Alisha bergabung untuk mengantri bersama pengunjung lainnya. Ah, pantas saja cafe ramai oleh kaum hawa, barista di sini cukup tampan. Bukan, tapi sangat tampan. Mata tajam itu terlihat begitu serius menuang susu ke cangkir. Tubuh atletis dengan dada amat bidang itu terbalut kemeja putih yang digulung hingga sikut memperlihatkan lengan kokoh si empu. serta apron khas barista berwarna coklat. Arka, begitu tulisan di name tag di dada bagian kanan barista itu.
"Mbak mau pesen apa?" suara barista name tag Arka itu bersuara. Beberapa detik mata mereka beradu pandang hingga Alisha mengalihkan atensinya ke daftar menu. Dia tak ingin Arka mengira dirinya terpesona dengan Arka, meskipun kenyataannya begitu. Terlebih lagi dari raut wajah nyaris tak berekspresi jadi Alisha menyimpulkan Arka sama sekali tak tertarik dengannya. Lagipula saat mengantri tadi Alisha melihat banyak pengunjung yang menyelipkan kertas ataupun tissu deretan angka, bahkan ada juga yang menodongkan hpnya ke Arka untuk meminta nomor telepon.
"Americano 2 mas." Pinta Alisha, dia kemudian memilih duduk di bangku sebelah kiri meja barista.
"Oke, silahkan tunggu sebentar." Arka kembali sibuk dengan kopinya, sedangkan Alisha memilih mengedarkan pandang sekali lagi ke semua penjuru cafe. Cafe ini benar- benar nyaman, harganya juga tidak terlalu mahal untuk kantong Mahasiswa, dan yang menjadi poin plus adalah lagu lagu akustik dan indie yang sejak pertama masuk sudah menarik minatnya menikmati detik demi detik di cafe.
"Ini mbak. Semuanya Rp 30.000,00. Lain kali hati hatilah saat berjalan " Suara bariton Arka mengalun jelas ditelinga Alisha.
Alisha tampak kebingunan dengan ucapan Arka namun dia tetap mengiyakannya, " iya mas, terimakasih. Saya per-" Ucapan Alisha terpotong oleh teriakan Saga.
"Alisha, udah belooomm?" Saga berjalan dari Barat Alisha, Dia tak terganggu merasa terdistraksi sedikitpun dengan tatapan mata pengunjung cafe yang mengarah kepadanya.
Saga menoleh kepada barista yang sedang memperhatikan dirinya dan Alisha, "Eh, Bang Arka? Ga kuliah?" Sapa Saga ke Arka sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Arka.
"Ga ada hari ini." Jawab Arka, intonasinya datar. Alisha terlihat kebingungan dengan Saga yang bisa mengenal Arka. Hanya saja ia memilih bungkam.
"O gitu.kenalin nih Alisha, anak paling ceroboh seangkatan. Nah lish, ini bang Arka " Arka menganggukkan kepalanya seakan membenarkan ucapan Arka. kemudian melirik Alisha yang dari tadi menatapnya. Alisha bisa melihat senyum tercetak di bibir Arka walau tak terlalu ketara.
"Alisha kak."
"Arka."
"malah liat liatan -,- yuklah lish balik. Masa lu telat kelas mulu, jamnya Bu Wiwin nih." Alisha mengalihkan pusat atensinya pada meja di depannya dan terbatuk kecil akibat ucapan Saga, sedangkan Arka terlihat biasa saja.
Alisha kebingungan, "Kopinya?"
"Minum di kampus aja, udah mepet nih." Saga langung saja menarik baju Alisha untuk keluar dari cafe. Bu wiwin , pengampu mata kuliah mereka kali ini terkenal killer. Saga tak mau sampai terlibat masalah dengan dosennya itu.
Baru saja Alisha dan Saga sampai ke di parkiran, terdengar suara Arka sedikit berteriak.
"Eh, Alisha Hpnya ketinggalan" ucap Arka Sambil mengangkat ponsel Alisha sedikit tinggi
"Eh iya, lupa hehehe. Makasih ya kak" kata Alisha sambil mengusap lehernya. Dalam hati ia menjerit, bagaimana bisa ia lupa, sungguh memalukan.
"kumat deh cerobohnya." Gunjing Saga melihat kecerobohan gadis itu. Arka hanya tersenyum kecil.
"Hati – hati ga. Gue mau dulu. " ucap Arka seraya kembali ke dalam cafe.
" lo kok bisa kenal sama Kak Arka ga?" Tanya Alisha ketika motor Saga berhenti di lampu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA
RomanceGemercik tetesan kopi dari mesin espresso serta riak bising pengunjung sore itu menjadi saksi bisu bagaimana untuk kali pertama Alisha dan Arka saling bersuara, tiada yang sedikitpun rayuan yang terkandung dialog mereka,hanya percakapan seadanya...