#9 _cemburu?_

1.6K 57 5
                                    


Lia duduk termenung di halaman belakang. Dia bosan seperti ini,,cuma berdiam diri dirumah sendirian tanpa boleh bekerja diluar.
Dan lagi,,sikap Dika sering berubah ubah,kadang bersikap manis,kadang juga jutek dan dingin.
Sering dia tak menghiraukan Lia ketika berada dirumah,Dika seolah menganggap Lia tidak ada,padahal mereka tinggal 1 rumah.
"heh..."
Suara panggilan yg tidak sopan itu berhasil membuyarkan lamunan Lia.
Lia menoleh,,terlihat Dika sedang berdiri bersandar diambang pintu menatapnya dgn tatapan datar.
"ngapain disitu?"
"nggak ngapa2in"
"buatin makan,aku lapar"
"kan udah aku siapin di meja makan Dika sejak tadi"
"udah dingin aku nggak suka"
"kamu sih kelamaan,udah aku panggil daritadi suruh makan malah nggak keluar2. Ya jelas dingin lah"
"udah deh jangan bawel,setidaknya dipanasin kek"
"iya iya, nggak usah bentak2 gitu juga kalik"
Dika berlalu kedalam dan Lia membuntutinya.

"Dik..." kata Lia saat duduk didepan Dika yg sedang menikmati makan nya
"hmm"
"aku boleh pergi keluar nggak malam ini?"
Dika langsung menghentikan kunyahannya sejenak lalu menatap Lia.
"mau kemana malam2 gini?"
"belum malem Dika baru jam 7"
Dika berdegus kesal.
"mau kemana?"
"ketemu temen"
Kali ini Dika benar2 menghentikan aktivitasnya,dia letakkan sendoknya lalu dia tatap istrinya
"cowok? siapa? pacarmu? ,mau kemana?"
"emang kenapa kalau mau ketemu cowok? masalah? emang aku juga pernah ikut campur kalau kamu mau ketemu sama Yuna?"
"huft... yaudah pergi aja sono,jgn pulang malam2,nanti aku kunciin pintu"
"iya Dika makasih,aku siap2 dulu"

Setelah makannya selesai,Dika menyusul Lia ke kamar.
"pake dandan segala? pasti mau ketemu cowok" sindir Dika yg langsung merebahkan tubuhnya ke kasur
"kepo"

PIM - PIM...
"eh temenku udah datang,aku pergi dulu ya Dika"
. "iya"
Setelah mencium tangan Dika,Lia langsubg berlari keluar. Dika yg penasaran itu bangkit lalu berjalan menuju balkon untuk mengintip Lia.
"siapa sih sebenarnya cowok Lia? apa dia lebih tampan dari aku? ah tidak mungkin"
Terlihat Lia sedang berpelukan dgn perempuan yg baru saja keluar dari mobilnya. Dika menyipitkan matanya.
"itu kan.... Nuri? sahabat Lia waktu SMA dulu. Syukur deh kalau sama dia,aku kira beneran pergi sama cowok"

-----

"jadi beneran Lia kamu nikah sama Dika? ya ampun,permainan macam apa ini. Kenapa kamu secepat itu ngambil keputusan sih Lia"
"aku nggak ada pilihan lain Nur. Aku punya hutang budi sama dia"
"huft... baru juga aku tinggal sebentar ke pergi ke perancis udah ada kejadian seperti ini. Aku itu nggak rela Lia kalau kamu dinikahin Dika cuma untuk disakitin"
Memang saat acara pernikahan Nuri tidak bisa datang karena sedang ada peragaan busana hasil butiknya di paris.
"kamu tenang aja Nur,aku baik2 saja kok. Aku yakin Dika nggak akan nyakitin aku kok"
"ya semoga saja Lia. kalau sampai Dika bikin kamu nangis,aku bakal buat dia patah tulang"
"haha bisa aja kamu Nur,,iya iya deh percaya yg dulu selalu saja menang pas lomba olimpiade karate"

***

Dika sedang duduk santai didepan TV. Hari ini dia libur jadi dia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermalas malasan di rumah,bahkan seharian tadi dia hanya tidur dan baru keluar kamar jam 3 sore tadi.
Sementara Lia... dia lebih suka berkutat didapur,membereskan rumah dan membuat kue kering untuk menghilangkan kejenuhannya. Dia tak ingin ikut campur juga dgn urusan Dika.

