Tapi hari itu, entah mengapa Jisung memutuskan untuk menjadi berguna bagi orang lain, untuk hari itu saja.
Ketika Jisung berjalan melewati kamar mandi, suara rintihan dan tamparan terdengar dengan jelas oleh telinganya. Aneh memang, bukannya ia menyumpal telinganya agar tidak mendengar apapun selain musik?
Pada awalnya, pria emo itu ingin menjadi dirinya yang I-don't-give-a-fuck-get-off-loser. Tapi rasa penasaran memenangi dirinya. Ia ingin tahu apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu.
Jadi, ia memutuskan untuk mengintip.
Dengan earphone yang dilepas dan gaya seaneh mungkin, pria itu menjulurkan kepalanya menuju asal suara. Matanya membesar secara reflek melihat adegan yang terputar di hadapannya.
Dengan jarak 5 langkah kaki lebar-lebar, terlihat dua orang laki-laki dan seorang perempuan tengah... bertengkar, mungkin? Entahlah, Jisung tidak tahu harus menyebutnya apa.
Laki-laki satu tengah sibuk meminta maaf ke pada laki-laki dua. Satu-satunya perempuan di sana menatap tidak suka laki-laki dua, namun memutuskan untuk bersembunyi di balik punggung laki-laki satu. Sementara laki-laki dua, dengan air mata yang mengalir dan bekas tamparan yang terlihat jelas di pipinya, berteriak dengan suara serak, memaki laki-laki satu dan perempuan satu.
Eh, tunggu. Bukankah laki-laki satu dan dua itu seniornya?
Ya! Mereka senior Jisung! Laki-laki satu adalah Woojin, laki-laki kedua adalah Minho.
Mereka terkenal sebagai sepasang kekasih paling manis di kampusnya. Apa yang terjadi pada hubungan penuh keju mereka?
Mata Jisung sibuk mengobservasi kejadian di hadapannya, sebelum kemudian-
Jisung mengeluarkan pekikan kecil.
Woojin memukul kepala Minho dengan kencang. Terlalu kencang hingga Minho jatuh terduduk dengan kepala yang sebelumnya terbentur ke wastafel.
Hening sesaat.
Semua orang menatap Minho yang terduduk di lantai.
Matanya membelalak kaget. Badannya bergetar, Jisung tebak itu karena ketakutan. Tangannya bergerak menyentuh bagian kepalanya yang terbentur. Matanya melebar ketika menatap cairan yang menetes dari jemarinya.
Darah.
Minho berteriak dengan sangat kencang. Badannya bergetar hebat. Tangannya ia gerakkan menuju kepalanya kemudian kembali berteriak ketika jemarinya menyentuh cairan yang masih menetes, kali ini teriakannya disusul oleh air mata yang mengucur deras.
Minho dengan panik menjambak rambutnya. Jemarinya yang kini penuh darah menepuk-nepuk pipinya, berusaha untuk menenangkan diri. Wajahnya yang semula pucat kini dipenuhi darah.
Woojin dan si perempuan terlihat panik. Wajah Woojin terlihat pucat, terlihat jelas ia ketakutan. Matanya menatap Minho dengan khawatir.
Ketika jemarinya menyentuh paha Minho, pria itu berteriak lebih kencang. Ia terus meneriakkan kata "Pergi" berulang kali.
"Fuck," adalah satu-satunya yang dapat Jisung katakan sebelum berlari memasuki kamar mandi itu dan memeluk tubuh Minho erat.
"Pergi, bangsat! Pergi!" Minho terus berteriak. Jemarinya yang penuh darah ia acung-acungkan ke arah Woojin dan si perempuan.
Jisung menatap kedua orang itu dengan nyalang. "Pergi."
Lalu Woojin dan si perempuan berlari ke luar, meninggalkan Minho yang mulai tenang di pelukan Jisung.
• • • • •
Hai, hehe.
Aku kembali lagi dengan book baru! :D (tolong abaikan 19361826 ceritaku lainnya yang gak terselesaikan). Kangen gak? Kangen gak?
Seharusnya ini jadi one-shot. Tapi karena terlalu panjang dan aku bukan tipe orang yang suka bikin chapter dengan 1000+ kata, aku putusin buat membagi one-shot itu jadi beberapa bagian.
Tolong maafkan kaver buku yang low quality karena aku sedang berada di kondisi di mana aku gak bisa ngedit, makasih :'D
Makasih udah bacaa! Ily -3000 hoho :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback ft. Minsung
FanfictionThere's a complicated string between Jisung, Minho, and stiches.