18 Januari, 2019
Minho mengikat tali. Dengan senyuman puas ia menepuk tangannya sambil menatap maha karyanya yang indah. Jemarinya bergerak mengusap rambut maha karyanya dengan lembut. Ia bergerak mengitari maha karyanya dengan tatapan bangga dan angkuh.
"Emmh.." gumaman pelan terdengar.
Minho menatap maha karyanya dengan sebuah senyuman. "Ah, sudah bangun, ya, Jisungie?"
Yang dipanggil mendongakkan kepalanya. Matanya mengerjab beberapa kali. "M-min— uhuk!"
"Oh, kau haus? Ini minum," Minho berujar sembari menyodorkan segelas air putih ke hadapannya. "Oh, ya, tanganmu diikat." Minho mendekatkan gelas itu ke bibir Jisung. "Minumlah."
Jisung dengan cepat menenggak seisi gelas itu dengan bantuan Minho. Desahan lega terdengar ketika dahaganya terpenuhi. "Apa yang terjadi?"
Minho menatap Jisung lama. "Kau tahu, aku sangat mencintaimu," ujarnya. "Aku rela memberikan apapun untukmu. Kau adalah duniaku, Jisung. Kau telah menjahit luka di hatiku dengan cintamu," ia berhenti. "Tapi kemudian aku menemukanmu mencumbu adikku sendiri dan kembali mengoyak luka itu. Maka dari itu, aku di sini untuk mengembalikan jahitan itu ke padamu. For real this time."
Jisung membolakan matanya ketika ia menyadari situasi. "M-minho, maaf, aku salah. Tol—"
"Ssh, diamlah, Sayang," Minho berujar. Jemarinya bergerak meraih sebuah suntikan dan sebuah botol kaca. "Aku akan menjahit bibirmu yang telah berbohong. Tapi aku tidak ingin kau merasa sakit. Maka dari itu, aku akan membunuhmu terlebih dahulu."
"Minho! Kau gila?! Lepaskan aku!" Jisung bergerak ribut, berusaha untuk melepaskan dirinya dari dekapan Minho.
Minho menatap Jisung dengan suntikan yang telah terisi di tangannya. "Tenanglah, aku akan menyusulmu nanti, jangan khawatir."
Jisung menatap Minho dengan ketakutan besar. Ia kembali bergerak ribut ketika Minho meraih lengannya, berusaha untuk menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuhnya.
"Diamlah, Sayang," adalah kalimat terakhir Minho sebelum akhirnya berhasil menyuntik Jisung.
Jisung menggeleng ribut. Air mata bercururan dari kedua netranya. Ia bahkan terlalu takut untuk sekedar berteriak meminta tolong. Badannya terasa lemas dan panas.
Minho tersenyum puas menatap Jisung. "If you didn't cheat, we'd be celebrating our relationship right now. You just had to cheat on me, didn't you?"
Minho dengan cepat meraih jarum jahit ketika dirasanya tubuh Jisung semakin melemah. "Ini akan terasa sakit sebentar, tapi kau akan segera mati, jadi tidak apa-apa."
Jisung kembali menggeleng, namun kali ini dengan pelan. Jantungnya terasa melemah. Sekujur tubuhnya kebas. Ia meringis lemah ketika sengatan tajam terasa di bibirnya.
Jisung tidak lagi tahan, ia tidak dapat menahan semua rasa sakit ini. Rasa sakit dari jantungnya yang mulai lelah untuk berdetak, dan rasa sakit dari bibirnya yang akan segera menyatu secara permanen.
"Indah," adalah kata terakhir yang didengarnya sebelum jantungnya berhenti berdetak dengan sempurna.
• • • • •
The book is finished.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback ft. Minsung
Fiksi PenggemarThere's a complicated string between Jisung, Minho, and stiches.