23. Truth

54 3 5
                                    

Jika kamu mendapatkan kebenaran yang menyakitkan, maka terimalah dan buat kebenaran atau kenyataan itu sebagai kekuatan untuk mengubah dirimu

-Zeline Leshan Shaenette-


Hari Minggu pagi yang cerah membuat Zeline enggan untuk turun dari tempat tidurnya. Ia lebih memilih untuk menggulung badannya dengan selimut dan juga menutup matanya, hingga sang kakak memasuki kamarnya dan menarik Zeline. "KAK!" Teriak Zeline kesal.

"Bangun Zel, cewek kok bangunnya siang. Ayo ikut Kakak!" Ucap Kenzi.

Dengan wajah kesalnya karena tidurnya diganggu, ia menatap tajam Kakak. "Ish, Kenapa Kakak ganggu mimpi indahku, Kakak mau ajak aku kemana, pergi sendiri sana dan biarkan aku bermimpi kembali bertemu dengan Oppa tampanku." Ucap Zeline lalu kembali membaringkan badannya.

Kenzi menghela napasnya kesal, ia lalu menarik tubuh adiknya ini dan menggendong tubuh adiknya seperti menggendong karung beras dan membawa adiknya ke mobil, tak peduli adiknya terus memukuli punggungnya.

"Baiklah Kak, aku akan ikut Kakak, sekarang turunkan aku dan biarkan aku mandi dulu." Ucap Zeline kesal.

Kenzi lalu menurunkan tubuh Zeline dan mengangguk. "Hmm, aku tunggu kamu di mobil." Ucap Kenzi.

"Sebentar, Kak emangnya kita mau kemana?" Tanya Zeline.

"Ke Rumah Sakit." Ucap Kenzi lalu berjalan meninggalkan Zeline yang kebingungan. 'Siapa yang sakit?' Batin Zeline.

****

"Kak untuk apa kita kemari? apakah ada yang harus kita jenguk? Siapa yang sakit?" Tanya Zeline sambil berjalan mengikuti sang Kakak yang sudah lengkap dengan jas kedokterannya.

Kenzi menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah adiknya, ia memegang pundak adiknya dan berkata ,"Dek ,dengarkan kakak. Apapun yang terjadi di dalam sana kamu harus siap dan satu lagi jangan pernah salahkan dirimu atas semua hal yang terjadi saat ini."

Zeline terdiam mendengar ucapan dari Kakaknya. Ia mengangguk patuh lalu berjalan mengikuti Kakaknya kembali. Kenzi tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuat Zeline tak sengajak menabrak punggungnya. "Kak." Ucap Zeline kesal.

"Ah maaf." Ucap Kenzi.

Zeline melihat arah pandangan Kenzi ke arah gadis cantik berambut panjang, mata Zeline terkejut setelah tahu siapa yang diperhatikan Kakaknya ini. "Kakak suka sama Kak Auris, ya?" Tanya Zeline membuat Kenzi memerah malu.

"Hei, diam kamu anak kecil." Ucap Kenzi membuat Zeline terkikih geli.

"Kak Kenzi!" Teriak Auris sambil melambaikan tangannya dan berlari kecil menuju Kenzi.

"Hai Kak Auris." Sapa Zeline kepada Auris yang tersenyum kepadanya.

"Hai juga Zel, Kamu sama Kak Ken mau apa kemari?" Tanya Auris.

Zeline menggeleng. "Entahlah Kak, Si Kakak ini langsung menyuruhku datang kemari." Ucap Zeline kesal.

Auris langsung menatap Kenzi dengan tatapan seriusnya. "Kamu ingin memberitahukan dia?" Tanya Auris membuat Zeline bingung.

Kenzi menghela napasnya dan mengangguk. "Cepat atau lambat dia harus tahu, Ris." Ucap Kenzi membuat Zeline semakin bingung.

"Bagaimana keadaan psikologi anak ini, Ris dan bagaimana keadaan, Mam ku?" Tanya Kenzi membuat Zeline hanya terdiam bingung.

"Sepertinya kita tidak bisa berbicara di sini, Kak Ken. Ikut aku , aku akan meminjam ruangan Papaku untuk kita berbicara." Ucap Auris lalu berjalan mendahului mereka.

****

Auris mendudukkan dirinya di sofa yang terletak di dalam ruang kerja milik Ayahnya ini. Diikuti oleh Zeline dan Kenzi yang langsung mendudukkan tubuhnya. "Jadi... apa yang ingin kamu tanyakan , Kak Ken?" Tanya Auris.

"Keadaan mental mereka berdua?" Tanya Kenzi.

"Jika kamu bertanya tentang Zeline, dia baik-baik saja bahkan Kamu bisa melihatnya sendiri, tapi Jika kamu bertanya tentang Tante Tiara, maka aku hanya bisa bilang buruk, Dia tak mau pergi ke Jakarta tuk menjalankan operasi walau aku sudah membujuknya secara terus menerus, dia terus-terusan takut jika ia ikut operasi maka Tante tidak akan bertemu dengan Kalian berdua lagi." Ucap Auris.

"Tunggu sebentar! Sebenarnya apa yang Kalian bicarakan saat ini, jangan membuatku bingung." Ucap Zeline kesal.

Auris menghela napasnya lalu menatap ke arah Kenzi. "Kak Ken lebih baik kamu berbicara dengannya dulu, aku akan meninggalkan kalian berdua agar kalian bisa saling berbicara." Ucap Auris lalu pergi keluar ruang kerja milik Ayahnya.

Kenzi menghela napasnya lalu menatap Zeline. "Zel, maaf bila kami semua merahasiakan hal ini padamu." Ucap Kenzi.

"Kenapa Kakak minta maaf?" Tanya Zeline membuat Kenzi terdiam.

Zeline menatap tajam Sang Kakak sambil berkacak pinggang. "Jadii...." ucap Zeline.

"Mom terkena leukimia.." Ucap Kenzi membuat Zeline terdiam terkejut.

"Sejak kapan?" Tanya Zeline.

"Sejak saat Kita semua pindah ke Semarang lagi." Ucap Kenzi membuat Zeline terdiam.

"Jadi.... karena hal itu Kakak memutuskan tuk jadi dokter." Gumam Zeline sambil menunduk sedih.

"Aku kira Kakak sempat di kengkang Daddy, karena ingin jadi pemusik." Ucap Zeline.

Kenzi menepuk pundak Zeline lalu memeluk tubuh adik perempuannya ini dengan pelan, membantu tuk menenangkan Adik kecilnya ini.

"Kenapa kalian semua menutupi hal ini padaku? kalian anggap apa aku ini? Apakah aku hanya batu di depan kalian yang hanya bisa diam saja." Ucap Zeline kesal, ia menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Sang Kakak, tak peduli dengan baju yang di pakai Kakaknya akan basah nantinya.

Kenzi melepas pelukannya lalu menghapus air mata Zeline pelan. "Zel, dengarkan Kakak. Kami melakukan ini hanya tak ingin kamu tersakiti dan sedih." Ucap Kenzi.

"Aku tahu, tapi Kakak tahu kebenaran yang menyakitkan itu membuat kita semua akan berkembang dan menjadi kuat." Ucap Zeline kepada Kenzi.

"Maafkan Kami, Zel." Ucap Kenzi.

Zeline menghapus air matanya dengan kasar lalu memaksakan bibirnya tuk membentuk senyuman. "Ayo Kak kita temui, Mam. Kita harus bisa membujuknya tuk melakukan operasi, kita harus menyakinkan Mam bahwa dia pasti sembuh." Ucap Zeline dengan senyum palsunya. Kenzi mengangguk dan tersenyum bangga pada adik kecilnya, lalu mengelus surai kecoklatan milik adiknya ini.

****

Hai hai sahabat pembaca miracles pen sekalian

Bagaimana cerita kali ini?

Maaf kan saya tidak bisa up sesuai jadwal 🙏🏻🙏🏻

Untuk kedepannya saya usahakan sesuai 🙏🏻🙏🏻

Tolong berikan Vote dan Komentar kalian ya

Dan jangan lupa membaca cerita kami yang lain

Salam

arazakuvya

Semarang, 2 Maret 2020

My Love SketchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang