SH.1

62 9 0
                                    

"Kenapa baru datang sekarang? setelah gue udah buka hati gue untuk orang lain"

-Nellisa Andini Khleo-

🍃🍃🍃

"Oh, itu mobil punya Aden Naldi" Lisa kaget, dan langsung menghampiri Insana dengan Nia yang masih di dalam mobil

"Kalian pulang aja ya, Naldi ada di sini. Maaf ya" ucap Lisa buru-buru dengan wajah sedihnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang

"Nih buat kalian" Lisa menyodorkan beberapa lembar uang itu ke arah Insana

"E-eh, gak usah, lo masuk aja, gak usah khawatirin kita. Lo urus masalah lo aja. Tentang Fadhil besok aja gue kasih tau" ucap Insana sambil mengelus-elus lengan lisa. Lisa pun mengangguk

"Iya Lis, lo masuk aja, kalau lo udah masuk lo tendang aja titit nya biar gak gangguin lo lagi" ucap Nia asal dan mendapat toyoran dari Insana, sedangkan Lisa hanya terkekeh

"Aaahh, sakit ogeb" pekik nia sambil mengelus-elus kepalanya

"Lo tuh yang ogeb, ngajarin anak orang yang enggak-enggak"

"Ck"

"Yaudah kalian berdua hati-hati ya, gue masuk dulu, and thanks untuk semuanya" ucap Lisa sambil tersenyum tulus

"Ah, elo mah kayak sama siapa aja. Santai aja, yaudah kita pulang yah, lo juga hati-hati" ucap Insana

"Ingat Lis, tendang aja tuh tititnya, kalau perlu sunat ulang. Hahaha" pekik Nia

"Ngeres lo, ayo pulang. Lis kita pulang. Bye!" tanpa menunggu jawaban dari Lisa, Insana langsung menyeret Nia keluar dari halaman rumah Lisa. Lisa yang melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu hanya menggeleng.

Lisa kembali melihat ke arah mobil sport hitam itu, Lisa menghela nafas sebelum memasuki rumahnya

"Lo harus kuat Lisaa" batin Lisa

Setelah memasuki rumahnya, Lisa berjalan menuju ruang keluarga, mencari seseorang yang sudah membuatnya frustasi di masa lalu, dan tepat sekali, cowok yang dicarinya sedang duduk manis di sofa sambil memainkan handphone nya. Lisa berjalan mendekati cowok itu, dadanya terasa sesak, Lisa kembali mengingat kejadian dua tahun yang lalu...

Flashback...

Hari ini adalah hari minggu. Lisa yang notabenya masih anak SMP kelas IX, Lisa sangat bosan di rumah. Biasanya hari minggu ia selalu pergi keluar bersama sang kekasih yaitu Genaldi Putra Anggara, tapi sekarang ia tidak bisa menghabiskan waktu berdua setiap hari minggu entah karena apa, padahal dulu setiap minggu ia dan naldi selalu keluar entah itu untuk jalan-jalan, belanja, atau menghabiskan waktu berdua di taman. Lisa sangat merindukan itu semua

"Apa gue datang aja ke rumah dia?" tanya Lisa pada dirinya sendiri

"Tapi kan naldi lagi sibuk"

"Ah, bodoamat gue kan pacarnya, siapa tau gue bisa bantu dia"

*****

Kini Lisa sudah sampai di depan gerban bercat hitam yang tak lain adalah rumah naldi. Setelah diizinkan satpam untuk masuk, Lisa langsung bergegas masuk ke dalam, mumpung saat ini kedua orang tua Naldi sedang keluar negeri untuk urusan pekerjaan, jadi dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama kekasihnya

Setelah masuk ke dalam rumah, Lisa langsung menuju kamar Naldi yang terletak di lantai 2, saat Lisa ingin mengetok pintu, Lisa mempunyai ide jahil, Lisa langsung memegang gagang pintu

"Pintunya tidak di kunci?"
tanpa berpikir panjang Lisa langsung membuka pintu

"Say-" ucapan Lisa terhenti saat melihat dua insan yang saling menautkan bibir mereka satu sama lain. Ciuman panas tersebut terhenti saat Naldi menoleh dan melihat Lisa yang sudah ada di depan pintunya

Mata Lisa terasa panas dan tanpa sadar butiran bening mulai jatuh membasahi pipinya

"A-aku bisa jelasin" ucap Naldi gugup sambil berjalan pelan menghampiri Lisa yang masih menangis dalam diam

Saat Naldi ingin menyentuh Lisa, Lisa memundurkan langkahnya

"Don't Touch Me!" Naldi tersentak mendengar bentakan Lisa, setahunya Lisa tak pernah membentaknya

"Sayang aku akan jelasin semuanya, ini cuman salah faham" ucap Naldi dengan hati-hati, takut jika salah bicara

Lisa melihat cewek yang sedang tertunduk di belakang Naldi, Lisa tersenyum miring, kini dia sudah tau, memiliki wajah polos belum tentu memiliki hati dan perilaku yang baik.

"Brena Anantika, wajah lo polos tapi hati lo busuk, lo munafik!" Lisa berjalan melewati naldi dan menghampiri Brena yang masih tertunduk

"Lo udah tau kalau Naldi itu pacar gue! tapi kenapa lo lakuin ini?! gue benci sama jalang kayak lo! gue benci punya teman jalang! gue benci sama lo jal-" makian dan cacian Lisa untuk Brena terhenti oleh bentakan Naldi

"Stop! Lisa, dia itu bukan jalang!" bentak Naldi

"Jadi kamu belain dia gitu? kamu tuh sebenarnya pilih aku atau dia?!"

Naldi menghela nafas, meredahkan emosinya yang hampir saja keluar. Naldi menatap Lisa dan Brena secara bergantian, setelah itu dia menghela nafas lagi

"Oke, gue jujur, gue suka sama Brena, tapi gue juga suka sama lo Lisa" ucap Naldi lembut

"ck, brengsek lo! kita putus!" ucap Lisa final, setelah itu dia berlari keluar kamar Naldi dan menghiraukan panggilan Naldi, air matanya jatuh semakin deras. Rasanya sakit bagai di hantam benda tajam.

-----------------------------------------------------------

Assalamualaikum

Gimana ceritanya?

Saya harap kalian suka sama cerita "Hello Fadhil"

okelah, jangan lupa beri bintang dan komen yaa...

-pai paiii

See you next part~

Say Hello⭐ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang