Delapan Belas

424 20 0
                                    

Najwa dan Farhan sampai ke Lombok dengan selamat. Kini mereka berada di vila milik keluarga Farhan. Vila itu berhadapan langsung dengan pantai. Begitu pintu balkon ruang tengah dan kamar utama dibuka, pantai nan indah tak berhujung itu langsung terpampang dengan nyata di depan mata.

Najwa memeluk Farhan begitu ia berdiri di ruang tengah yang menghadap ke pantai. Ia selalu menyukai segala tempat yang berbau pantai. "Terima kasih sudah mengajak Na ke tempat yang sangat indah ini, Sayang," ucap Najwa yang amat bahagia.

Farhan tersenyum sambil mengusap lembut kepala Najwa yang berlapis jilbab. Lalu Najwa melepaskan pelukan itu dan membuka pintu balkon yang berbahan kaca. Tanpa menunggu lagi, ia langsung berjalan menjauhi balkon tersebut dengan kaki telanjang. Ia merasakan pasir putih yang lembut bermain indah di telapak kakinya. Ini sangat membahagiakan.

Najwa tidak kenal lelah jika sudah melihat pantai. Padahal, mereka baru saja sampai di tempat itu belum mendekati angka 10 menit. Tapi kini, Najwa berjalan dengan senyuman yang merekah di atas pasir pantai putih dan berjalan ke arah bibir pantai. Farhan yang melihat itu tersenyum bahagia. Ia pun mengekori Najwa ke bibir pantai. Najwa mulai bermain air laut yang dibawa ombak menyapu bibir pantai dan mengenai kakinya.

Farhan berlari mendekat ke arah Najwa dan memeluk tubuh istrinya itu dari belakang. Diciuminya puncak kepala Najwa berkali-kali dengan ucapan cinta yang terucap. Kini, honeymoon mereka sudah sah dijalankan. Mereka berdua bagaikan remaja yang sedang jatuh cinta. Najwa memang masih muda. Tapi Farhan, umurnya sudah tidak muda lagi. Namun Farhan mengikuti fase tumbuhnya cinta mereka ala Najwa Salsabila Az-Zahra.

Farhan menggendong tubuh Najwa dan berputar. Ombak-ombak terus menerjang tubuhnya ikut berbahagia. Najwa sudah lama tidak sebahagia ini. Ia sangat bersyukur bisa memiliki suami yang selalu ada di sampingnya dan memikirkan kebahagiaannya.

"Cukup, Mas! Na pusing," ujar Najwa dalam sela tawanya saat Farhan masih terus memutar tubuh mereka.

Farhan menghentikan gerakannya. Ia pun tak lupa menurunkan Najwa memijak kembali pasir yang tergenang air laut. Mereka saling berpandangan dan tersenyum. Senyuman mereka sangat menandakan bahwa hari mereka sudah berubah. Tidak ada lagi kekhawatiran yang overdosis. Tidak ada lagi kesedihan. Tidak ada lagi tangis yang memekakkan telinga dari Najwa. Tidak ada lagi rintihan kesakitan yang dikeluarkan Farhan. Yang ada kini hanya senyum dan tawa bahagia yang selalu didengar Farhan dari mulut Najwa.

"Najwa bahagia?" tanya Farhan yang menatap lekat ke arah mata Najwa. Istrinya itu menganggu sambil masih terus tersenyum. Jika senyuman itu karena dipaksa, pipi itu jelas akan keram. Tapi, ia tak merasakannya. Karena dirinya memang betul-betul sangat bahagia sampai ia lupa bagaimana rasanya keram menghampiri pipi itu.

Farhan memeluk istrinya itu dengan amat erat. Ia selalu terpesona dengan wajah dan senyuman milik Najwa. Pelukan mereka semakin erat seiring berjalannya menit yang berlalu. Farhan langsung mengambil tindakan. Niatnya ke pulau Lombok adalah untuk bulan madu. Jadi ia tak menunggu waktu lama. Digendongnya tubuh Najwa dan berjalan ke arah vila. Najwa hanya terdiam sambil tersenyum. Ia sangat tahu apa tujuan mereka ke sana.

Begitu sampai ke vila, segala kegiatan dimulai. Vila itu ribut dengan gerakan mereka dan suara lenguhan mereka. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Sampai malam menyambut pun, mereka masih betah bertempur.

N

ajwa keluar dari kamar dan melihat suaminya sedang masak. Ia langsung mendekat dan memeluk erat tubuh Farhan dari belakang. "Kenapa tidak tunggu Najwa aja, sih, Mas?" tanya Najwa yang melirik apa yang sedang dimasak oleh Farhan.

Aku Bisa Bahagia (Series Bisakah Aku Bahagia?) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang