BAB 4

12 2 0
                                    

"Lo kenapa si sampe digituin sama bocah? Pake kalah sehala lagi. Mali maluin kita berdua tau gak. " ucap Zack sambil mengibati leher Arkan yang berdarah karena goresan tajan cincin Laurent emas milik Laurent tadi.

"Tau nihh" samber Martin.

"Mending gue ngalah sama tu cewek. Gue gak mau nyakitin cewek" balas Arkan dengan bijak. Martin dan Zack saling melirik satu sama lain.

Mereka bertiga lagi berada di dalam UKS mengobati Arkan. Arkan terlihat sudah lebih baik dari yang tadi. Ia juga sudah minum teh manis yang di buat oleh Martin untuk menghilangkan rasa pahitnya di mulut Arkan.

"Tapi gue heran sama tu cewek" tiba tiba Arkan bicara.

"Heran gimana?? " sahut Zack.

"Iya heran aja. Kayaknya dia gak ada takut takutnya deh sama gue" balas Arkan.

"Iya ya, anehh" jawab Martin.

Tiba tiba pikiran konyol itu terlintas dipikiran Martin.

"Eh Ar, lo suka sama dia? " tanya Martin.

"HAH?? Gila lo ya? Enggak lah" tegas Arkan.

"Kalau sewaktu waktu lo suka sama dia gimana? " tanya Zack.

"Gak lah! GAK. BAKAL. MUNGKIN!! " jawaban Arkan yang penuh tekanan.

"Yakin? " tanya Martin untuk memastikan.

"100%, GUE YAKIN! , Lo nanya lagi, gue botakin lo berdua" gerutu Arkan.

"Oke. Kita yakin, lo bakal jilat ludah sendiri" kata Zack yang membuat Arkan skakmat.

Apa bener? Ah masa iya sih, gak mungkin banget, batin Arkan.

"Arnold kapan kesini? " Arkan mengalihkan pembicaraan.

"Katanya lagi diurus. Tunggu aja. Gue mah berharap lama proses pindahnya, males gue pasti nanti dia ngerecokin hidup gue, aelahh" curhat singkap dari Zack.

"Bodo ah, gue mau ke kelas dulu. Lo pada ikut gak? " ajak Martin.

"Enggak. Gue mau bolos ke Rooftop" kata Arkan.

"Aku ikut kamu ah, mau bolos ugha" kata Zack dengan wajah sok imut.

"Enggak enggak. Balik lo sana! Gue udah pinter. Gak papa bolos. Lo masih bego, jadi balik sana! " usir Arkan.

"Gue sumpahin lo kesandung batu, terus jatuh dari Rooftop, and then otak lo kebelah jadi 4 bagian. Kalau oerlu meninggal di tempat " ucap Zack yang tidak ingin khayalan nya terjadi beneran.

"Yaudah sih, tinggal kubur" kata Arkan.

"Jahatttt kamu masss" kata Zack dengan penuh sandiwara.

"Apaan si lo Zack. Gak nyambung deh, ayok buruan balik. Dari pada pak Adi keburu nyampe, lo mau kita di tompesin segede pulau sumatera kaya kemarin? " tanya Martin.

"Amit amit. Itu gue selalu kena timpukan sama nyokap gue, gara gafa potong potingin tanaman lidah buaya dia, buat tumbuhin rambut gue yang ditompesin dia" kesal Zack yang mengingat kejadian 1 bulan lalu.

"Yaudah, ayokk buruann" paksa Martin.

"Jijik gue liatnya, kaya sahabatan sama cewek" ledek Arkan yang berwajah jijik.

"Biarin" jawab Martin dan Zack secara bersamaan lalu pergi meninggalkan Arkan dan UKS. Arkan pun juga segera meninggalkan UKS dan menuju Rooftop.

Kini Laurent sedang gelisah menunggu Arkan. Ia ingin minta maaf ke Arkan. Tadi ia benar benar lupa dengan Arkan yang terduduk lemas di lantai toilet. Bisa ya abis gituin orang, pake LUPA - author.

"Rent? Mau kemana lo? " tanya Cecil.

"Gue mau nyari Arkwan" kata Laurent menuju meja Cecil dan duduk diatasnya.

"Haa?? " tanya Cecil kembali.

"Arkan maksud lo? " samber Alya.

"Yoi" kata Laurent.

"Mau ngapain lagi? Gak puas tadi? Udah deh Rent"

"Mau minta maaf" balasannya dengan nada merasa bersalah.

"Udah, dia lagi ngebolos" samber Martin.

"Dimana? " tanya Laurent yang belum menyadari Martin orang yang membantu nya mencari toilet tadi.

"Kepo amat lo"

"Eh? Sipitttt? Iyakan? Kamu sipit itu kan? Yang bantuin aku nyari toilet? "

"Iyaa, kenapa? Kalao tau li mau gituin Arkan, gak akan deh gue kasih tau"

"Emmmm.. Ini mangkanya Rent mau minta maaf"

"Nanti nantian aja minta maafnya"

"Yahh, kok gitu? " tanya Laurent dengan nada kecewa.

"Karena pak Adi udah ada di belakang lo" kata Martin gang melirik wajah pak Adi seraya memberi kode pak Adi sedang berada dibelakang Laureng dan sedang berdecak pinggang.

"Haa? " 1 kata yang membuat Laurebt sadar dengan kode yang di berikan Martin, langsung turun dari meja sambil cengengesan.

"Eh bapak, apa kabar pak? " katanya.

"Pinteerrrrrrr kamu yaaa" kata pak Adi.

"Maaf pak, hehe" tawa Laurent yang bukan sesungguhnya.

🐥🐥🐥

Hembusan angin kecang membuat suasanya hati Arkan tenang. Sampai ia tiba tiba teringat pada perempuan bernama Adeeva, Arkan sangat merindukan peremohan itu. Banyak kenangan yang terkumpul saat Arkan bersama dengan Adeeva.

"Kapan kamu balik Va? Aku kangen " ucap Akran, yang tak sadar air matanya keluar.

"Adeeva harusnya udah tenang. Kalau lo terus terusan belum bisa ikhlasin Adeeva, dia gak bakal tenang Ar. Gue juga pengen ketemu Adeeva lagi. Bukan lo aja. Udah la, semua udah terjadi, itu kehendak Allah. Dan lo gak bisa ngubah takdir" ucap remaja cantik yang mendekfai Arkan.

"Adiba? Kapan lo nyampe? " tanya Arkan yang membuang wajahnya agar tak terlihat abis menangis.

"Kalau lo nangis bukan berarti lo cengeng Ar. Santai aja kali" ucap Adiba.

"Lo belum makan kan? Tuh gue bawain nasi goreng" kata Adiba.

"Tau aja lo" kata Akan.

"Ini punya siapa? " tanya Adiba yang memegang benda berbentuk lingkaran itu.

🍒🍒🍒

Hayy...
Kira kira siapa ya Adeeva? Ada yang tau gak? Atau ada yang bisa nebak gak siapa itu Adeeva?

Kependekan ya? Sorry ya hehe:)✌

Jangan lupa Vote + comment ya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arkan Dan LaurentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang