~1~

5.9K 468 940
                                    

Psikopat, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata seperti ini, sebuah kata yang menggambarkan sesuatu yang mengerikan mengenai sifat seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Psikopat, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata seperti ini, sebuah kata yang menggambarkan sesuatu yang mengerikan mengenai sifat seseorang. Lalu apa yang akan kalian lakukan saat tahu jika kakak kandung kalian lah yang mempunyai kebiasaan mengerikan seperti itu? Akankah kalian tetap menerimanya atau menjauhinya?

Nama gue Min Niki, anak kedua dari dua bersaudara, itu tandanya gue punya satu saudara kandung. Dia adalah kakak gue bernama Min Yoongi atau lebih sering di sebut dengan Suga, kita terlahir bukan sebagai keluarga yang harmonis, ibu dan bapak kami sudah lama berpisah di saat gue sudah mengerti arti perceraian itu apa.

Kini gue hanya tinggal dengan kakak gue yang selalu gue sebut dengan sebutan "Abang," bukan abang tukang bakso, atau abang cangcimen, siapa lagi jika bukan Min Suga, entah apa yang membuat gue bisa satu rahim dengan manusia es seperti dia, berbeda dengan gue yang bentukannya absurd seperti ini. Satu rahim, maksud gue, gue sama dia lahir di satu rahim yang sama, yaitu rahim ibu gue, bukan berarti gue anak kembar dengan dia. Gue tidak mau jika harus bersama terus dengan dia sampai harus berada di satu perut yang sama di waktu yang sama. Gue bersyukur karena gue lahir setelah Suga berumur 7 tahun.

"Heh bangun gak lu! Gak bangun gue tinggalin!" Suga membuka pintu kamar gue lebar-lebar lalu berjalan ke arah gue dengan langkah gontai karena dia sendiri juga baru bangun dari tidurnya. Melebarkan mulutnya pertanda menguap, Suga kini telah berada tepat di depan tubuh gue, namun karena aura negatif dari dalam diri Suga yang terpancar ke seluruh penjuru ruangan ini membuat gue jadi malas untuk sekadar membuka mata gue lebar-lebar.

Hidup yang mandiri mengharuskan kita untuk berbagi tugas seperti ini, herannya Suga yang super malas pagi ini bangun lebih awal untuk membangunkan gue yang masih bermesraan dengan kasur, mengingat bagaimana malasnya Suga yang biasanya selalu telat 30 menit setelah kelas berlangsung membuat gue bingung setan apa yang merasuki tubuh Suga sehingga dia menjadi bangun lebih awal seperti sekarang ini?

Kini Suga membangunkan gue dengan cara yang sangat manusiawi, dia menendang kecil ke arah gue yang membuat gue yang sedang tertidur pulas dengan posisi enak harus merasakan pahitnya penderitaan karena saking mepetnya gue dengan tembok akibat dari tendangan Suga tadi membuat gue meringis kesakitan karena terbentur benda padat itu lumayan keras.

"Min Suga otak lu dimana hah? Bangunin gue tuh yang lembut kek!" protes gue sembari mengelus-elus dahi gue yang tercium tembok dengan sempurna. Gue mencoba menetralkan pandangan gue lalu berjalan ke arah kamar mandi, meninggalkan Suga yang masih enggan beranjak dari kasur empuk ukuran king milik gue.


***

Di sini lah gue sekarang, sedang duduk di dalam mobil bersama Suga yang sedang sibuk membenarkan poninya, sedangkan gue sibuk mencari ketenangan karena harus bersama seorang manusia yang sudah membuat kepala gue menjadi pusing di pagi yang cerah ini.

"Abang pulang telat ya hari ini! Jangan kemana-mana! Kunci pintunya! Dan jangan nyariin gue!" Sarkas Suga yang membuat gue terdiam selama beberapa saat, gue menatap Suga sekilas, gila, abang gue perhatian gini ada apa? Ga mungkin kan otaknya ikutan panas karena manasin mobil tadi?

"Denger ga sih, Min Niki?" Ucap Suga mengulang yang membuat lamunan gue buyar seketika.

Selama 16 tahun gue hidup di dunia ini, baru kali ini Suga perhatian sama gue, rasanya gue pengen sujud syukur karena dapat keajaiban di pagi-pagi buta seperti ini.

"Denger Bang, hati-hati ya," jawab gue sembari menatap ke arah Suga yang sedang fokus menyetir mobil, Suga tampak tersenyum kecil lalu mengacak rambut gue asal, Ya, Tuhan kalo dia memang kesurupan gue gak akan ruqyah dia. Ini ajaib banget, "Mau kemana emang?" Tanya gue lagi, Suga hanya melirik ke arah gue sekilas saat mendengar pertanyaan gue lalu setelahnya dia hanya mendengus dan kembali fokus pada jalanan.

"Ada urusan bentar doang, kepo lu ya lama-lama." jawab Suga sarkastik, ternyata manusia dingin ini es nya hanya mencair beberapa menit saja.


Unknown
Suga abang lu bukan orang baik! Percaya sama gue!


Inilah awal kisah hidup gue yang tidak penting sama sekali, hanya kisah seorang gadis seperti gue yang selalu di kelilingi banyak masalah, entah itu masalah keluarga, percintaan atau bahkan hal yang lain yang membuat hidup gue hancur secara perlahan.


So, let's go on with our story
Di saat amarah, dendam, nafsu dan cinta menjadi alasan untuk melakukan semua yang membuat kita terlihat gila, bukankah kehancuran menunggu kita di pintu masuk yang membuat kita sengsara jika berada di dalamnya.

My Psycopath Brother and My Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang