Han

1.8K 219 15
                                    

25 Desember, 2018

Jisung terkekeh. Pandangannya lurus menuju Minho yang tengah mabuk. Pria bersurai soft purple itu sibuk menari dan berteriak kesenangan dengan secangkir penuh minuman keras di tangannya.

"Woah, aku tidak menyangka Minho yang mabuk akan menjadi seliar itu."

Jisung terkekeh pelan. "Yah, aku sudah melihatnya beberapa kali. Ia gila ketika mabuk."

Wanita yang duduk di sebelah Jisung kini menghadapnya sepenuhnya. "Apa aku segila itu ketika mabuk?"

Jisung menatap wanita itu. "Tidak, kau jauh lebih parah."

Tawa Jisung pecah ketika wanita itu mendengus kasar.

"Ugh, apa karena itu Heejin menolakku?" wanita itu bergumam pelan.

"Mungkin saja," Jisung menggedikkan bahunya acuh.

"Heh! Kau jahat sekali! Kuharap Minho memutuskanmu," wanita itu kembali mendengus kasar dan menenggak segelas minuman kasar dengan sekali teguk.

"Tidak mungkin. He's too crazy in love for that," Jisung berkata. Senyumnya mengembang ketika melihat Minho mengedipkan sebelah matanya ke arahnya.

Wanita itu memutar bola matanya. "Sana pergi, Minho sudah kirim sinyal, tuh."

Jisung tertawa. "Aku pergi duluan, Jin! Semoga kapal Ryujin X Heejin berlayar, ya! Adiõs!"

Dengan itu, Jisung pergi mendekati si mabuk Minho dengan acungan jari tengah di belakangnya dan teriakan "Jangan meledek!" yang menyusul.

Jisung mendekati Minho yang telah berhenti menari sejak tadi. Jemarinya menelusup ke pinggang Minho dan menarik pria besurai gulali itu mendekat. Minho membalas perlakuan Jisung dengan mengalungkan tangannya pada leher Jisung dan kikikan samar.

"Did you miss me, babe?" Jisung bertanya. Satu tangannya ia gerakkan menuju wajah Minho dan membelai pipinya pelan.

Minho memejamkan matanya. "Kinda, I miss your touch more."

Jisung terkekeh. Dengan perlahan ia menyatukan dahi keduanya. Mata Jisung ikut terpejam merasakan nafas Minho menyapu bibirnya.

Keduanya terdiam seperti itu selama beberapa saat. Ketika musik natal yang lembut diputar, Jisung mulai menggerakkan tubuhnya sesuai irama. Minho mengikuti gerakan tubuh Jisung dengan senyuman lebar.

Satu menit kemudian, keduanya menjauhi satu sama lain. Jisung menatap lembut kedua bola mata Minho. Senyuman terbit di wajah keduanya ketika Jisung menangkup pipi Minho dan mengusapnya lembut.

"You're so pretty. I don't understand why Woojin cheated on you," Jisung berbisik.

Minho memajukan bibir bawahnya, terlihat tidak senang dengan topik yang Jisung angkat. "Jangan bahas dia!"

Jisung terkekeh pelan. "Oke, oke."

Keduanya tetap menatap mata satu sama lain hingga lagu itu habis. Dan ketika musik natal lainnya terputar, keduanya bergerak memajukan wajah masing-masing. Bibir mereka bertemu di tengah-tengah udara dingin.

Minho tersenyum kecil. Jemarinya bergerak menekan tengkuk Jisung, memperdalam ciuman. Bibir Jisung yang semula dingin terasa hangat akibat sapuan bibir Minho yang telah menenggak 5 gelas alkohol.

Jisung menarik pinggang Minho mendekat. Bibirnya memagut bibir Minho dengan pelan. Bibir Minho yang lembut terasa sangat adiktif saat ini. Rasa ceri dan alkohol yang tercampur membuat Jisung enggan melepaskan Minho barang sedetik pun.

Minho mengerang ketika Jisung menelusupkan lidahnya memasuki rongga mulut Minho. Rasa bloody marry dan vodka tercampur di lidah Minho, membuat Jisung menciumnya dengan lebih kasar.

Sial. Jisung yang seperti ini sangatlah seksi.

Jemari Minho menjambak pelan rambut Jisung, memberi sinyal agar Jisung menghentikan kegiatan panas mereka sebelum Minho kehabisan nafas. Dengan erangan kesal Jisung menarik tubuhnya.

Minho bertumpu pada bahu Jisung. Kedua kakinya terasa sangat lemas. Setiap sentuhan yang diberi Jisung selalu membuatnya tidak berdaya.

Setelah beberapa detik mengatur nafas, Minho menatap Jisung dengan sisa tenaga yang ia miliki. Tatapan yang semula menggoda kini menjadi sayu.

Sial. Minho yang seperti ini sangatlah menggoda.

Jisung bergerak mendekati Minho. Bibirnya mencium daun telinga Minho dengan lembut sebelum berbisik.

"I love you, Lee Minho."

Minho terkesiap. Jemarinya bergerak menutup mulutnya, menahan semua teriakan yang memaksa untuk keluar dari tenggorokannya.

Jisung terkekeh pelan. Ia menarik tubuhnya dan mengacak rambut Minho lembut. Tatapan dan senyuman Jisung membuat Minho semakin lemas.

"Tidak perlu dijawab sekarang. Ayo minum-minum sampai matahari terbit dan nyawa kita habis."

Minho tertawa pelan mendengar kalimat terakhir Jisung. Ia menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.

"Ayo! Aku mau liquor!"

•  •  •  •  •

Oops, aku belum ada kasi peringatan soal underage drinking, disturbing and sexual content, ya?

Payback ft. MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang