12. Senyum Palsu

53 12 61
                                    

Kebanyakan orang pasti tak sadar bahwa orang terdekatnya mengalami hal yang menyakitkan serta ditutupi oleh senyuman manis dan berpikir bahwa orang tersebut baik-baik saja.
Senyuman memang dapat menipu semua orang dan aku tak tahu sejak kapan aku pandai membuat senyum palsu dibibirku

-Zeline Leshan Shaenette-

....

Zeline terdiam canggung melihat sepupu dari teman kecilnya yang menatapnya curiga. Kepalanya menunduk takut melihat tatapan dari gadis yang lebih tua 6 tahun darinya ini. Sementara itu, Auris yang menatapnya menyeringai menggoda dan menyenggol bahu sepupunya lalu berbisik, "Hayo...siapa yang kau ajak ini."

"Apaan sih, Mbak." Ucap Afra risih.

Auris terkekeh pelan melihat reaksi sepupunya ini. "Baru kali ini kau kemari dan bawa makanan lagi, pasti ada maunya." Tebak Auris.

"Hehehe, Mbak Auris tahu aja." Ucap Afra sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Apa yang kau mau? Harusnya kamu gak mau bawa makanan bawanya uang tunai, itu lebih baik dari makanan." Ucap Auris sambil melipat tangannya didada.

"Dan siapa namamu cantik?" Ucap Auris tersenyum manis.

"Zeline, Kak." Ucap Zeline sambil tersenyum. Dahi Auris mengerut melihat Zeline yang tersenyum kepada dirinya.

"Sekarang aku tahu kenapa kau kemari." Ucap Auris kepada Afra.

"Mohon bantuannya, Mbakku sayang." Ucap Afra sambil mengeluarkan tangannya untuk menjabat tangan Sepupunya itu.

"Aku dapat apa kalau ku membantumu ?" Tanya Auris.

"Kau dapat orang yang bisa kau jadikan praktek sebelum menjadi dokter gratiskan." Ucap Afra membuat Auris terdiam sambil menaruh tanganya di dagunya.

"Baiklah aku setuju." Ucap Auris sambil menjabat tangan Afra.

Apakah Aku melihat orang berbisnis secara live?, Batin Zeline bingung.

"Zeline, ikut aku ya ke kamarku dan Kau Afra sana main playstation sama Phoenix dan Farrel." Ucap Auris.

Auris menarik tangan Zeline dan membawanya menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya.
Auris menyuruh Zeline duduk di tempat tidurnya dan Auris duduk disampingnya dengan membawa sebuah notes serta pulpen ditangannya.

"Nah, pertama aku perkenalkan dulu diriku. Namaku Auristela panggil aku Auris, jangan Stela ya soalnya Stela itu panggilan khusus buat seseorang." Ucap Auris disertai sedikit guraian.

Zeline tersenyum tipis kepada Auris. "Nah sekarang ceritakan semua masalahmu padaku ya, anggap saja aku temanmu yang kau anggap cerita." Ucap Auris.

Zeline mengangguk menjawab perkataan dari Auris. "Aku tak tahu harus cerita dari mana." Ucap Zeline menunduk.

"Hmm gimana kau ceritakan semua uneg-unegmu dihatimu, Zel?" Ucap Auris.

"Sebenarnya aku udah sangat kesal, kesal sekali." Ucap Zeline.

"Apa yang membuatmu kesal?" Tanya Auris.

"Entahlah aku tak tahu Kak, aku hanya ingin keluar dari kehidupan ini , keluar dari jalan yang aku alami ini." Ucap Zeline.

Auris menghela napasnya pelan lalu mengelus kepala Zeline dengan lembut. "Boleh aku bercerita sedikit?" Tanya Auris kepada Zeline dan Zeline mengangguk menjawabnya.

"Zel, kamu seperti diriku yang dulu sebenarnya." Ucap Auris kepada Zeline.

Zeline langsung menatap Auris tak percaya. Mata kecoklatannya langsung menatap mata Auris tuk mencari kebohongan disana. Namun nihil tak ada kebohongan yang tersirat dalam mata itu.

My Love SketchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang