SH.2

28 4 0
                                    

"Lo ngapain di sini?," tanya Lisa ketus.

Cowok itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum manis ke arah Lisa.

"Aish, si brengsek kenapa pake senyum gitu sih?! kek b*b* tau gak!," batin Lisa.

Cowok itu bangun dari duduknya dan menghampiri Lisa dengan senyum yang masih terbentuk di bibirnya.

"Hai sayang, aku kangen sama kamu," saat Naldi ingin memeluk Lisa. Lisa memundurkan langkahnya.

"Mau apa lo?"

"Ya mau peluk lah," ucap Naldi polos.

"Emang lo siapa?"

"Ck, pacar sendiri udah lupa nih? gak kangen apa? udah dua tahun kita gak ketemu loh," goda Naldi.

Lisa tersenyum miris saat mendengar kata 'pacar'. Hah gak salah?.

"Ck, pacar? dua tahun yang lalu kita udah putus dan lo yang membuat itu semua. Sekarang.lo.keluar.dari.rumah.gue!," ucap Lisa penuh penekanan.

"Lis, aku tuh masih suka sama kamu," ucap Naldi dengan nada lembutnya.

"Suka belum tentu cinta kan?"

"Oke, aku memang belum cinta sama kamu, please jangan pergi," Naldi memohon sambil memegang tangan Lisa, dan dengan cepat Lisa menepis kasar tangan Naldi.

"Bukan gue yang pergi tapi lo!," ucapnya sambil menunjuk Naldi.

"Tap-"

"Lo keluar sendiri atau gue suruh satpam untuk nyeret lo keluar?"

"Oke, aku pergi. Aku cuman mau kasih tau, mulai besok gue sekolah di SMA Delta, kemungkinan kita satu kelas. Gue pergi," Lisa merasakan sesak di dadanya semakin menjadi. Ia langsung lari menaiki tangga ke lantai dua dan masuk ke kamarnya untuk menumpahkan semua rasa sakitnya. Untung saja orang tua nya sedang berada di singapura untuk beberapa hari kedepan.

Lisa menangis sejadi-jadinya. Mengingat dulu dia sangat tersakiti karena cewek jalang yang sangat ia benci, cewek jalang itu yang membuat hubungannya dengan Naldi jadi hancur. Jujur, Lisa masih mempunyai sedikit perasaan pada Naldi, tapi egonya sudah mengalahkan hatinya. Kini, saat ia sudah membuka hati untuk seorang cowok berhati es, masa lalu kembali menghantui. Wanita jalang itu masih saja mengganggu hidupnya.

Sudah dua setengah jam lisa menangis, matanya kini sembab, hidung memerah, lama-kelamaan mata sembab Lisa mulai tertutup karena lelah menangis, akhirnya Lisa tertidur dengan air mata yang masih menempel di pipinya.

*****

Kini Lisa sudah sampai di sekolah lebih awal, dia hanya tidak ingin murid-murid melihatnya dengan mata sembab. Lisa turun dari Taxi Online dan bergegas menuju kelasnya, rasanya dia sangat tidak bersemangat hari ini, apalagi ini adalah hari Naldi masuk ke SMA Delta. Lisa sebenarnya tidak ingin bersekolah, tapi karena demi melihat Fadhil yang hari ini ada jam agama antara kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2, yang berarti mereka akan sekelas untuk tiga jam kedepan.

Jam menunjukkan pukul 07.10 itu berarti 5 menit lagi proses belajar akan di mulai, dan yah jam pertama adalah mata pelajaran Agama.

"Woy! bengong aja lo," Lisa kaget saat Nia mengguncang bahunya.

"Ish, ngagetin aja lo!"

Kringgg....Kringgg....

Bunyi bell pertanda waktu proses belajar di mulai. Setiap pelajaran agama yang menjadi tuan rumah adalah XI MIPA 1, mau tidak mau mereka yang harus berjalan masuk ke kelas XI MIPA 1. Sebenarnya setiap agama mereka biasanya di mushola tapi saat ini mushola sedang di pakai kakak kelas XII untuk belajar Qasidah untuk acara perpisahan mereka nanti.

Say Hello⭐ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang