Steve masih terdiam ketika duduk di ruang tamu, tidak mempedulikan Asisten Rumah Tangga yang bekerja di rumahnya yang sedari tadi membauinya dengan Minyak Kayu Putih.
"Den, kamu kok Diem aja terus.... Bibi jadi takut sama Ibu kamu kalo kamu belum juga bicara. Cerita sama Bibi", kata Bi Ina. Pikiran Steve masih melayang di kejadian yang baru saja terjadi. I don't understand. I can see 'things' that makes no sense. What's wrong with me?, katanya dalam hati. Bibi Ina terus mengoleskan Minyak Kayu Putih ke dahinya dan terus membaui aromanya di hidungnya. Ketika Bibi Ina menuangkan minyak itu sekali lagi ke dahinya, tiba-tiba Steve melonjak dari kursinya, yang membuat Bibi Ina terkejut dan terjungkal kebelakang.
"AH!" seru Bi Ina menahan sakit di bagian punggung. Steve yang mulai mendapat kesadarannya langsung menolong Bi Ina untuk berdiri. "Bibi kenapa?", tanya Steve clueless. "Den Steve sih tadi. Bibi geser-geser tangan Den, Den gak respon. Terus Bibi membaui Minyak Kayu Putih, masih tidak bergerak. Ada apa sih Den? Masalah di Sekolah ya?"
"Oh, tidak ada Bi. Hanya Sakit Kepala saja.", bohongnya. "Oh, ya sudah. Sekarang Den Steve ganti baju aja dulu. Bibi sudah siapin makanan di dapur.", ujar Bi Ina lembut. Wanita Paru Baya ini sangat sopan kepada siapa saja yang menghuni rumah keluarga Goodkind. Sayang, sebelum Steve sempat berdiri, tiba-tiba dia melihat wajah Bi Ina berubah menjadi sosok Perempuan yang bersimbah darah. "OH MY GOD!" Steve terkejut dan mundur kebelakang. "Den... Den... kamu kenapa?" Bi Ina khawatir. Ketika Steve mengerjap sekali. Dilihatnya Bibi Ina kembali terlihat seperti Bi Ina lagi.
"Tadi aku baru sadar kalau Bibi itu sebenarnya Cantik. Jadi aku teriak karena baru sadar saja. Begitu Bibi.", ujarnya. Sekali lagi dia bohong. "Oalah, Den Steve bisa aja.", Bi Ina tersipu. "Bibi, aku mau ke kamar dulu. Permisi.", pamit Steve ke kamarnya. Di tangga rumahnya, di pikiran Steve hanya pertanyaan Bagaimana bisa dia boleh melihat di luar Kehidupan Normalnya sebagai Manusia.
****
Steve melepas Pakaian SMAnya dengan pelan, terus membayangkan kejadian tadi siang dan mimpi yang sama yang terus dialaminya. Ada apa dengan dirinya? Selama ini yang dia tahu, dia tidak pernah mempunyai keluarga yang termasuk 'Cenayang, Demonologist, Pemburu Hantu' atau apalah itu yang bisa menjelaskan kenapa dia bisa melihat apa yang bisa dilakukan 3 Profesi diatas. Yang dia hanya tahu dia dilahirkan Oleh Ibunya tanpa seorang Ayah Kandung. Sosok yang sangat penting dalam kehidupannya justru pergi meninggalkan Ibunya ketika Steve baru berumur 5 bulan didalam rahim Ibunya. Bukti peninggalan Ayahnya saja tidak ditemukan didalam rumah mereka, apalagi sebuah foto.
Ketika Ia selesai berganti pakaian, Ia duduk di tempat tidurnya dan merenung. Ia memang sosok Laki-laki yang dikatakan 'terlalu polite kepada semua orang' meski kenyataannya dia sangat manly. Dia mendesah berat, mencoba melepaskan segala kegundahan di hatinya. Ini baru hari pertama sekolah dan Steve sudah terlalu banyak berpikir. Apa ini, apa itu, mengapa begini, mengapa begitu, bagaimana ini itu, dan sebagainya. Ditambah lagi pelajaran yang akan menumpuk, membuat kepalanya terasa berputar-putar didalam kamarnya yang sebelumnya nyaman. Why did it's said 'was comfortable' before? Jangan lupakan kejadian tadi malam yang membuat satu rumah heboh. Oh, tadi sudah disebutkan bahwa di rumah hanya ada Bi Ina dan Ibu Steve dan juga dia. Ada lagi penghuni rumah keluarga Goodkind, diantaranya calon suami baru Nyonya Alicia, Ibu Steve. Soon to be his Step Father, of course. Namanya Gordon. Umurnya sedikit lebih tua 2 tahun dari Ibu Steve. Around 37, sepertinya. Dia orangnya asik, dan juga baik kepada Steve. Hanya saja Steve belum bisa menerima Gordon menjadi 'ayahnya' sedang ayah kandungnya sendiri belum diketahui keberadaannya.
Ada juga sepupu dari Steve, namanya Christian. Dia seumuran Steve tapi keduanya tidak terlalu dekat, meski mereka related. Dia tinggal dirumah tersebut karena kebetulan dia baru saja pindah ke Indonesia 1 tahun lalu. Dia tidak satu sekolah dengan Steve, karena dia masuk ke Sekolah Internasional di Pusat Kota. Yang terakhir ada Neneknya Steve, Nyonya Grace. Neneknya tinggal bersama Ibunya dan bersama membesarkan dan merawat dirinya.
Membayangkan mereka semua membuat Steve tersenyum tipis. Hingga dengan sembrononya dia tiba-tiba mengalami Microsleep. Ketika dia menutup mata, terlintas di alam bawah sadarnya mimpi tadi malam, tapi tempat kejadiannya berlangsung dirumah mewah yang tadi, berujung dimana sang korban dicekik oleh Satu roh jahat.
Dia langsung membuka matanya dan refleks langsung bangkit berdiri, dibarengi dengan gonggongan anjing peliharaannya yang bernama Goose, tatkala mobil Ibunya masuk ke dalam garasi Rumah. Steve cepat-cepat keluar kamar menuju ruang tamu.
****
Di ruang makan sudah ada seluruh penghuni rumah. Steve agak tak nafsu makan setelah mendengar bahwa Ibunya akan keluar kota mulai besok. Tugas dari Tempat Kerja, perjalanan selama 4 hari.
"Steve, Ibu akan keluar kota mulai hari Jumat besok. Ibu akan disana selama 4 hari. Kau jaga diri baik-baik ya sayang?", kata Nyonya Alicia agak tak rela. "Baik Ibu. Ibu hati-hati juga ditempat tugas.", balas Steve lembut.
"Oh ya. Karena Ibu sudah dengar dari Bi Ina bahwa sepeda kamu rusak, kamu mulai besok juga akan diantar Christian ya. Christian, Tante minta bantuannya!", kata Nyonya Alicia sambil menatap Christian yang tengah menyeruput teh. "Alright, Auntie. Keep my promise!", jawab Christian sambil tersenyum. "Oh iya Steve. Ibu hampir lupa. Ibu mempunyai hadiah buatmu sebagai tanda kalau kau sudah masuk SMA. Ibu sudah taruh di meja ruang tamu. Dibuka sebentar ya?", ujar Nyonya Alicia sambil tersenyum. "Benarkah? Terima kasih Bu!" sorak Steve girang.
Dan setelahnya, atau tepatnya besoknya, Nyonya Alicia berangkat ke keluar kota. Hadiah yang dimaksud Ibu Steve tersebut ialah : Kamera Polaroid langsung cetak, dan beberapa buku tulis. Steve menerimanya dengan senang hati.
****
(To Be Continued)

KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEYOND
HorrorI Never Told that I Have this Abbilities. When I dig deeper, I Found that I Never Escape. Only by Faith and Grace can Save Me. --- Steve tidak pernah tau kalau dia diberi Anugerah yang Istimewa. Dia bisa melihat Hal-hal yang "Lain" yang orang banyak...