Kau selalu membantuku, menghiburku disetiap situasi yang aku hadapi dan entah kenapa aku berpikir kamu seperti seorang Iron Man, berwajah tampan berbaju besi yang selalu menolong semua orang termasuk diriku
-Zeline Leshan Shaenette-
.....
Aaron menatap tajam anak sahabatnya yang saat ini duduk didepannya. Mata kecoklatan miliknya beradu dengan mata kebiruan milik anak sahabatnya. "Paman tanya kenapa kau kemari bersama teman Zeline yang satu itu?" Ucap Aaron kepada Afra.
Afra langsung melirik Dion yang hanya menyengir kepadanya sambil menggarukkan kepalanya yang tak gatal. "Emang kenapa dengan Dion, Paman?" Tanya Afra tak mengerti.
Wajah Aaron tiba-tiba memerah menahan kekesalannya lalu menunjuk Dion dengan telunjuk tangannya. "Dia telah mengotori mata anakku dengan sengaja tidak memakai atasan saat video call dengan Zeline!" Ucap Aaron kesal membuat Afra mendelik lalu menatap Dion tajam.
Auris yang tadi hanya diam melihat mereka tiba-tiba tertawa pelan dan menggeleng geli dengan kelakuan unik teman Zeline yang satu ini. "Mr. Shaenette, bisa kita bicara berdua saja sebentar?" Tanya Auris dengan nada serius.
Aaron langsung melihat ke arah Auris dan mengerurkan alisnya. "Kau bukannnya anaknya Rudy yang pernah menggantikannya rapat saham saat kau masih SMA itu ya." Ucap Aaron mengingat-ingat. Auris mengangguk menjawab pertanyaan dari Aaron.
"Senang bertemu denganmu Ms. Aurisstela." Ucap Aaron sambil menjabat tangannya.
"Senang bertemu denganmu juga Mr. Shaenette." Ucap Auris membalas jabatan tangan Aaron.
"Apa yang ingin anda bicarakan dengan saya Ms. Aurisstela?" Ucap Aaron dengan formal.
"Saya bukan membicarakan soal bisnis, Mr. Shaenette. Jadi janganlah bersikap terlalu formal dengan saya." Ucap Auris.
"Jadi...."
"Saya hanya ingin membahas tentang anak gadis anda. Anda tahu saya seorang psikolog." Ucap Auris.
Aaron diam lalu berkata, "Baik, kita bisa bicara di ruang kerja saya."
.......
Aaron terkejut mendengar penjelasan dari Auris kepadanya. Matanya langsung mendelik tajam melihat Auris seakan-akan tak percaya dengan apa yang diucapkan dari bibir gadis dihadapannya ini. "Saya tak yakin omonganmu benar." Ucap Aaron kepada Auris.
"Terserah Anda ingin percaya atau tidak pada Saya, tapi Saya bisa membuktikannya sendiri dengan Anda bertanya langsung kepaad Zeline." Ucap Auris.
Aaron langsung mengambil handphone miliknya yang ada di saku kemejanya dan menelpon Zeline tuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak perlu menunggu waktu lama suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan. "Masuk." Ucap Aaron.
Zeline memasuki ruangan itu dengan langkah takut. "Kenapa Daddy memanggilku?" Tanya Zeline takut-takut.
"Duduk, Sweety." Ucap Aaron dan Zeline menurut mendudukkan dirinya di sofa , duduk disamping Auris. "Daddy hanya ingin bertanya padamu." Ucap Aaron.
"Apa yang ingin Daddy tanyakan?"
"Benarkah selama ini kau merasa tertekan Daddy larang untuk menggambar dan juga Kakakmu juga tertekan Daddy larang untuk bermain musik?" Tanya Aaron.
Zeline terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan Aaron untuknya. Permata kecoklatannya melirik ke Auris yang tersenyum lembut padanya sambil mengangguk pelan. "Maafkan aku Daddy tapi yang Daddy ucapkan itu benar, Aku tidak bukan hanya Aku saja tapi Kakak juga selama ini merasa tertekan dengan sifat Daddy yang satu ini. Aku sayang Daddy tapi aku tak suka sifat Daddy yang satu ini, Kau tahu Daddy aku dan Kakak sampai bersembunyi-sembunyi untuk melakukan hobby kami dan jujur aku ingin Daddy merubah sifat Daddy yang ini. Bahkan Mommy saja tak pernah melarang kami tuk melakukan hobby kami, kenapa Daddy melarang?" Tanya Zeline.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Sketch
Novela Juvenil(Update setiap hari Jumat) Zeline adalah seorang cewek yang selalu dikekang oleh orang tuanya dalam bidang seni. Dia selalu disuruh belajar dan belajar oleh orang tuanya. Hingga dia memasuki Sekolah Menengah Atas dia bertemu dengan Afra, Kakak kela...