part 20

42 2 0
                                    

Setelah kejadian semalam, arja hanya meruntuki dirinya sendiri.karna arja sudah mematahkan hati wanita yang ia cintai untuk kedua kalinya. Arja akui,luka pertama yang ia torehkan pada hati dira memanglah salah arja.tapi saat ini? Siapa yang akan arja salahkan? Papa nya? Tanteu ratih?keysya?atau dirinya sendiri. Ah.demi tuhan dirinya tidak sepenuhnya bersalah saat ini.

Tatapan mata arja kosong sedangkan asap rokok masih mengepul di tangan nya. Tidak bisa di bayangkan kondisi arja sekarang. Ia nampak seperti orang stres yang terlepas dari rumah sakit jiwa. Kemeja yang ia kenakan begitu amburadul,rambut nya terlihat acak acakan karna ia selalu mengacak rambutnya sendiri ketika ia frustasi, dan juga dari raut wajahnya yang seakan akan ia kehilangan arah untuk melanjutkan hidup ini tanpa dia. Dira meryana

Sungguh arja sangat membenci ikatan paksa ini dengan keysya hanya karna memenuhi keinginan papa nya semata. Sebenarnya jika boleh menawar pada tuhan, ia ingin sekali kembali kemasa lalu dimana ia belum menghindari tanggung jawab nya yang ia fikirkan pada dira.

"ini semua gara gara lo keysaya"arja hanya bergumam sendiri. Tentu saja dengan suara pelan. Sungguh, saat ini ia ingin mengamuk sejadi jadinya. Tapi ia sangat takut dengan papah nya. Bramantyo adalah orang yang keras terhadap anknya

*
"udah mel, lo jangan nangis"yara berusaha menenangkan melga

"gu gue ng ngerasa ga bergu hiks na jadi sa hiks ha hiks bat. Hiks hiks. Gue pengen ngeban hiks  tu dira tapu ke hiks adaan sangat ga memungkinkan"sementara melga yang telah berusaha di tenangkan  tak henti hentinya menangis. Bahkan untuk berbicara seperti normal pun ia kesulitan karna sesegukan gegara nangis

"kita berdoa aja supaya dira ga stres lagi kaya waktu itu. Gue takut banget sama perkataan tanteu mirna kalo dira mengalami hal yang sama kaya waktu itu dira bakal gila"niki juga tampak ingin menangis tapi ia tahan karna ia ingin mengingatkan supaya terus berdoa kepada teman teman nya

"guys!"kini melga segera menyusut air matanya dan menenangkan dirinya dengan mengatur nafas agar stabil
"ini semua pasti ulah keysya. Keysya yang rencanain dan ngatur semua ini. Ga salah lagi. Gue harus kasih dia pelajaran!"lanjutnya. Sorot matanya kini kian seperti dilanda emosi

"lo mau ngelakuin apa mel? Gue ikut andil"kini clara yang angkat bicara

"sebagai sahabat, gue juga bakal lampiasin semua emosi gue ke keysya. Enak aja dia berani jahat tanpa dapet balasan yang setimpal"yara juga memukul tangan nya seperti gaya meninju

"heh. Kalian apa apaan coba. Ga seharusnya kita bales dendam. Kita berdoa aja sama tuhan supaya ngasih keysya balasan yang setimpal.kalo kita yang ngebales dia, ntar kita juga yang dapet masalah. "tegas niki

*
Dira menatap bubur di depan nya. Dengan rambut yang di ikat sembarang ia sangat terlihat kacau pagi ini

"di makan dulu bubur nya dir,ntar lo sakit"desak gamma. Dira hanya menggeleng
"oke. Lo boleh ngelamun tapi lo jangan sampe lupa makan"lanjutnya.kini ia menyodorkan sesendok bubur ke mulut dira. Namun dira tak bergeming. Mulutnya semakin di rapatkan
"ya ampun dir, lo harus mak-"

Prang

Dengan kesal dira membanting semangkuk bubur yang di pegang gamma,ia teriak dengan kerasnya dan sesekali mengerang. Wajahnya kian memerah dengan airmata yang mengalir dari matanya yang seketika menjadi mata panda karna terlalu sering menangis. Ia mengepal kedua tangan nya. Teriakan nya semakin kencang dan menjadi.ia membanting semua yang ada di meja makan di depan nya.

Gamma yang melihatnya sangat kaget,dan melongo karna rumah nya yang tadinya rapi menjadi berantakan kaya kapal pecah. Gamma berusaha menahan dira dengan mendekapnya

"dira stop! Lo bisa ancurin rumah gue kalo gini caranya"ucapnya di sela sela amukan dira. Tapi dira tak mendengarnya. Malah dira semakin mengamuk tapi masih bisa gamma dekap karna tenaga dira tidak terlalu besar. Karna dekapan gamma terlalu kuat, lama lama dira semakin melemas, ia hampir terjatuh namun bisa di tahan oleh gamma.sekarang hanya terdengar isak tangis pelan dari mulut dira

Gamma langsung membopong nya ke ruang tv. Masalah ruang makan nya yang berantakan masih ada zidan yang masih bisa di andalkan. Gamma merebahkan tubuh dira namun dira menolak, saat ini dira dalam posisi terduduk di sofa

Gamma beralih duduk di bawah sofa tepat di hadapan dira.
"dengerin gue?! "Tegasnya sambil melihat lekat bola mata dira yang kini juga menatapnya
"sampe kapan lo nangisin cowo brengsek itu? Lo ga cape apa?lo harus Ikhlasin dia yang bukan takdir lo."dira tak kuasa menahan airmatanya yang kembali mengalir dengan lancang nya
"BERHENTI!!!GUE BILANG BERHENTI!!"kini gamma semakin terbawa emosi

"jangan marahin guueee. Hiks.. Hiks... Hiks... " tak di sangka dira langsung memeluk gamma. Gamma tak habis fikir dengan ucapan dira tadi. Dalam kondisi seperti ini dira masih berkata manja? Hatinya merasa tak karuan saat dira mendekap nya seperti ini. Ia tak kuasa menahan hatinya yang campur aduk ini

"gue ga bakal marahin lo asal lo berhenti nangis"dira masih terisak sambil memeluk gamma
"yaudah gue bakal marahin lo lagi kalo lo ga denger apa kata gue"acam gamma yang membuat dira seketika menghentikan tangisan nya. Dan melepaskan pelukan nya itu

Kini gamma dapat melihat jelas kondisi wajah dira yang memerah karna terus terusan menangis. Kini gamma kembali menatap lekat wajah dira dan tersenym

"sekarang lo madi yah! Bau! Kecium banget pas tadi lo peluk gue"tak di sangka gamma mendapat timpukan remot dari dira yang kemudian melenggang pergi ke kamar mandi

Gamma mengambil ponsel di saku celana nya, mencari sebuah nama di kotak nya lalu menghubungi nya

"hallo dan. Lo bisa ke rumah gue sekarang? "

"minta bantuan pasti"

"suka bener aja lu. Hehehe"

"mau ngapain sih"

"udah lo ke sini aja dulu"

"hmm pake z. Biar hmmzz"

"ntar gua kasih lo cewe"

"widih. Mantep tuh. Oke deh kalo gitu. Gua hotewewh ke istanahh luhhh banghhh"

"ga usah pake desahan bego"

Tut

"si anjir di matiin"

sweet 17 (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang