A1

46 5 3
                                    

Tap tap tap

Gubrak ..

Beberapa pengguna jalan menoleh sekilas pada gadis yang saat ini terduduk di trotoar.

"ya ampun, gapapa mbak?" Tanya seorang laki- laki yang kebetulan melihat gadis itu tersungkur. Baru saja ia ingin mengulurkan tangan guna membantu , tapi gadis itu terlebih dulu berdiri.

"gapapa mas, terimakasih." Ucap gadis itu kemudian membenarkan letak kacamatanya yang melorot. Sakit terasa dibagian lutut dan kedua telapak tangannya, mungkin menimbulkan memar besok. Sebenarnya sakitnya tidak parah hanya saja malunya luar biasa.

Gadis yang terlahir dengan nama Alisha Gantari Putri  itu melanjutkan jalannya. Alisha harus sampai kampus sebelum dosen tiba di kelas. maklum saja ini hari pertamanya kuliah setelah liburan semester. Mahasiswa semester 3 di salah satu perguruan tinggi negeri Yogyakarta ini terbilang cantik dengan kulit kuning langsat khas pribumi, rambut panjangnya dibiarkan tergerai, kedua mata bulatnya terbingkai oleh kacamata minus. Hidungnya mancung, bibirnya tipis serta sepasang kaki jenjang yang kini terbalut celana jeans panjang dengan noda kecoklatan dibagian lutut.

"Alisha, tumben udah dateng?" tanya devan,temen ospeknya dulu, yang kebetulan juga sedang menempuh program studi yang sama dengannya. Pemuda itu yang entah sejak kapan sudah ada di sampingnya, alisha benar – benar tak menyadari eksistensi devan.

"lah, kan udah setengah sepuluh, kelas mulai jam sembilan kan? "

"ini kan baru setengah 9 lis, ya ampun, masih ngelindur aja lis "

"ngaco mana mungkin gue salah liat j-" ucapan Alisha terpotong, kedua bola matanya membesar, jarum panjang di jam tangan yang dikenakannya tak tergerak.

"hahahaha, jam mati kok di pake buk." Celetuk devan

" udah ke kantin aja dulu, anak – anak pada di sana." Ajak Devan, Alisha dengan langkah gontai mengikutinya. Benar saja, kantin ramai telah karna anak – anak prodinya. Kantin bisa di bilang basecamp kedua teman – teman alisha, setelah rumah Devan.

Segera Alisha dan Devan menghampiri meja di sudut kanan kantin yang telah duduki 4 temannya.

"lis, tumben udah dateng, biasanya telat mulu lo" Heran Saga, karena biasanya Alisha itu datangnya telat paling cepet 5 menit sebelum dosen masuk.

"lo sekalinya dateng ga telat, pakai celana dekil gitu, mulung dulu apa begimana ?" cecar Talia, gadis bergigi gingsul itu merupakan teman Alisha yang sering jadi incaran kakak tingkat.

"siyalan ya lo pada, abis nyusruk nih di depan tadi."

"Alisha " panggil Carissa yang duduk di samping talia.

" apa?" jawab Alisha malas

"Mampus " kata Devan, Talia, dan Carissa serentak. Sedangkan Nakula hanya diam saja sembari meminum kopinya. Memang dalam lingkup pertemanan Alisha, Nakulalah yang paling diam. Tapi jangan salah Nakula ini termasuk anak anak famous di kampus, karna ketampanan dan skill bernyanyinya yang mumpuni.

"ngeselin ya lo pada. Delvin mana kok ga ada?"

"belom dateng" jawab Nakula singkat. Alisha hanya manggut- manggut saja, kemudian mengambil minuman di depan Saga yang sepertinya belum diteguk oleh sang pemilik.

" eehh, juleha gue aja yang punya belom minum, beli sendiri napa sih." Amuk Saga.

"ya udah si ga, sama temen sendiri. Lagi mager pesen nih gue."

"mager kok tiap hari lish. Dasar" ucap Carissa.

"udah ayo ke lab. Udah mau jam 9 nih" Nakula beranjak dari kantin, di ikutin Devan, Saga, Talia, Carissa dan Alisha, sebenarnya ada tujuh orang hanya saja Delvin endah dimana sekarang. Alisha tak terlalu ingat bagaimana mereka akhirnya bisa jadi teman dekat. Semua berjalan begitu saja.

ALISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang