8. Daddy

72 16 89
                                    

Setiap orang tua itu punya cara masing-masing untuk mendidik dan melindungi anaknya

-Dion Dewantoro-

****

Minggu pagi yang cerah di kota Lumpia ini. Banyak sekali remaja maupun orang dewasa yang berkeliaran di daerah pembelanjaan maupun pusat kota untuk berlibur. Namun tidak bagi Zeline yang kini sedang berkutik dengan buku pelajaran yang baru saja di berikan oleh sekolahnya beberapa hari lalu. Ditemani oleh Sang Ayah yang sedang meminum kopi didepannya, Zeline belajar di ruang keluarga.

"Dad?" Ucap Zeline.

"Hm, kenapa?" Ucap Ayahnya.

"Can i ask you?" Tanya Zeline.

Aaron Adam Shaenette ini mengerutkan dahinya atas ucapan Sang anak gadisnya. "What?" Tanya Aaron.

Zeline mengambil bukunya dan menunjukkan soal fisika yang ia akan kerjakan. "Ada pr dari guruku, Daddy tolong bantu aku ngerjain nomor terakhir ini." Ucap Zeline.

Aaron menghela napasnya dan membaca soal fisika  yang merupakan tugas rumah anak gadisnya ini. What the hell,why it's so hard , Batin Aaron.

"Daddy, gimana?" Tanya Zeline yang masih setia menunggu.

Aaron masih terdiam menatap soal itu, dirinya tersenyum lalu tertawa pelan. "I'm sorry dear, Daddy gak bisa membantu." Ucapnya membuat Zeline kesal.

Zeline menghela napasnya kesal lalu mengambil bukunya dari tangan Daddynya. "Ya sudah, aku telepon temanku saja deh kalau gitu." Ucap Zeline lalu mengambil handphone miliknya yang ia letakan di atas meja bersama dengan bukunya tadi.

Zeline membuka applikasi chattingnya lalu memvideo call temannya. "Halo, Nila." Ucap Zeline.

"Zeline, ada apa? Kenapa kamu VC aku?"

"Bisa bantu aku ngerjain soal nomor 10?" Tanya Zeline.

"Hahahaha jujur aku saja nomor 1 sampai sekarang belum selesai, coba deh tanya Dion."

"Ya sudah, makasih ya Nil." Ucap Zeline sambil menghela napasnya lalu mematikan teleponnya.

Aaron menatap Zeline dengan tajam dan berkata,"Siapa Dion?"

Zeline hanya diam tak menjawab pertanyaan Daddynya itu dan langsung menelpon Dion dengan Video Call. Zeline menunggu sangat lama karena teleponnya belum juga diangkat oleh Dion. Namun tak lama kemudian Dion menjawab telepon dari Zeline.

Wajah Zeline tiba-tiba bersemu merah setelah Dion mengangkat teleponnya. "Zel, kenapa kau nelpon aku lagi mandi nih, gara-gara kamu konserku dikamar mandi batal sudah."

"Dion bodoh, dimana bajumu?" Ucap Zeline sambil menutup matanya.

"Oh ya aku lupa pakai atasan hehehe sorry ya, kan aku cepet-cepet ngangkat telepon jadi aku cuma pakai handuk doang, ya sudah matiin duku deh nanti aku yang telepon ka-."

Aaron langsung merebut handphone milik Zeline. "Hei." Ucap Aaron kepada Dion.

Dion terkejut tiba-tiba wajah Zeline tergantikan oleh Om-om bule yang sedang marah. "Ah maaf Om siapa ya."

"Daddy, kembalikan handphoneku." Ucap Zeline.

Dion yang masih diseberang telepin masih bisa mendengar dengan jelas ucapan Zeline. Tubuhnya yang tiba-tiba menegang terlihat jelas di layar handphone milik Zeline. "Maaf Om aku gak tahu kalau Om, Ayahnya Zeline."

My Love SketchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang