BAB 3

9 1 0
                                    

15 menit sudah Cecil lewati dengan perasaan gelisah.

"Al, feeling gue ke Laurent gak enak nih" ucap Cecil kepada Alya.

"Dia kayaknya gak ngerti sama omongan lo deh Cil" balas Alya.

"Kenapa lo mikirnya gitu"

"Ya habisnya---" ucapannya yang belum sekesai harus berhenti karena banyak murid yang berlarian dengan gaduh.

"Al al al, buruan, kenapa si itu? " tanya Cecil yang terburu buru mengikuti banyak murid yang berlarian.

"Fergian? Ada apa sih? Kalian mau kemana? " tanya Alya yang heran kepada temannya.

"Katanya ada cewek yang nyusulin Arkan di toilet laki laki, gue juga gak tau jelasnya. Mangkanya gue mau liat. Gue kesana dulu ya" jawab Fergian, spontan membuat Alya dan Cecil saling melirik dan diam seribu bahasa.

"Laurent? " ucap keduanya.

"Al jangan jangan? " tebak Cecil yang satu pemikiran dengan Alya dan langsung tarik tangan Alya menuju toilet laki laki.

Laurent sedang berkeliling mencari toilet laki laki. Karena tak berhasil menemukan toilet didalam sekolah yang luas dan mewah ini, ia memutuskan untuk bertanya. Malu bertanya sesat dijalan, kata pepatah. Laurent bertanya kepada laki laki yang sedang bermain ponsel. Laurent mengambil ponsel lelaki tersebut.

'Eh apa apaan nih? " tanya lelaki yang bermata sipit, dan menyadari bahwa Laurent adalah teman sekelasnya.

"Sipit? Rent mau nanya. Toilet laki laki dimana? " tanya Laurent yang belum mengetahui Martin adalah teman sekelasnya.

"Ngapa lo nanya toilet laki laki? Mau ngapain lo? Lo transgender ya? " tanya Martin lelaki sipit tersebut yang lagi berusaha merebut ponselnya kembali dari tangan Laurent. Tetapi gagal. Laurent yang menyadiri, langsung menarik ponsel itu menghindari tangan Martin.

"Transgender? Enak aja. Kalau hp sipit mau balik, kasih tau dulu dimana toilet laki laki" tantang Laurent.

"Luruuuussssss, deket tempat sampah itu, belok kanan" terang Martin.

"Thank youuu sipiiittt" kaga Laurent, yang kemudian berjalan 2 langkah dari tempatnya tadi, lalu...

"Eh woi, hp gue balikin" teriak Martin.

"Oh iya lupa. " sahut laurent, kemudian melempar ponsel Martin. Jika Martin tidak sigap menangkap, mungkun sudah pecah ponsel tersebut di atas lantai.

"Wei sialan, HP gue ni. Untung aja gak jatoh" gerutu Martin.

"Kalau hp Rent, mana mau Rent lempar" sahut Laurent mengulurkan lidahnya. Dan pergi kearah yang sudah di tunjukkan.

****

Sampailah Laurent ditemoat tujuannya. Ia memastikan dengan membaca papan bertulis 'MAN' diatas pintu. Laurent memasuki pintu, dan tampak dua orang sedang membuang air kecil menatap Laurent dengan tatapan heran sekaligus kaget.

"MAMAAAAAAA" teriak Laurent.

"Kamu kenapa berdiri sih pipisnya? Gak boleh tau. Jungkok! E-eh salah jongkok!! " perintahnya.

"Lo pikir kita sama apa!? " kata lelaki yang memakai kacamata.

"Ihh ngeyel, Rent sumpahin terbang itunya nanti, gak balik balik lagi. " sumpah Laurent.

"ARKAANNN, Arkan dimana" teriak Laurent yang menggedor gedor pintu nomor 2.

Orang yang didalam pintu nomor 2 keluar. Tapi bukan Arkan. Ia melihat Laurent dengan takut. Laureny beralih ke pintu nomor 3.

Arkan Dan LaurentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang