Ch 7

1.3K 210 4
                                    

Taehyung POV

Besoknya, secara sembunyi-sembunyi aku memperhatikan jimin untuk memastikan kalau dia baik-baik saja setelah kejadian yang kulihat semalam. Seseorang melukainya kemarin! Pasti dia sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Aku menunggu dekat tiang bendera didepan sekolah, sementara murid-murid yang lain berjalan masuk karena sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai. Tapi aku harus tetap berada disini sebelum aku menemukan jimin. Aku hanya perlu tahu kalau dia baik-baik saja.

Aku terlonjak, terkejut karena seseorang tiba-tiba saja datang dan merangkul bahuku.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?"

Orang itu, ternyata adalah jungkook.

"Aku hanya sedang mencari seseorang."

Kataku, masih menggunakan mata elangku untuk mencari-cari keberadaan jimin diantara kerumunan murid yang datang. Lalu jungkook mendengus tidak percaya.

"Kau mencari Jimin kan? Demi Tuhan, tae. Kita tidak benar-benar membuat taruhan itu menjadi serius, tapi kau terlihat sangat terobsesi padanya."

"Aku tidak punya obsesi apapun padanya, aku hanya penasaran."

Jungkook berbicara panjang lebar setelahnya, tapi aku tak memperdulikannya, apalagi ketika kulihat kedatangan jimin.

Dia tampak biasa saja, seperti bagaimana kesehariannya di sekolah. Kepalanya terus menunduk, berusaha menghindari kontak fisik dengan orang-orang yang berjalan disekitarnya. Ya, itulah yang dia lakukan setiap hari.

Yang membuatku aneh adalah dia yang terlihat berjalan pincang. Seingatku, dia terluka di kepala, lalu kenapa dia berjalan pincang?

"Taehyung? Apa kau mendengarku?"

Tanya jungkook, menggoyang-goyangkan tangannya didapan wajahku. Aku tidak melihat kearahnya, fokusku masih pada jimin. Kemudian jungkook memasang muka datar, aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu.

"Apa kau meniduri jimin semalam?"

Tanya jungkook, tiba-tiba.

"Apa? Yang benar saja, jungkook?!"

Kataku, setengah berteriak. Tentu saja jawabannya adalah tidak, karena memang aku tidak tidur dengannya.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

"Tapi dia berjalan pincang, seperti habis melakukan seks."

Kata jungkook, memberikan alasan kenapa dia menanyakan hal itu. Aku tidak peduli, aku kembali melihat jimin, tapi dia sudah tidak ada.

"Aku heran bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, mungkin saja kan dia hanya terjatuh atau terkilir."

"Kawan, aku tahu memang ada banyak penyebab orang-orang berjalan pincang. Tapi pincangnya jimin adalah tipe pincang karena melakukan seks. Aku tahu itu, karena aku sering melihatnya."

Dia menepuk bahuku, menunjukan senyuman bejatnya. Kenapa aku lupa kalau dia adalah seorang 'internasional' playboy? Sehingga dia pasti punya banyak pengalaman tentang hal-hal berbau mesum. Kemudian aku pun berjalan bersamanya menuju kelas.

Aku mengekor dibelakang jungkook saat bel jam pelajaran pertama berdentang. Aku meyakinkan diriku sendiri kalau jimin berjalan pincang begitu bukan karena melakukan seks. Aku tidak mau terdengar kurang ajar, tapi aku benar-benar ragu kalau jimin melakukan hal semacam itu semalam.

Tapi aku juga tidak bisa mengatakan apa yang kulihat semalam pada jungkook.

Wanita itu, bagaimana bisa dia memperlakukan jimin dengan kasar? Sungguh, maksudku kenapa dia harus melakukannya? Memangnya apa salah jimin padanya?

Kuharap itu adalah kejadian pertama dan terakhir yang kulihat antara seorang ibu yang menyiksa anaknya. Tapi kemudian aku memikirkan hal yang lain. Mana mungkin kejadiannya tampak biasa saja, kalau itu adalah yang pertama kali dan yang menjadi satu-satunya kejadian buruk diantara mereka. Satu yang kusimpulkan, pasti jimin sering disiksa ibu tirinya.

Jimin POV

Sepulang sekolah hari ini, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Aku takut, sesekali aku melihat kebelakang untuk memastikan tidak ada orang dibelakangku.

Tapi aku mendengar suara langkah kaki yang pelan dan kemudian berlari mengikuti seberapa cepat aku berusaha sampai ke rumah. Aku takut, tapi 'lubang neraka' yang kusebut rumah ini lebih membuatku takut.

Ketika sampai didepan rumah, aku merasa sedikit lega karena tidak menemukan mobil Taemin. Itu berarti dia sedang bekerja. Jadi aku bisa tenang, tanpa harus mengkhawatirkan apa yang akan terjadi dengan tubuhku selama beberapa jam kedepan.

Tapi, ibu tiriku ternyata sedang ada di rumah.

Saat aku memasuki rumah, aku mencium bau alkohol yang sangat menyengat. Ayahku sepertinya mabuk lagi. Tapi beberapa hari ini, dia benar-benar tidak berhenti minum minuman keras.

"Apa yang kau lakukan disini, sialan?!"

Tanya ibu tiriku, ketika aku memasuki ruangan dimana dia dan ayahku berada didalamnya.

"Maafkan aku."

Kataku pelan sambil menundukkan kepala. Dia mengambil botol bir kosong dan melemparkannya kearahku. Tapi sepertinya meleset, karena dia mengenai tembok yang berada tepat disamping tubuhku.

"Bersihkan itu!"

Dia memerintah sambil mendengus kesal. Sepertinya, itu karena dia marah saat mengetahui lemparannya tidak tepat sasaran.

"Ya, bu."

Kataku yang kemudian berjongkok untuk mengambil pecahan beling. Lalu, dia berjalan kearahku. High heelsnya menghasilkan suara langkah kaki yang menggema di ruangan ini. Sampai kemudian terhenti ketika salah satu kakinya berpijak dipunggungku. Dia menekan sepatu hak tingginya kuat-kuat, sehingga wajahku dan tanganku menempel di lantai yang penuh dengan pecahan kaca.

"Dasar kau bedebah kecil."

Katanya, sebelum pergi meninggalkan ruangan.

"Aku akan pergi ke luar!"

Teriak wanita itu, sesaat sebelum pintu rumah dibanting keras-keras.

Setelah aku memastikan kalau dia sudah meninggalkan rumah, aku menutup mataku dengan kedua tanganku dan mulai menangis keras-keras. Aku tidak tahu kapan penderitaan ini akan berakhir dan seberapa buruk lagi perlakuan yang harus kuterima. Kenapa? Kenapa ini terus terjadi padaku untuk setiap harinya?

Setelah kurang lebih sepuluh menit kuluapkan segalanya, aku berdiri dan membeku ketika mataku saling bertatap dengan sepasang mata yang ada dibalik jendela. Rupanya, aku tidak sendirian.

Aku berjalan mendekat untuk memastikan kalau disana memang ada orang, dan benar saja. Aku benar-benar ingin menjerit ketika tahu siapa dia.

Aku melihat taehyung yang berdiri tegak, melihatku dibalik jendela rumah.

Sudah berapa lama dia ada disana? Seberapa banyak yang dia lihat? Apakah sekarang dia tahu betapa menyedihkannya aku dan hidupku?

[WIP] Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang