#36_Karma?_

40 9 0
                                    

          Lia duduk didepan gang masuk menuju rumah Kinara.
Setelah cukup jauh kabur2an dan ngumpet dari kejaran Dika,Lia memutuskan untuk kerumah Kinara saja,karena Dika belum pernah datang kesana.
Tadinya Lia ingin segera menuju rumah Kinara agar Dika tak melihatnya dipinggir jalan seperti ini. Tapi rasanya kakinya tak sanggup melangkah lagi,ditambah lagi perutnya yg terasa sangat perih.
Wajar saja,,dia kan belum sarapan sejak tadi pagi.
    "ayo Lia,kamu pasti bisa. Tinggal sedikit lagi sampai" kata Lia menyemangati dirinya sendiri sambil memegangi perutnya.

Sampai tiba2 sebuah suara mengagetkan Lia.
    "lho Lia??"
Lia menoleh lalu 3 detik berikutnya tersenyum.
   "eh mbak Nara"
   "Lia kamu kenapa? Kok duduk dipinggir jalan gini? Mukamu pucet lagi"
   "Aku tadi niatnya mau kerumah mbak Nara,tapi tiba2 perutku sakit,jadi aku istirahat dulu disini"
   "ya ampun Lia,yaudah ayo kita kerumah dulu. Aku buatin teh hangat sekalian aku ada obat maag kalau kamu mau"
   "makasih ya mbak,maaf kalau aku ngrepotin"
   "nggak kok,bisa jalan sendiri nggak?"
    "bisa mbak,,aman kok"

Lia duduk diteras,sementara Kinara mengambilkan minum.
   "ini Lia diminum dulu,sama ini obatnya. Duhh kamu pucet banget. Apa sekalian mau kuantar ke dokter ?"
   "gausah mbak,ini aja cukup. Nanti pasti membaik kok. Aku memang ada maag dan tadi belum sempat sarapan"
   "aku ambilin makan ya,aku tadi sudah sempet masak sebelum pergi. Tapi cuma nasi goreng sih,kamu mau nggak?"
   "nanti aja mbak,gapapa kok aku"
Kinara ikut duduk disamping Lia.
    "mbak Kinara tadi darimana? kok naik angkot?" tanya Lia sesaat setelah menelan obat pemberian Kinara
    "dari rumah sakit Lia"
    "ha?? mbak Nara sakit?"
    "tidak tidak... Aku cuma kontrol dan ngambil obat,masih ada beberapa obat dari dokter yg harus aku konsumsi agar aku tidak gampang panik lagi"
    "ohh syukurlah mbak"

Kinara mengamati mata Lia yg tampak sembab. Lia pun kini juga terdiam setelah percakapan mereka tadi.
    "Liaa??" panggil Kinara karena Lia sekarang malah jadi melamun
    "ehh,iya mbak?"
    "kamu kenapa?"
Lia hanya menggeleng dan tersenyum sesaat.
    "Kamu sedang ada masalah?" tanya Kinara lagi
    "gapapa kok mbak"
Kinara mengelus lengan Lia.
    "yaudah kalau kamu belum mau cerita,yg sabar ya kalau memang kamu sedang ada masalah. Namanya juga hidup Lia,kadang tak sesuai dengan apa yg kita harapkan. Yaaa tapi,,bukankah semua ini sudah digariskan pada garis takdir kita kan?"
Lagi2 Lia mengangguk,,matanya terasa panas. Perkataan Kinara tadi seolah2 Kinara tau apa yg dia rasakan sekarang.

Dan Kini...
Air mata Lia sudah mengalir bebas dipipinya. Kinara yg mengetahui itu langsung memeluk Lia untuk menenangkan tanpa bertanya apapun lagi.
    "gapapa nangis aja kalau itu bisa buat kamu lega"
Lia mengeratkan pelukannya,sampai2 air matanya jatuh membasahi baju Kinara.
Yg dia butuh sekarang memanglah pundak untuk sekedar menangis agar dadanya tak terlalu sesak.

Setelah cukup lama Lia melepas pelukannya.
    "sudah mendingan?" tanya Kinara
Lia menyeka airmata nya lalu tersenyum.
    "sudah mbak,makasih ya mbak"
    "sama-sama"
Lia menatap kearah dalam.
    "tante Rita kemana mbak?"
    "oh,mama tadi katanya mau pergi sebentar kepasar beli sayur. Tadi berangkatnya bareng mbak,trus kita pisah dijalan. Mbak malah juga baru tau kalau mama belum pulang"
Lia manggut2.
   "mbak Kinara?" kata Lia lagi
   "iya?"
   "boleh aku numpang nginep disini beberapa hari? aku tidak tau mau kemana, aku tidak punya saudara diJakarta"

Kinara tersenyum,sekarang dia paham kenapa Lia menangis. Rupanya Lia sedang ada masalah rumah tangga.
    "kamu sedang ada masalah dengan suamimu?"
Lia mengangguk,lalu tertunduk.
    "Yaudah kamu boleh kok tinggal disini sesukamu. Tapi maaf memang kondisi rumahnya hanya seadanya seperti ini. Gapapa kan?"
    "benarkah? gapapa kok mbak.Makasih ya mbak Nara"
    "iya Lia... Kalau kamu mau nenangin diri dulu beberapa hari gapapa. Tapi saran mbak,jangan terlalu lama kabur dari masalah ya,,nggak baik. Apalagi ini masalah keluarga,harus segera dibicarakan"
    "baik mbak... Makasih nasehatnya"

Istri Sementara ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang