"Putra lo curang.."
Raina melangkah mendekati Putra. Dia tampak acuh, asik memakan rempeyek kacang ditoples. "Nyebelin!" Dia memukuli Putra dengan tas kecil yang dibawanya.
"Putra yang nyanyi, dia curang" adu Raina.
Menatap sahabatnya, tapi malah diam. Lalu, dia mendekati Rio.
"Yo.. Putra curang" rengekmya pada Rio. Rio memang seperti kakak.
Putra yang melihat itu, memutar bola matanya malas. "Mulai deh ngadu" cibirnya. Putra mendapat tepukan pelan di pundaknya, menoleh ada Arsen dan wajah datarnya. "Apa?" Tanya Putra tak paham maksud tepukan Arsen.
Arsen menggelengkan kepala.
Gadisa, Syakilla, dan Ahmad tertawa melihat aksi Raina yang mencari perlindungan. Sedangkan Putri? Mungkin Putri adalah gambaran cewek cuek. Jika Arsen adalah king ice, maka Putri adalah queennya.
Entahlah, mungkin selera humornya tinggi.
"Nggak ah, nggak mau gue. Rain yang telat, ya dia dong yang nyanyi"
"Yaelah cowok ngalah lah" seru Achmad."Ngalah lah bro" ucap Arsen, mendukung.
Arsen membeo tidak percaya. Dia menatap seluruh sahabatnya, seperti menyuruh dirinya mengalah. Menghela nafas, Putra bangkit dan menuju kursi Rio.
"Bang Yo.." Putra merengek, mengedip-ngedipkam matanya memohon.
Rio menatap Putra ngeri. "Jijik gue Put"
"Putra" ralat Rio cepat. Putri yang awalnya membuka mulut seketika kembali ke aktivitasnya semula -bermain sosmed.
"Tau ih, Putra apaan. Bikin illfeel" ucap Raina. Putra peduli apa? Dia tetap memertahankan posisi dan sikapnya, membujuk Rio.
"Ya Bang Yo.."
Arsen tertawa keras. Jarang jarang melihatnya tertawa sampai memgangi perut.
Salah seorang sahabat perempuan, yang melihat Arsen tertawa ikut tersenyum. Entahlah, bibirnya seolah tertarik sendiri.
"Udah udah" lerai Gadisa. "Kamu yang telat Rain, kamu yang nyanyi"
Raina cemberut mendengar ucapan Gadisa, "Bang Yoo..." kini dia mengguncang-guncang lengan Rio.
"Jangan kayak anak kecil deh Rain" keluh Putri, yang sedari tadi diam. Lama lama mendengar ocehan Rain telinga bisa panas.
Rain tidak peduli dengan ucapan Putri. "Bang yo.."
"Diem" ucap Rio dingin. Lalu menoleh, menatap Syakilla yang sedari tadi hanya memerhatikan dan tersenyum. "Kil, gimana nih?"
"Yaelah minta pendapat Syakilla doang nih.." goda Achmad.
"Terus sama siapa dong Mat?" Sahut Gadisa, mengangkat angkat alisnya. Mereka biasa memanggil Achmad, Mamat.
"Kil" ucap Rio lagi.
Syakilla menggelengkan kepalanya.
"Put?""Apa?" Jawab Putri tak paham.
"Ini yang nyanyi siapa terus?" Rio mulai bingung.
Raina mendapat ide. Mengambil duduk di tepiam kursi yang diduduki Rio. "Nggak pake nyanyi gimana?"
Seluruh sahabatnya, kecuali Rio, Syakilla dan Putra berteriak. "ENAK AJA!"
Rain melemas seketika.
"Kan ini yang telat Putra sama Raina.." mulai Gadisa
"Lah kan gue telat gara gara dia telfon gue" Raina tak terima, dia menunjuk Putra dengan telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
friend?
Teen FictionIni tentang mereka, yang tak sadar akan cintanya. Menutupi perasaan, meragukan karena adanya persahabayan