"malem sayanggggg" kata seseorang bersuara feminim yg tiba2 mengalungkan tangannya dileher Dika dari belakang Dika.
Dika menoleh dan kAget.
"lho Yuna? kok kamu malem2 dateng kesini sendiri?"
Yuna hanya terkekeh lalu beralih duduk disamping Dika.
"kenapa? gaboleh ya?"
"ya gapapa,tapi kok tumben nggak bilang aku dulu. Kapan kamu pulangnya? katanya ada pemotretan dipuncak sampai 3 hari"
"hehe,,kan surprise. Aku baru pulang sore tadi kok" jawab Yuna sambil bergelayut manja dilengan Dika.
"eh Yuna,,disini? kapan datang Yun?" tanya Lia yg tiba2 muncul dari dapur
"iya Lia,,baru aja kok. Apa kabar kamu?"
"baik kok. mau minum apa Yuna? biar aku buatin"
"apa aja boleh,makasih ya Lia"
"iya,yasudah aku ambilin bentar"

Setelah Lia pergi,Yuna kembali fokus pada Dika.
"kamu kurusan ya sayang?" kata Dika saat mengelus pipi Dika
"ahh masa? nggak kok. Perasaan kamu aja kalik"
"ya mungkin"
Dika mencubit gemas pipi Yuna.
"aku kangen kamu sayang"
"haha,,aku juga. Kangennn banget"
Yuna mengalungkan tangannya dileher Dika,wajah mereka mendekat,dan perlahan Dika mengecup bibir Yuna.
Detik berikutnya mereka kaget oleh suara gelas pecah dan reflek mereka melepaskan ciuman mereka.

Disisi lain,,Lia yg sejak tadi berdiri mematung didepan Tirai yg memisahkan ruang tengah dgn dapur langsung berjongkok memunguti pecahan gelas itu saat Dika dan Yuna menatap kearahnya.
"Astagfirullah Lia kamu kenapa?" kata Yuna yg langsung bangkit dan menghampiri Lia
"aku tersandung. Maaf ya Dika Yuna,jadi ngagetin kalian"
Dika ikut mendekat.Lia masih tertunduk memunguti pecahan gelas itu dibantu Yuna.
"kamu sakit Lia? kok mukamu pucat gitu?" tanya Dika yg berdiri dibelakang Yuna
"nggak kok Dik,aku cuma sedikit pusing saja. mungkin aku kecapekan"
"yaudah kalau gitu kamu tidur duluan aja gapapa,istirahatlah. seharian ini kan kamu udah bersih2 rumah,pantas saja kalau capek"
"iya Lia,,Dika benar. kamu istirahat saja,biar nanti aku ambil minum sendiri saja"
"yaudah Yuna,aku tinggal ya. Aku mau buang pecahan ini dulu setelah itu baru kekamar"
"iya"

Sesampainya dikamar,,Lia langsung menumpahkan tangisnya. Tangis yg sudah sejak tadi dia tahan.
Entah kenapa,tapi rasanya hatinya sangat pedih waktu melihat Yuna dan suaminya berciuman seperti tadi didepan matanya.
"bodoh kamu Lia !! kenapa kamu nangis,kenapa kamu harus cemburu. Harusnya kamu gaboleh seperti ini Lia,Dika itu milik Yuna,bukan milikmu" kata Lia meruntuki dirinya sendiri

Tak terasa sudah 2 jam Lia menangis,,dan kini terdengar pintu kamar dibuka.
Lia langsung merebahkan tubuhnya di sofa tempat tidurnya membelakangi Dika dan pura2 tidur.
"Lia kamu udah tidur?" tanya Dika
Tak ada sahutan,karena memang Lia enggan berbicara dengannya. Nanti kalau dia menjawab Dika,Dika pasti tau kalau Lia sedang menangis saat mendengar suaranya yg parau.
"Lia... Kamu baik2 saja kan?" tanya Dika lagi.
Setelah menunggu beberapa saat dan tak ada jawaban,akhirnya Dika tak lagi bersuara dan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di kasur dan tidur.

------

Pagi ini Dika terbangun lebih awal,dan anehnya kali ini Lia masih tertidur lelap disofa.
"tumben masih tidur"
Dika bangkit lalu berjalan ke kamar mandi,setelah itu dia mendekati Lia.
Namun Dika mengernyit saat melihat mata Lia yg tampak sembab dan ada bekas air mata yg mengering dipipinya.
Dika berjongkok dihadapan Lia.
"ini kenapa matanya bengkak gini? sepertinya Lia habis nangis semalaman. Ada apa ya? apa lia sedang ada masalah? atau Lia sedang berantem dgn pacarnya kali ya" lirih Dika menerka nerka

Dika menepuk2 pipi Lia.
"Lia bangun"
masih tak ada respon.
Dika berdecak kesal lalu menggoyang2kan lengan Lia sedikit keras.
"hey Liliana Anjani,,bangun woy !!"
Dan Lia pun langsung membuka matanya saking kagetnya.
"bangun udah jam berapa ini? buatin aku sarapan. Aku mau ngantor" omel Dika
Tanpa banyak bicara dan tanpa menatap Dika,Lia langsung bangkit dan keluar dari kamar.
Dika kembali mengernyit,tak biasanya Lia diam saja seperti ini. Biasanya mereka pasti berdebat dulu.

Apa yg akan terjadi selanjutnya pada rumah tangga mereka??

Bersambung...

Istri Sementara ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang