+3

3.7K 443 27
                                    

Hari ini Darra lagi santai aja, gak kemana-mana juga karena lagi sakit katanya. Lucas tetep berangkat kerja soalnya Darra yang suruh padahal tadinya dia mau di rumah aja nemenin ibu negara.

"Hey, mau titip apa nanti aku beliin?"

Darra membuka pesan di ponselnya yang berasal dari suaminya, sekarang udah berani sebut suami lah ya.

Darra tidak membalas pesan suaminya melainkan langsung menelpon Lucas, baru dering pertama Lucas di sebrang sana sudah menjawab panggilannya.

"Hey, bentar lagi aku selesai. Kamu mau apa? Di rumah masak gak?" Tanya Lucas setelah panggilan berhasil terhubung.

"Umm aku mau makan richeese level 5 deh, masih ada gak ya?"

"Loh, gapapa emang makan yang pedes? Kan lagi sakit cantik," kata Lucas menanggapi pertanyaan istrinya.

"Pengen banget tapi, boleh ya?"

"Oke, tapi dikit aja yaa cuma pengen aja kan? Nanti aku beliin yang level 1, sama es krim mau?" bujuk Lucas.

"MAUUU!!!" Jawab Darra semangat yang disambut kekehan di sebrang sana.

Lucas gak kuat, lucu banget sih istrinya.

"Sayang, aku boleh nitip satu barang lagi gak?" Tanya Darra.

"Boleh, apa?"

"Emm,"

"Kenapa? Bilang aja sayang, aku beliin pasti asal bukan narkoba." Darra tertawa mendengarnya.

"Bukan kok, aku nitip... testpack."

Hening beberapa detik.

"Beneran?"

"Aku gatauuu kan belum dites, makanya aku minta beliin itu sama kamu."

"IYA NANTI AKU BELIIN YANG PALING BAGUS POKOKNYA PALING AKURAT!" Darra tertawa mendengar betapa bersemangat Lucas di sebrang sana, tapi sesaat kemudian ia juga takut kalo ia hanya sakit biasa dan mematahkan harapan Lucas.

"Yaudah itu aja kan? Aku udah mau pulang, aku tutup ya cantik."

"Iyaaa, hati-hati yaaa!" Lalu panggilan berakhir begitu saja menciptakan dua suasana hati yang berbeda.

Darra yang cemas, dan Lucas yang sangat bersemangat pulang hingga teman-temannya di kantor bertanya ada apa.

Lucas tidak memberi tau karena belum pasti, tapi hanya ia hanya menjawab, "kangen istri". Teman-temannya memaklumi karena biasa, pengantin baru memang sedang hangat-hangatnya.

Menit demi menit berlalu, menemani Darra yang sedang menonton TV menunggu suaminya pulang. Hingga terdengar suara gerbang terbuka dan mobil memasuki garasi rumahnya.

Darra segera menuju pintu dan membukanya, melihat sosok yang ia rindukan ini muncul dengan cengiran khasnya dan tentengan yang berisi titipannya.

"Halo, selamat sore!" Darra nyengir dan memeluk Lucas, tidak ada rasa canggung lagi setelah sebulan tinggal bersama.

"Bersih-bersih dulu sana, aku mau siapin makanannya biar nanti kamu selesai mandi udah tinggal makan."

Lucas mengiyakan lalu menuju kamarnya di lantai atas, Darra melihat punggung lelaki itu dengan penuh rasa bersyukur.

Setelah Lucas selesai mandi, ia melihat Darra menyusun makanan di meja makan. Perasaannya menghangat.

Lihat bagaimana mereka merasa beruntung saling memiliki satu sama lain!

"Mau aku potongin ayamnya sayang? Biar kamu bisa makan pakai sendok dan gak repot cuci tangan?" Tanya Lucas yang dijawab dengan gelengan pelan oleh Darra.

"Gapapa, makan pakai tangan aja lebih enak. Kamu mau minum apa?" Tanya Darra seraya bangkit untuk mengambil gelas tetapi Lucas sudah menahannya.

"Gapapa biar aku aja, air putih yaa." Katanya lalu menuangkan air putih di gelasnya dan gelas Darra.

Setelah mereka selesai makan, Darra mencuci piring itupun melalui perdebatan kecil karena Lucas juga ingin melakukannya dan Darra menyuruhnya menyiapkan ruang tv untuk mereka menonton film.

"Tes sekarang aja kali ya?" Darra bertanya kepada dirinya sendiri selesai mencuci piring, lalu masuk ke kamar mandi dengan testpack yang sudah ia siapkan bahkan sebelum makan tadi.

Setelah selesai melakukannya, Darra tidak ingin melihatnya karena takut. Maka ia menghampiri Lucas dan berdiri di sebelah pria yang sedang menyusun bantal untuk istrinya istirahat itu.

"Sini sayang senderan nih, atau kurang tinggi?"

Darra diam dan mengarahkan kedua tangannya yang menutupi sesuatu, "liat, aku gak berani".

Lucas mengambilnya dan Darra menutup mata, terlalu takut melihat kenyataan.

Hening beberapa saat, air mata Darra bahkan hampir saja turun sebelum Lucas memeluknya erat dan menciumi pucuk kepalanya bertubi-tubi.

"Thank you, thank you, thank you. I love you, I love you with all of my heart, I love you with all of my piece of body." Ujar Lucas.

"I love you too, so much. With all of my world."

Darra membalas pelukannya tidak kalah erat, entah sudah berapa kali ia mensyukuri kehidupannya saat ini.

Jika ditanya apakah ia bahagia dengan keputusan orang tuanya? Iya, sangat. Apakah ia bahagia memiliki suami seperti Lucas? Sangat, bahkan ia tidak tau bagaimana nasibnya jika iya tidak menikahi pria sebaik Lucas.

Jawaban yang sama jika pertanyaan itu ditanyakan kepada Lucas, hampir seumur hidupnya dan setiap harinya ia dedikasikan untuk istrinya dan itu tidak sia-sia.

They are madly in love, forever.





— Husband Fin —





Halo aku seneng banget akhirnya cerita ini selesai, dan aku juga mau ngucapin banyak-banyak terimakasih buat kalian yang udah nyempetin untuk baca cerita ini serta vote dan komen kalian yang bikin aku seneng dan berarti banget buat aku🥺

Oh iya, aku post cerita baru.
Mampir yaaa🤗

Mampir yaaa🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Husband - Lucas ft Doyeon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang