Husband - Lucas ft Doyeon ✔️

13

"Menurut lo, kita mending tinggal di apart atau di rumah aja? Soalnya kalo mau di apart, gue udah punya jadi kita gak perlu pengluaran lagi." Tanya Darra memecahkan kesunyian karna lagi sibuk beres-beres.

"Rumah, apart tuh gak bagus kalo kita udah punya anak soalnya gak ada cahaya matahari dan lingkungannya lebih individualis takutnya nanti anak kita gak ada temen dan tergantung sama gadget." Darra gak nyangka pikiran Lucas sedewasa itu, padahal mereka masih tergolong muda.

"Iya sih bener, mending di lingkungan perumahan lebih mudah juga aksesnya gak usah naik turun lift." Sambung Darra, Lucas mengangguk setuju.

"Kok lo mau sih nikah muda? Apalagi sama gue?" Tanya Darra penasaran.

"Ya gimana lagi, kesempatan."

"Kesempatan apaan?"

"Kesempatan hidup selamanya sama orang yang saya suka."

"DIH, DANGDUT LO!"

"Saya serius tau," Lucas ngomong gitu tapi sambil cengengesan.

"Btw lo kenapa gak kuliah?"

"Saya kuliah online, gak sempet kalo harus bolak-balik dateng ke kampus."

Darra mengangguk paham, iya sih, Lucas kan sibuk ngurus perusahaannya. Mana sempat, keburu telat.

"Darra, saya mau minta satu hal boleh?"

"Apa?"

"Kita ngobrol pake aku-kamu?"

"Oh itu, yaudah boleh. Tapi kalo gue eh aku keceplosan maaf ya."

"Iya," visualisasi wajah Lucas > 😊.

Pokoknya satu hari itu Lucas sama Darra habisin buat ngobrol dan mengenal lebih dalam lagi. Istilah kerennya deep talk gitu.

Kamar selesai diberesin, dan bonusnya mereka jadi lebih deket dan gak canggung lagi. Faktor dari kecil udah temenan juga kali ya, pas ketemu gede masih satu topik.

Beres rapihin kamar, Darra dan Lucas keluar. Mas Miko sama Mba Mina udah gak ada lagi di ruang tamu, udah pulang kayaknya.

"Lucas kamu laper? Darra masak gih," perintah mama ketika Darra baru aja mendaratkan bokongnya di sofa. Pengen misuh, baru juga duduk.

"Kamu mau makan apa?" Darra mengalihkan pandangan ke arah Lucas, bertanya pelan dengan mata sayu yang Lucas tau pasti gadis itu capek abis rapih-rapih.

"Aku aja yang masak, mau?" Tawar Lucas dengan senyuman lebar, Darra mengangguk menyetujui ide tersebut dengan sangat senang.

"Kamu mau makan apa?"

"Apa aja terserah, aku omnivora." Lucas terkekeh, Darra jauh banget dari bayangannya.

Biasanya public figure/model kaya dia pasti jaga pola makan dan diet ketat, tapi Darra gak sama sekali yang bikin Lucas heran badannya tetep bagus banget.

"Oke." Lucas jalan ke dapur, Darra ngintil untuk duduk di bar mau liat Lucas masak katanya.

"Yang enak ya chef," Darra cengar-cengir yang dibalas kekehan pelan oleh Lucas.

"Pasti enak, Bu Boss." Lucas mengacungkan jempol dan mulai berkutat dengan bahan-bahan masakan yang ada di depannya.

Hampir se-jam Lucas sibuk memasak, dan hampir se-jam juga Darra gak mengalihkan pandangan sama sekali dari gerak-gerik Lucas. Darra baru menyadari fakta bahwa cowo saat memasak 10 kali lipat lebih ganteng daripada biasanya.

Aroma yang mengunggah selera mulai tercium, masakan Lucas udah mateng dan tinggal disajikan aja. Darra tepuk tangan kegirangan, Lucas gemes banget liatnya.

Lucas mengambil piring, menyajikan hasil masakannya dan menaruhnya tepat depan di depan gadis berambut panjang tersebut.

"Silahkan dicoba, semoga suka." Lucas membungkukan badan dengan senyuman di wajahnya.

Darra mengambil garpu dan pisau yang telah disediakan, mulai memotong daging yang daritadi udah meminta untuk dicobain.

Darra menyuap potongannya, gak bohong Lucas deg-degan banget mau tau responnya. Diliat dari muka sih, Darra datar aja. Lucas udah pasrah, kayaknya bakal gak enak soalnya dia udah lama gak masak.

"Enak!!!" Ucap Darra bersemangat, dia langsung mengambil potongan berikutnya dan menyuruh Lucas mendekat.

"Cobain juga!" Katanya, Lucas nurut aja buka mulut dan mencobanya. Darra sumringah, "Enak kan?"

Lucas mengangguk, heran kenapa Darra yang seneng banget padahal kan Lucas yang masak. Gapapa, Lucas seneng banget usahanya dihargain kayak gini.

"Lagi-lagi aku hanya menjadi saksi keuwuan orang lain," celetuk Dinda yang lewat mau ngambil minum.

Lucas dan Darra langsung ngakak bareng.